Pesawat tempur F-16 TNI AU. Untuk menjaga kedaulatan Indonesia dari ancaman ekspansi China di kepulauan Natuna, TNI akan menempatkan sejumlah jet tempur F-16 di wilayah tersebut. (Foto: Istimewa) |
"Natuna adalah pintu, jika pintunya tidak dijaga maka pencuri akan masuk. Sudah ada keributan karena sampai sekarang belum dijaga. Ini tentang masalah harkat dan martabat bangsa,"JAKARTA -- Militer Indonesia akan mengerahkan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) ke Kepulauan Natuna untuk mengusir "pencuri". Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, setelah melihat seringnya kapal penjaga pantai China bentrok dengan kapal perang Indonesia di daerah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News, Ryamizard mengatakan, langkah itu adalah bagian strategi militer yang akan dibangun di pulau-pulau yang menghadap ke Laut Cina Selatan tersebut.
Selain itu, TNI juga akan memperbaharui landasan bandara, agar pesawat tempur ukuran jumbo bisa mendarat, dan memperluas pelabuhan sebagai tempat bersandarnya tambahan armada kapal perang baru.
Saat ini, militer Indonesia juga sudah menempatkan pasukan Marinir, satuan pasukan khusus Angkatan Udara, satu batalyon tentara, tiga Frigat, sistem radar baru dan drone, ungkap Ryamizard.
Rencana penempatan jet tempur F-16 di kawasan itu, mencerminkan tingkat kepedulian Indonesia yang baru tentang perselisihan teritorial di Laut Cina Selatan antara Beijing dengan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya.
Armada kapal perang TNI AL. Indonesia juga telah menempatkan tambahan sejumlah armada kapal perang di Kepulauan Natuna. (Foto: Istimewa) |
Sejumlah bentrokan antara militer Indonesia dengan kapal penjaga pantai China juga sering terjadi, setelah maraknya aktifitas pencurian ikan di perairan Natuna yang dilakukan para nelayan China.
"Natuna adalah pintu, jika pintunya tidak dijaga maka pencuri akan masuk. Sudah ada keributan karena sampai sekarang belum dijaga. Ini tentang masalah harkat dan martabat bangsa," kata Ryacudu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut.
Menteri juga mengatakan dia mempertimbangkan untuk memperkenalkan wajib militer di Natuna dan daerah terpencil lainnya di kepulauan 17.000 kepulauan, "jadi jika sesuatu terjadi orang tidak akan takut dan tahu apa yang harus dilakukan," tegas Ryamizard. (*)
Sumber: Bloomberg News