Wilayah Kashmir Kembali Bergejolak, India dan Pakistan Diambang Perang Nuklir - Jalur Militer

Wilayah Kashmir Kembali Bergejolak, India dan Pakistan Diambang Perang Nuklir

India dan Pakistan kembali terlibat konflik yang menjurus ke perang terbuka di wilayah sengketa, Kashmir. India berusaha memperlebar wilayahnya di zona konflik Kashmir, yang memicu kemarahn Pakistan. (Foto: india.com)
KASHMIR -- Dua negara pemilik senjata nuklir, India dan Pakistan kini kembali memanas di wilayah sengketa lama, Kashmir. Ketegangan kedua negara terjadi setelah pasukan India menyerbu wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan dengan alasan memburu teroris. Sabtu lalu, terjadi baku tembak antara kedua kubu di perbatasan.

Sedangkan, India menuding Pakistan telah mendukung terorisme di Kashmir. Pemerintah Pakistan membantah tudingan itu. Kisruh India dan Pakistan terkait sengketa Kashmir kembali memanas dalam sebulan terakhir. Upaya menahan diri dari konflik bersenjata gagal setelah kedua belah pihak baku tembak dan saling tuduh sebagai pemicu kekerasan.

Konflik kali ini dianggap salah satu yang terparah dalam lima tahun terakhir, ini dan membawa emosi rakyat di kedua negara dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dunia perfileman pun terkena imbasnya.

Otoritas sinema Pakistan melarang penayangan film-film India di bioskop-bioskop negara itu menyusul ketegangan antara kedua negara di wilayah sengketa Kashmir. Keputusan Pakistan ini diambil setelah sebelumnya Asosiasi Produser Film India, IMPPA, melarang aktor dan teknisi Pakistan untuk bekerja di Bollywood.

Penduduk muslim Kashmir terlibat konflik dengan polisi dan militer India, yang dianggap telah menjajah tanah air mereka. (Foto: aim.org)
Kisruh perbatasan ini merambah dunia perfilman saat para pemilik bioskop mencabut poster-poster film India dan menggantinya dengan film Pakistan atau Hollywood. Pemilik bioskop di Punjab mengatakan tidak akan memutar film India sebagai bentuk solidaritas.

"Saya kira kita harus menunjukkan solidaritas terhadap tentara kita di perbatasan yang tengah memanas saat ini, dan kedua terhadap aktor-aktor kita," kata Khurram Gultasab, petinggi Super Cinema, seperti dilansir AFP, Minggu (1/9).

India memiliki salah satu industri perfilman terbesar di dunia. Banyak aktor dan artis Pakistan ikut ambil ambil bagian dalam film-film di India sebagai bentuk hubungan antar-masyarakat kedua negara. Namun pekan lalu, para artis Pakistan diberi waktu 48 jam untuk angkat kaki dari India setelah ketegangan di Kashmir muncul.

Sejarah Konflik Kashmir

India dan Pakistan sejatinya pada masa lampau adalah satu negara yang utuh. Walau mayoritas dihuni penganut Hindu, tetapi selama ratusan tahun, dinasti Islam menguasai anak benua India. Memasuki masa penjajahan, Inggris menjadikan isu agama dan sektarian untuk memecah kekuatan negara jajahannya itu. Salah satunya adalah dalam masalah perbedaan agama.

Peta wilayah Kashmir dengan penduduk mayoritas muslim, namun menjadi pertikaian tiga negara besar pemilik senjata nuklir. (Gambar: pakimag.com)
Inggris hengkang dari India pada tahun 1947, membuat negara itu terpecah menjadi dua, mayoritas hindu membentuk negara India dan Muslim mendirikan Pakistan dengan batas wilayah masing-masing.

Tapi ternyata masalah belum selesai, sejumlah wilayah yang memiliki mayoritas penganut Islam masih berada dalam penguasaan India, salah satunya adalah di Jammu dan Kashmir, yang terletak diperbatasan kedua negara. Wilayah Kashmir sebenarnya ingin bergabung kedalam wilayah Pakistan, tapi India tidak bersedia melepaskannya.

Dalam sejarahnya India dan Pakistan telah 69 tahun berkonflik di Kashmir, sejak kedua negara merdeka. Pada 18 September lalu salah satu serangan paling mematikan terjadi di Kashmir, membuka kembali konflik yang telah berusaha diredam.

Karena perebutan dan sengketa yang tak berujung tersebut, kini Kashmir menjadi daerah tak bertuan yang akhirnya diklaim oleh kedua negara. India memasukkan Kashmir menjadi bagian dari wilayah mereka, memicu penentangan dari Pakistan, hingga berujung pecahnya perang.

Tentara Pakistan di perbatasan India dan Kashmir. (Foto: India Today)
Konflik menjadi semakin berbahaya setelah China juga mengklaim sebagian wilayah Kashmir. Namun, wilayah terbesar tetap dikuasai India, yang mengendalikan Jammu dan Kashmir yang mencakup 45 persen dari bagian tenggara dan timur wilayah tersebut.

Pakistan mengendalikan tiga bagian bernama Azad Kashmir, Gilgit dan Baltistan, mencakup 35 persen wilayah Kashmir di bagian utara dan barat. Sementara China mengendalikan Aksai Chin, sebesar 20 persen wilayah di timurlaut Kashmir. Garis Kendali adalah wilayah perbatasan yang dikuasai India dan Pakistan sepanjang 700 km di Kashmir.

Konflik Abadi

India dan Pakistan telah tiga kali berperang, dua di antaranya terkait Kashmir di tahun 1947 dan 1965. Kedua negara memiliki senjata nuklir sejak 1998 dan hampir kembali berperang pada 1999.

Lembaga think-tank Amerika Serikat, Council on Foreign Relations, mengatakan gencatan senjata kedua negara pada 2003 sangat rapuh namun tetap dipertahankan kendati sering terjadi baku tembak di perbatasan.

Serangan kelompok militan ke pos tentara India di Uri, dekat Garis Kendali, pada 18 September lalu adalah pemicu ketegangan belakangan ini. Serangan yang menewaskan 19 tentara India itu adalah yang terparah dalam puluhan tahun terakhir.

Dan pada 29 September, dua tentara Pakistan terbunuh dalam bentrok dengan pasukan India di perbatasan kedua negara. India menuding Pakistan mendukung terorisme dan mengangkat isu ini di PBB. Pakistan membantah tudingan tersebut.

Penduduk Kashmir melakukan demonstrasi mendesak India untuk angkat kaki dari wilayah mereka. (Foto: Washington Times)
Kekerasan separatisme di Kashmir menewaskan lebih dari 47 ribu orang sejak tahun 1989, jumlah ini belum termasuk mereka yang hilang selama konflik. Kelompok HAM dan LSM mencatat jumlah korban tewas dua kali lipat dari angka resmi tersebut.

Akibat perang, wilayah Kashmir yang dijuluki "Surga di Bumi" mulai ditinggalkan wisatawan. Padahal Kashmir merupakan salah satu tujuan wisata utama warga India yang ingin mencari udara sejuk.

Dibalik semua itu, kekhawatiran masyarakat dunia akan terjadinya perang nuklir yang melibatkan India, Pakistan dan China, akan menciptakan kehancuran total di wilayah tersebut. Sejumlah peneliti dunia meyakini bahwa salah satu pemicu terjadinya Perang Dunia III di masa depan adalah, perseteruan yang diakibatkan tiga negara pemilik senjata nuklir tersebut. (*)

Sumber: jalurmiliter.com/cnnindonesia.com
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus