"ISIS saat ini menderita kebingungan di Mosul. Pasukan keamanan Irak menerima intelijen dari penduduk Mosul tentang lokasi militan ISIS, namun Amerika Serikat tidak bersedia menyerang mereka,"ALEPPO -- Kondisi kelompok teror ISIS dan para pemberontak yang semakin terdesak di Aleppo, Suriah, membuat Amerika Serikat (AS) sebagai sponsor utama selama ini menjadi semakin resah. Usaha AS dan koalisinya untuk mempertahankan keberadaan kelompok-kelompok teror dan pemberontak di Suriah terus dilakukan.
Terbaru, menurut pejabat militer Rusia, elemen-elemen ISIS di Aleppo menerima sistem rudal TOW dari AS, demikian Kepala Departemen Operasi Utama Rusia, Staf Umum Letnan Jenderal Sergei Rudskoi, pada Senin.
"Menurut informasi yang datang dari beberapa sumber, militan terus menerima jenis senjata modern, termasuk rudal TOW antitank buatan AS," kata jenderal Sergei Rudskoi kepada Russia Today (RT).
Kelompok ISIS menggunakan sistem rudal TOW yang mereka terima dari Amerika Serikat untuk melumpuhkan kekuatan militer Rusia dan Iran di Suriah. (Foto: Alalam News) |
Sekretaris Jenderal milisi Brigade Babel, Ryan al-Kildani, mengeluarkan pernyataan yang mengungkap rasa takjub dan heran soal tindakan pasukan koalisi internasional yang tidak menargetkan elemen-elemen dan konvoi ISIS saat melarikan diri dari Mosul menuju Suriah.
"ISIS saat ini menderita kebingungan di Mosul. Pasukan keamanan Irak menerima intelijen dari penduduk Mosul tentang lokasi militan ISIS, namun Amerika Serikat tidak bersedia menyerang mereka," jelas Kildani.
ISIS dan sejumlah kelompok pemberontak hingga kini terus berusaha melakukan perlawanan menghadapi serangan militer pemerintah Suriah, Rusia, dan Iran, meskipun kemungkinan mereka untuk menang sangat tipis sekali.
Helikopter tempur Rusia terus membombardir posisi ISIS di kota Aleppo, Suriah, dan mendesak kelompok teror dan pemberontak segera keluar dari wilayah tersebut. (Foto: dailymail.co.uk) |
Rusia dan Iran mendesak pemerintah Suriah untuk melakukan serangan penghabisan di wilayah Aleppo, untuk mengusir seluruh kelompok teror dari kota terbesar di Suriah itu. Rusia berpendapat bahwa penyelesaian konflik militer hanya bisa diakhiri melalui jalur militer. Pasalnya, Rusia dan pemerintah Suriah telah berulang kali memberikan kesempatan genjatan senjata maupun pemberian pengampunan untuk para pemberontak, namun selalu dikhianati ISIS dan kelompok pemberontak lainnya.
Guna menghentikan peperangan tersebut secepat mungkin, Rusia kini telah memperkuat armada perangnya dengan mengirimkan tambahan pesawat tempur, kapal perang, kapal induk, maupun personel pasukan elit ke zona konflik tersebut.
Sebuah karikatur yang menyindir bantuan dana yang diberikan Amerika Serikat untuk menyokong gerakan kelompok teroris ISIS. (Gambar: medium.com) |
Sumber: Islamtimes/Russia Today