Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat melakukan kunjungan kerja ke Papua. (Foto: arfaknews.com) |
"Dalam Renstra kedua ini, TNI sedang dan terus mendorong untuk pembentukan Markas Komando Pasmar 3 Korps Marinir TNI AL yang akan ditempatkan di Sorong,”SORONG -- Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, proses pembentukan dan pengorganisasian Markas Komando Pasmar 3 Korps Marinir di Kabupaten Biak, Sorong, masih tahap proses dan terus berjalan untuk segera diajukan kepada Presiden Joko Widodo.
Menurut Panglima TNI, rencana pembangunan Pangkalan TNI di wilayah Indonesia timur tersebut, sudah masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) kedua TNI dalam rangka memenuhi Minimum Essential Force (MEF). Saat ini pembangunan infrastruktur sudah selesai, tinggal pengisian untuk personel-personel pengawak Pasmar 3 yang ada di Sorong.
“Pembentukan Markas Komando Pasmar 3 Korps Marinir TNI AL di Sorong, Papua Barat, tentunya akan kita dukung juga dengan dokumen-dokumen pendukung lainnya agar segera terealisasi.
Dalam Renstra kedua ini, TNI sedang dan terus mendorong untuk pembentukan Markas Komando Pasmar 3 Korps Marinir TNI AL yang akan ditempatkan di Sorong,” ujar Panglima, seperti dikutip dari Sindonews.com, Kamis (22/2/2018).
Saat kunjungan kerjanya di kota Sorong, Papua Barat, Jumat (2/2), Panglima TNI sempat meninjau langsung rencana pembangunan Markas Pasukan Marinir tersebut di Distrik Saigun dan Pembangunan Markas Komando Operasi Angkatan Udara III berdekatan dengan Bandara DEO Sorong.
Kepada awak media saat itu, Panglima TNI mengatakan, kedatangannya ke kota Sorong, hanya untuk melihat secara dekat rencana pembangunan. Dijelaskan Panglima TNI, strategi pertahanan TNI sudah sesuai dengan rencana pembangunan nasional terutama mendukung poros maritim dunia.
"Pembangunan markas tersebut masih secara fisik, sedangkan untuk pembanguan markas Marinir III, tinggal menunggu persetujuan pemerintah daerah setempat, sementara untuk pembangunan Koopsau III berdekatan dengan bandara DEO Sorong," ungkapnya.
Melepaskan Opsi Lokasi Strategis di Kaimana
Komando Armada 3 TNI AL dibentuk untuk mendukung pemerataan pembangunan dan ekonomi nasional yang dicanangkan pemerintahan. Rencana strategis tersebut dimulai sejak era mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Awalnya Jenderal Gatot meminta agar pusat Armada 3 dibangun di Kaimana, Papua Barat. Namun, TNI AL memberi masukan agar Komando Armada 3 tetap dibangun di Sorong. Mengingat untuk infrastruktur dan fasilitas lainnya, Sorong sudah jauh lebih lengkap. Di Sorong juga sudah terdapat Lantamal.
Sejarah mencatat, pembangunan pangkalan di Kaimana sendiri sebenarnya dirintis pada era penjajahan Jepang setelah berhasil menggulingkan pemerintahan Belanda. Namun tak lama begitu pangkalan selesai dibangun, Jepang diserang oleh Sekutu hingga akhirnya menyerah kalah pada 1945.
Para penjajah mengincar Kaimana karena lokasinya yang strategis untuk menguasai wilayah Pasifik dan Australia. Wilayah Kaimana pernah dijadikan Pangkalan Udara dan Pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Belanda saat Belanda masih menjajah sebagian tanah di Indonesia pada tahun 1946.
Tanah Papua sempat menjadi sengketa walaupun Indonesia sudah merdeka. Meski Belanda sudah menjadikan Kaimana sebagai pangkalan militer udara dan lautnya, Papua pada akhirnya diakui sebagai bagian dari Indonesia.
Walaupun demikian, infrastruktur di Kaimana masih dirasa sangat kurang untuk menjadi pusat Armada 3. TNI AL tetap merekomendasikan agar Komando Armada 3 berada di Sorong sehingga tidak benar-benar membangun dari titik 0.
Saat ini TNI AL memiliki 2 Komando Armada, yaitu Komando Armada Barat (Koarmabar), yang berada di Jakarta dan Komando Armada Timur (Koarmatim). Direncanakan sebelum ini, Komando Armada Barat tetap berada di Jakarta, Komando Armada Tengah di Makassar, dan Armada Timur di Papua. Penambahan Komando Armada salah satunya juga terkait dengan pengamanan Laut Cina Selatan.
Pembentukan Komando Armada baru ini sebetulnya bukan rencana baru. Penambahan Komando Armada TNI AL itu sejalan dengan rencana pembentukan Kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan). Ini juga sudah masuk dalam rencana strategis (renstra) TNI untuk memenuhi minimum essential force (MEF).
Sebelumnya mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut, salah satu fokus TNI adalah untuk menyesuaikan penyebaran pasukan-pasukan dan pangkalan-pangkalan yang tidak tersentral di Jawa. Penyebaran pangkalan pun difokuskan pada tempat-tempat terpinggir agar bisa menjadi sentra ekonomi baru.(*)