"Tampaknya Presiden Suriah menyampaikan pesan ke Komando Utara Tentara Zionis melalui penargetan pesawat Israel. Kali ini rudal menghantam pesawat, namun siapa tahu apa yang akan terjadi di waktu mendatang?"QUNEITRA -- Kesabaran pemerintah Suriah sepertinya sampai pada batasnya menghadapi sikap 'sok jagoan' militer Israel yang terus saja menerobos wilayah udara Suriah dan bahkan seringkali juga menyerang basis-basis pertahanan pemerintahan Damaskus.
Kini, Suriah bersumpah akan menembak jatuh setiap pesawat tempur negara zionis jika berani menerobos wilayah Suriah. Hal ini dibuktikan militer Suriah saat unit artileri tentara Suriah di dekat Dataran Tinggi Golan telah diserang oleh pesawat tempur Israel. Tanpa basa-basi Suriah pun langsung menembak jatuh pesawat tempur Israel tersebut, sesuatu yang sebelumnya tak pernah dilakukan Suriah sejak terjadinya konflik lebih dari empat tahun lalu.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Suriah mengumumkan beberapa waktu yang lalu bahwa unit pertahanan udara di kabupaten itu dikerahkan di barat daya negara itu dan telah menembak jatuh dua pesawat Zionis Israel di provinsi Quneitra. Tidak ada detail lebih lanjut tentang jenis pesawat tempur dan korban serangan tersebut.
"Sebuah pesawat Israel, yang telah melanggar wilayah udara bagian Barat provinsi Quneitra, dilacak dan ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat Angkatan Darat Suriah pada jam-jam dini hari ini," kata pernyataan Staf Jenderal Suriah.
Peta lokasi ditembak jatuhnya pesawat tempur Israel oleh misil pasukan Suriah. (Gambar: Istimewa) |
Media resmi Suriah SANA mengutip militer Suriah yang mengatakan bahwa pesawat Israel yang telah masuk ke dalam wilayah Suriah telah terdeteksi dan berhasil dijatuhkan oleh sistem pertahanan udara negara itu saat mereka berusaha melancarkan posisi militer Suriah. Tentara Suriah meluncurkan dua rudal permukaan-ke-udara yang langsung melumat pesawat tempur Israel itu.
"Sementara itu, sebuah pesawat mata-mata tak berawak Israel juga ditembak jatuh oleh tentara Suriah di sisi Barat Sa'asa 'dekat Dataran Tinggi Golan," tambah pernyataan itu.
Setelah Tel-Aviv mendengar laporan tersebut, militer Israel membantah bahwa pesawatnya telah ditembak jatuh di Suriah, dan mengklaim bahwa dua rudal telah ditembakkan dalam serangan udara pada Quneitra namun gagal. Namun, harian Israel, melaporkan bahwa sebenarnya pemerintah Zionis mengakui hal tersebut, mengutip pernyataan seorang petinggi militer Israel.
"Tampaknya Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan pesan ke Komando Utara Tentara Zionis melalui penargetan pesawat Israel. Dengan cara ini, Assad melakukan putaran pertama pembicaraan di era baru antara Israel dan Suriah. Kali ini rudal menghantam pesawat, namun siapa tahu apa yang akan terjadi di waktu mendatang?" kata harian Israel, Maariv.
Sejak terjadinya konflik di Suriah, setiap Israel melakukan penyerangan, militer Suriah hampir tidak pernah membalas, karena memfokuskan seluruh kekuatan mereka menumpas kelompok teror ISIS dan para pemberontak lainnya.
Kelemahan Suriah ini benar-benar dimanfaatkan zionis dengan terus menerus menyerang sejumlah basis pertahanan militer Suriah, dan juga menyuplai bantuan kepada para pemberontak maupun kelompok teror lainnya.
Tapi kini, setelah ISIS mulai hancur dan para pemberontak mulai menyerah, Suriah sepertinya ingin memberikan pembalasan yang menyakitkan kepada Zionis. Bahkan, Presiden Suriah, Bashar Al Assad sudah menyatakan akan membalas setiap serangan yang dilakukan militer Israel, baik kini maupun di masa depan dengan cara yang lebih menyakitkan.
"Inilah saya, dan saya tidak punya niat untuk pergi segera, mempertimbangkan bahwa di waktu berikutnya ketika Anda memutuskan untuk menanggapi dengan tembakan dari Golan, saya tidak akan berdiri berpangku tangan," kata Presiden Assad, seperti dilansir sejumlah media massa zionis Israel.
Jet tempur Israel telah menyerang dua meriam tentara Suriah di Dataran Tinggi Golan, pada Selasa pagi. Dan ini merupakan serangan kelima dalam seminggu.
Pesawat militer Israel telah melanggar wilayah Suriah untuk mendukung kelompok teroris ISIS menyerang pasukan pemerintahan Presiden Bashar al Assad di Dataran Tinggi Golan.
Israel merebut bagian dari Dataran Tinggi Golan dari Suriah setelah Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian dan mengklaim tanah itu dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (*)
Sumber: Islamtimes/SANA