Jalurmiliter -- Amerika Serikat (AS) dan Jepang terus ingin menunjukkan kepada China bahwa mereka tidak pernah mengakui klaim wilayah yang dilakukan China di kawasan Laut China Selatan (LCS), sekalipun negara komunis itu telah memperkuat militer mereka di perairan tersebut. Bahkan AS dan Jepang mengirimkan sejumlah armada kapal perang untuk memprovokasi dan menantang China di LCS.
Baru-baru ini, sebuah destroyer Angkatan Laut Amerika Serikat berlayar dekat kepulauan di Laut China Selatan yang diklaim China sehingga memicu kapal perang-kapal perang China untuk mengeluarkan peringatan kepada destroyer itu agar meninggalkan wilayah itu. Kementerian Pertahanan China menyebut langkah AS itu ilegal dan provokatif. Dua kapal perang China kemudian memperingatkan destroyer AS itu untuk segera hengkang.
Langkah AS ini adalah upaya terbaru Washington dalam melawan upaya Beijing membatasi kebebasan berlajar di perairan strategis itu, kata para pejabat AS seperti diberitakan Reuters.
Destroyer berpeluru kendali bernama USS Decatur itu berlayar di dalam perairan yang diklaim China dan dekat garis batas 12 mil laut dari kepulauan itu. Pentagon menyatakan Decatur melakukan patroli rutin tanpa didampangi kapal lain. Destroyer ini kemudian meninggalkan perairan yang diaku China itu. Dia dibuntuti tiga kapal perang China sampai ke perairan internasional.
Sedangkan Jepang juga mengirim satu kapal selam Jepang, Oyashio dan dua destroyer (kapal perusak), JS Ariake dan JS Setogiri ke kawasan Laut Cina Selatan, yang diklaim China.
Ketiga kapal tersebut berlabuh sekira 200 kilometer jauhnya dari kawasan sengketa yang diklaim sebagai teritori China. Dikabarkan, sebuah helikopter anti-kapal selam juga nampak terparkir di atas dek Destroyer JS Ariake.
China mengklaim hampir 90 persen wilayah perairan di kawasan Laut China Selatan secara tiba-tiba. Klaim China yang dianggap tak berdasar tersebut, ditentang sejumlah negara ASEAN seperti, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam, yang merasa wilayah kedaulatan mereka telah dirampas China.
Diyakini, klaim teritori sepihak yang dilakukan china di LCS, didorong keinginan untuk menguasai sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, dan kekayaan alam lainnya di kawasan tersebut.(*)
Sumber: Reuters
Baru-baru ini, sebuah destroyer Angkatan Laut Amerika Serikat berlayar dekat kepulauan di Laut China Selatan yang diklaim China sehingga memicu kapal perang-kapal perang China untuk mengeluarkan peringatan kepada destroyer itu agar meninggalkan wilayah itu. Kementerian Pertahanan China menyebut langkah AS itu ilegal dan provokatif. Dua kapal perang China kemudian memperingatkan destroyer AS itu untuk segera hengkang.
Langkah AS ini adalah upaya terbaru Washington dalam melawan upaya Beijing membatasi kebebasan berlajar di perairan strategis itu, kata para pejabat AS seperti diberitakan Reuters.
Kapal perang Amerika Serikat di saat berpatroli di kawasan Laut China Selatan. (image: abc.net.au) |
Sedangkan Jepang juga mengirim satu kapal selam Jepang, Oyashio dan dua destroyer (kapal perusak), JS Ariake dan JS Setogiri ke kawasan Laut Cina Selatan, yang diklaim China.
Ketiga kapal tersebut berlabuh sekira 200 kilometer jauhnya dari kawasan sengketa yang diklaim sebagai teritori China. Dikabarkan, sebuah helikopter anti-kapal selam juga nampak terparkir di atas dek Destroyer JS Ariake.
Konvoi armada kapal perang Jepang saat menuju ke kawasan Laut China Selatan. (image: Sputniknews) |
Diyakini, klaim teritori sepihak yang dilakukan china di LCS, didorong keinginan untuk menguasai sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, dan kekayaan alam lainnya di kawasan tersebut.(*)
Sumber: Reuters