Inilah Tujuh Suku Bangsa Paling Ganas dan 'Maniak' Perang di Dunia - Jalur Militer

Inilah Tujuh Suku Bangsa Paling Ganas dan 'Maniak' Perang di Dunia

Sejarah peradaban manusia banyak melahirkan berbagai macam bangsa yang memiliki sifat brutal dan ganas. Bangsa-bangsa tersebut kerap kali akan menjajah bangsa lain dengan sadis untuk memperluas wilayah mereka. (Gambar ilustrasi: Istimewa)
Jalurmiliter.com -- Sejarah Peradaban manusia tak pernah lepas dari peperangan. Serangan atau penjajahan yang dilakukan satu bangsa kepada bangsa lain seakan-akan selalu menjadi pintu lahirnya peradaban baru umat manusia. Peperangan selalu menyertai keberadaan umat manusia dari dulu hingga kini.

Sepanjang sejarah umat manusia, banyak melahirkan bangsa-bangsa yang dikenal sangat buas, brutal, ganas dan kejam. Bangsa-bangsa tersebut tidak segan-segan akan menumpahkan darah manusia lain, bahkan melakukan pemusnahan terhadap suatu bangsa yang dianggap menjadi musuhnya. Kekejaman bangsa-bangsa tersebut bahkan terpatri dalam sejarah hingga kini.

Setidaknya berikut rangkuman tujuh bangsa-bangsa yang dikenal karena keganasannya:

Bangsa Persia atau Iran

Bangsa Persia, atau pada abad moderen ini dinamai Iran, dikenal sebagai salah satu bangsa penakluk sejak dulu kala. Kekaisaran Persia yang didirikan oleh Cyrus Yang Agung bahkan memiliki tiga kerajaan besar (Medes, Lydian, dan Babilon), dan menyatukan hampir seluruh daerah Timur Tengah lama menjadi satu negara yang membentang mulai Asia Barat, Asia Tengah, Kaukasus, Eropa, India hingga Laut Tengah.

Yang paling ditakuti dari Persia saat itu adalah kekuatan militernya. Persia memiliki pasukan militer dijuluki Pasukan Abadi yang dinamai Anûšiya, dan dalam bahasa Yunani disebut Athánatoi, kadang disebut "Pasukan Abadi Persia" atau "Sepuluh Ribu Tentara Abadi," pada masa Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Pasukan Abadi bertugas sebagai Garda Imperial dan juga sebagai pasukan tempur, juga bertugas melindungi kekaisaran jika ada serangan dari luar.

Pasukan Abadi adalah sebuah kekuatan infantri berat yang dipimpin oleh Panglima Hydarnes. Jumlah tentaranya adalah 10.000 prajurit. Yang boleh masuk ke dalam Pasukan Abadi hanya orang Persia, Medes, dan Elam. Pasukan Abadi memperoleh pelatihan yang lebih baik dan lebih berat daripada infantri ringan biasa. Para prajurit dalam Pasukan Abadi sudah dilatih dengan keras sejak kecil. Siasat yang biasa digunakan oleh Pasukan Abadi yaitu barisan depan menyerang musuh sedangkan barisan belakang menembakkan panah ke arah musuh.

Sejarah Pasukan Abadi Persia sangat dikenal terutama dalam menaklukkan Bangsa Yunani dalam Pertempuran Thermopylae, yang saat itu dipimpin oleh raja Sparta Leonidas 1. Pada gelombang pertama penyerangan, pasukan Persia mengalami kekalahan yang cukup berat, karena pasukan Yunani memiliki sejumlah senjata dan peralatan perang lebih canggih dibandingkan pasukan Persia. Namun, kaisar Persia saat itu, Xerxes "Sang Penakluk" memerintahkan Pasukan Abadi untuk melakukan serangan penghabisan di seluruh penjuru pulau Yunani.
Pasukan Persia menyerang dan menaklukkan bangsa Yunani. (Gambar ilustrasi: Istimewa)
Walaupun Yunani berhasil membunuh hingga ratusan Pasukan Abadi, namun serangan Persia seakan tidak pernah berhenti hingga menjatuhkan moral pasukan Yunani, dan menimbulkan mitos-mitos di kalangan rakyat Yunani, bahwa yang mereka hadapi saat itu adalah pasukan iblis yang memiliki keabadian. Jatuhnya moral pasukan Yunani, membuat pasukan Persia begitu mudah untuk menguasai seluruh tanah Yunani.

Akibat kekalahan itu, raja Sparta, Leonidas 1 akhirnya dipenggal dan kepalanya ditancapkan ke sebatang tombak dan diletakkan di atas bukit agar dimakan burung bangkai, sedangkan tubuhnya disalib dan diletakkan di tengah kota, agar menjadi tontonan rakyat Yunani. Xerxes juga memerintahkan membunuh semua pasukan Yunani yang masih tersisa dengan cara ditarik pakai kuda hingga tubuh mereka tercerai berai, dan membawa semua istri dan anak-anak gadis mereka ke Persia.

Tapi dalam beberapa film produksi Hollywood, sejarah penaklukan Persia atas bangsa Yunani terjadi pemutarbalikkan fakta. Dalam film tersebut, dikonstruksi seakan-akan raja Leonidas 1 sangat superior hingga mampu mengalahkan pasukan Xerxes dengan mudah. Padahal, bukti sejarah yang otentik justru mencatat sebaliknya.

Kekaisaran Persia berubah total setelah terjadinya penaklukan yang dilakukan oleh umat Islam. Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim, hingga kini.

Suku Maori

Suku Maori adalah suku asli dari masyarakat Polinesia yang tinggal di wilayah Selandia Baru. Namun, suku ini memiliki reputasi yang buruk pada abad 18, khususnya bagi orang-orang yang berasal dari luar lingkup suku Maori. Satu hal yang membuat nama suku Maori terkenal di kalangan pelaut asing adalah mereka dipercaya sebagai suku kanibal.

Suku Maori diklaim melakukan praktik kanibal ketika sedang dalam keadaan perang. Pasalnya, suku Maori percaya dengan memakan daging dari musuh maka mereka akan mendapatkan kekuatan dari sang musuh.
Suku Maori. (Foto: Istimewa)
Praktik kanibalisme ini sempat disaksikan oleh beberapa orang yang selamat pada Oktober 1809. Tepatnya ketika kapal yang mengangkut para tahanan dari Eropa diserang oleh suku Maori sebagai tindakan balasan atas pelecehan yang dilakukan anak buah kapal (ABK) tersebut terhadap anak kepala suku Maori.

Dikabarkan, suku Maori membantai 66 ABK di atas kapal. Tidak selesai sampai di sana saja, suku Maori membawa jenazah serta ABK yang masih hidup ke daratan.

Beberapa ABK yang selamat sempat bersembunyi, namun yang mereka saksikan hanya teror tak berujung. Mereka melihat para anggota suku Maori memakan daging rekan-rekan ABK yang selamat dari malam hingga keesokan paginya.

Bangsa Viking

Bagi penikmat sejarah ataupun dokumentasi tentang Barat, pasti mengenal bangsa yang satu ini. Ya, bangsa Viking, bangsa yang selalu digambarkan kuat dan selalu tidak takut untuk berperang melawan siapapun.

Bangsa Viking merupakan para pelaut yang berasal dari Jerman bagian timur. Mereka terkenal menyerang, melakukan jual beli, mengeksplorasi dan bermukim di banyak wilayah dari Eropa, Asia dan pulau-pulau di Atlantik Utara. Selama di Eropa, bangsa Viking memiliki reputasi buruk karena menyebarkan teror dan melakukan perampasan di setiap desa serta kota yang mereka sambangi di Eropa.
Bangsa Viking. (Foto: istimewa)
Kemampuan bertarung bangsa Viking di medan perang tidak perlu diragukan lagi. Viking terkenal menggunakan beragam senjata dari mulai pedang, tombak hingga kapak.

Oleh karena memang gemar bertempur dan menebarkan teror, banyak pihak yang memandang para bangsa Viking memiliki agama khusus menyembah dewa perang. Bahkan bangsa Viking kerap disebut sebagai bangsa yang hidupnya hanya untuk berperang hingga napas terakhir mereka.

Bangsa Mongol

Kerajaan yang dikuasai oleh bangsa Mongol pada abad ke 13 hingga 14 termasuk sebagai kerajaan terbesar di sepanjang sejarah manusia. Kerajaan Mongol tercipta atas unifikasi dari bangsa Mongol dan suku Turkic yang berada di bawah kepemimpinan Genghis Khan.

Bangsa Mongol terkenal sebagai orang-orang yang barbar dan kejam. Mereka mendominasi Eropa dan Asia sambil mengendarai kuda. Bangsa Mongol sangat terlatih dalam menggunakan panah sambil berkuda.
Pasukan Mongol. (Gambar ilustrasi: Istimewa)
Ketika pergi menyerang, bangsa Mongol menggunakan panah dengan bahan campuran yang dapat menembus baju zirah. Selain itu, mereka juga pandai menggunakan pedang lengkung dan tombak. Bangsa Mongol juga menggunakan intimidasi serta teknik psikologi untuk membuat lawannya gentar.

Salah satu tindakan ikonik mereka yang sangat ditakuti terjadi ketika invasi ke India. Bangsa Mongol membangun piramid dari kepala manusia di depan tembok Delhi. Bangsa Mongol juga menggunakan salah satu teknik psikologi yang mengerikan terhadap musuhnya. Mereka menggunakan kepala manusia yang dilemparkan ke kamp musuh untuk membuat para pasukan di dalam kamp gentar.

Bangsa Aztec

Bangsa Aztec merupakan kelompok etnis yang berada di Meksiko tengah dan mereka mendominasi wilayah Mesoamerica pada abad ke 14 hingga 16. Bangsa ini juga memiliki tradisi yang membuat bangsa lainnya takut, yaitu mereka kerap menjalankan ritual pengorbangan manusia.

Ritual pengorbanan manusia ini mulai mencapai zaman keemasannya di Aztec ketika mereka mulai menggunakan sistem Teokrasi. Bangsa Aztec percaya setiap 52 tahun sekali, jika mereka tidak memuaskan para dewa maka dunia akan berakhir.

Bangsa Aztec juga meyakini cara memuaskan para dewa ialah melalui ritual pengorbanan manusia. Sekira 20 ribu orang dibunuh oleh bangsa Aztec demi memuaskan Dewa Matahari mereka. Jantung para manusia yang dikorbankan dipotong keluar dari tubuh mereka dan beberapa bagian dari tubuh mereka dimakan oleh bangsa Aztec.
Upacara kanibal (memakan daging manusia) yang dilakukan bangsa Aztec. (Gambar ilustrasi: Istimewa)
Itu baru untuk satu dewa. Faktanya, bangsa Aztec memiliki banyak dewa yang harus dipuaskan. Jika lama tidak turun hujan maka beberapa anak kecil akan dikorbankan di beberapa lokasi, sebab bangsa Aztec percaya air mata anak-anak tersebut akan membantu menurunkan hujan.

Sedangkan untuk Dewa Api, pasangan suami-istri yang baru menikah akan dilemparkan ke dalam api, hingga keduanya tewas terbakar. Masih ada satu ritual lagi yang bikin bulu kuduk merinding, yaitu ritual Dewi Jagung. Pada ritual ini seorang perempuan yang masih perawan dipaksa menari selama seharian dan dibunuh serta dikuliti. Kulit dari perempuan malang itu selanjutnya akan digunakan oleh seorang pendeta Aztec.

Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia walaupun saat ini dikenal sebagai bangsa yang ramah, tapi pada masa lampau dikenal juga sebagai bangsa yang ganas dan suka perang. Banyak suku-suku atau etnis di seluruh wilayah Nusantara memiliki kebiasaan aneh dan menyeramkan. Seperti budaya memenggal kepala (ngayau) pada suku Dayak, terdapatnya suku-suku pemakan manusia atau Kanibal di pedalaman Papua dan di Mentawai, dan beberapa budaya sadis lainnya di sejumlah pulau.

Setelah hadirnya sejumlah kerajaan, seperti Majapahit, Sriwijaya, dan kerajaan kecil lainnya, bangsa Indonesia saat itu juga memiliki kebiasaan suka berperang. Karena begitu mudahnya tersulut peperangan, hal inilah yang membuat para penjajah seperti Belanda, Portugis dan Inggris mampu menjajah Indonesia selama beberapa abad. Belanda melakukan politik adu domba (devide et impera) untuk melemahkan kekuatan antara satu kerajaan dengan kerajaan lainnya.
Salah satu suku di pedalaman Papua, Indonesia. Sejumlah penelitian menyebutkan, hingga kini masih terdapat beberapa suku kecil di pedalaman Papua yang masih mempraktekkan upacara kanibal memakan jasad musuhnya yang tewas dalam peperangan antar suku. (Foto: istimewa)
Setelah memasuki abad ke 19, dan masuknya agama Islam, mulai muncul kesadaran dan rasa persatuan di berbagai daerah. Para pemuda saat itu mulai sadar bahwa mereka selama ini sudah "dikerjai" oleh para penjajah dengan membenturkan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kesadaran inilah yang mulai menimbulkan pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu bukti keberanian bangsa Indonesia adalah, Indonesia hingga saat ini menjadi satu-satunya bangsa yang berani dan pernah berperang dengan negara-negara terkuat pada era terjadinya Perang Dunia II. Indonesia tercatat pernah menghadapi Jepang, Belanda, Inggris, Portugis, Amerika Serikat, dan bahkan kekuatan aliansi NATO.

Bangsa Keltik

Bangsa Keltik atau Celtic merupakan sebutan bagi orang-orang yang tinggal di wilayah jajahan yang membentang dari British Isles hingga ke Gallatia. Bangsa ini kerap bertikai dengan bangsa lain yang tinggal dekat perbatasan mereka. Walaupun tidak ada catatan sejarah tentang eksistensi mereka, namun bangsa ini tetap terkenal di wilayah Eropa.

Pasukan Keltik terkenal sebagai pemburu kepala. Pasalnya, bangsa ini kerap menggunakan kepala korban mereka yang sudah terlepas dari tubuhnya untuk dijadikan semacam “hiasan” yang diletakkan di kereta kuda tempur serta rumah mereka.
Bangsa Keltik. (Gambar ilustrasi: Istimewa)
Memotong kepala musuh adalah kebanggaan tersendiri bagi mereka. Kepala-kepala tersebut kemudian akan diikatkan di kuda yang mereka tunggangi untuk kembali ke desa tempat tinggalnya. Kepulangan dari medan perang ini akan diiringi nyanyian sepanjang jalan sebagai bentuk representasi kemenangan mereka.

Sesampainya di rumah, orang-orang Keltik akan membalsem kepala milik musuh bebuyutan mereka menggunakan minyak cemara. Kemudian, kepala tersebut mereka letakkan di dalam kotak dan menjadi piagam yang orang Keltik banggakan kepada orang asing atau para tamunya. (* Berbagai sumber)
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus