“Hari ini, “kita melihat bahwa setelah penandatanganan kesepakatan nuklir, ketika kepercayaan berbagai negara ‘di Iran telah dipulihkan, persahabatan lama ada antara Rusia dan Iran telah menguat kembali,”FORDOW -- Republik Islam Iran sepertinya tak pernah gentar menghadapi ancaman dari Amerika Serikat dan Israel terkait dengan program nuklirnya. Meski berkali-kali Israel dan AS akan menyerang Iran, jika negara itu tetap melanjutkan program nuklirnya, Iran justru semakin mempercepat pembangunan sejumlah fasilitas pembangkit nuklirnya.
Kini, guna menghadapi kemungkinan serangan dari Israel dan AS, Iran telah mengerahkan sistem rudal pertahanan udara S-300 yang telah diterima dari Rusia di sekitar fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordow yang terletak 125 km sebelah barat daya dari Teheran.
Berbicara kepada televisi negara pada Minggu (28/08/16), Farzad Esmaili, komandan Angkatan Pertahanan Udara p angkalan Khatam ol-Anbia, Iran, menjelaskan bahwa “prioritas utama kami adalah untuk melindungi fasilitas nuklir Iran dalam kondisi apapun, katanya, Senin (29/8).
Fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow, diungkapkan kepada dunia pada tahun 2009 dan belum terlibat melakukan pengayaan uranium sejak Januari 2016, ketika ketentuan kesepakatan nuklir Iran diberlakukan.
Fasilitas ini dibangun sekitar 90 meter di bawah gunung. Para pejabat Iran telah sejak mengatakan bahwa keputusan untuk membangun fasilitas bawah tanah karena ancaman oleh Israel untuk menyerang fasilitas tersebut.
Iran punya pengalaman buruk dengan Israel ketika Tel Aviv melakukan serangan udara kejutan pada reaktor nuklir Irak pada tahun 1981. Peristiwa lainnya, pada bulan September 2015, Wakil Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Asqar Zareaan mengungkapkan 'adanya upaya sabotase di pabrik pengayaan uranium Fordo dan pasukan keamanan Iran' bereaksi cepat terhadap musuh dan berhasil menggagalkan mereka.
Tindakan cepat dari pasukan keamanan Iran telah menggagalkan plot untuk melumpuhkan situs nuklir Fordow. Situs nuklir Fordow bertindak sebagai cadangan untuk fasilitas nuklir Natanz dan musuh sedang berusaha untuk melemahkan backup ini melalui metode selain operasi militer. Karena itulah Iran terus memperkuat pertahanannya dalam menjaga situs nuklir negara itu, termasuk Fordow.
Menurut analis militer Iran dan Barat, fasilitas nuklir Fordow tidak dapat dirusak melalui operasi militer, karena kuatnya sistem pertahanan yang ditanam di wilayah tersebut.
Sementara itu, mengomentari penyebaran sistem rudal ini, Sajjad Tayeri, seorang ahli hubungan Iran-Rusia, menyarankan bahwa kabar ini sebagai indikasi lain kerjasama antara Rusia dan Iran telah mencapai tahap yang strategis.
“Hari ini, “kita melihat bahwa setelah penandatanganan kesepakatan nuklir, ketika kepercayaan berbagai negara ‘di Iran telah dipulihkan, persahabatan lama ada antara Rusia dan Iran telah menguat kembali,” kata Tayeri, seperti dilansir Sputnik Persia.
Sejumlah situs reaktor nuklir Iran, yang disebar di sejumlah wilayah negara itu. (Gambar: Istimewa) |
Mengomentari implikasi penyebaran S-300 di sekitar Fordow, Tayeri menunjuk pernyataan Ayatollah Khamenei yang menekankan bahwa S-300 adalah sistem defensive bukan ofensif. “Iran tidak pernah berencana untuk agresi atau invasi negara lain, ia tidak memiliki rencana tersebut dan tidak akan pernah,” kata Tayeri.
Pada bulan April 2015, tak lama setelah perundingan Iran dan P5 + 1 mencapai kesepakatan untuk menghapus semua sanksi terhadap Teheran dengan kompensasi Iran menggunakan program nuklirnya untuk tujuan damai, Presiden Rusia Vladimir Putin mengangkat larangan pengiriman S-300. Batch pertama dari rudal S-300 disampaikan ke negara itu awal tahun ini. (*)
Sumber: Sputnik/Islamtimes