Rusia Gunakan Asap untuk Strategi Perang Kota Melawan Serangan NATO - Jalur Militer

Rusia Gunakan Asap untuk Strategi Perang Kota Melawan Serangan NATO

Mengantisipasi serbuan militer aliansi NATO, angkatan perang Rusia mempelajari sebuah strategi perang kota terbaru. Militer Rusia ingin memanfaatkan asap sebagai benteng pertahanan kota. (Foto: rusofil-tuluza-rota.forumactif)
"Biarkan mereka menyelimuti seluruh kota dengan asap. Itu semua untuk kebaikan kita sendiri,"
MOSKOW -- Pergerakan aliansi militer NATO yang semakin mendekati pagar perbatasan Federasi Rusia, ditindaklanjuti negara itu dengan penguatan armada militer di seluruh pelosok negeri. Bukan hanya membangkitkan Alat Sistem Senjata super canggih, Rusia juga mengembangkan berbagai macam strategi pertempuran dalam menghadapi musuh.

Salah satu strategi yang sedang dipelajari militer Rusia adalah memanfaatkan asap dalam strategi pertahanan perang kota. Strategi asap ini digunakan militer Rusia dalam operasi militer besar-besaran akan digelar oleh militer Rusia. Dalam latihan ini, skenario yang akan dijalankan adalah menguasai sebuah tempat di Rusia. Hasil dari latihan ini sungguh menakjubkan.

Pada latihan ini, Armada Utara Rusia berencana menyelimuti dan menyembunyikan sebuah kota yang dihuni oleh 50 ribu orang dengan asap tebal selama tiga hari. Tempat itu adalah Severomorsk di mana ia merupakan salah satu kota terbesar di wilayah Murmansk, Rusia Utara. Aksi ini merupakan bagian dari rangkaian latihan perang untuk militer Rusia.

Pihak berwenang telah memperingatkan asap tersebut akan berbau tapi tidak akan berbahaya dan akan segera hilang. Sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan mengatakan, 

"Warga diminta untuk tetap tenang. Campuran asap tidak berbahaya untuk manusia meskipun ia sedikit berbau”. Demikian sebagaimana dikutip Express, Kamis (11/8/16).
Asap menyelimuti kota Moskow. (Foto: Istimewa)
Juru bicara armada menyatakan bahwa dalam kurun tiga hari ke depan, peluncur asap bergerak dan stasioner akan menciptakan 'selimut asap' untuk menaungi kota, mengaburkan kota sekaligus markas armada yang terletak di sana. Media Rusia menyebutkan ini adalah pertama kalinya militer Rusia mencoba manuver semacam ini.

Angkatan Laut Rusia meminta orang-orang untuk tetap berada di kota tersebut sebagai bagian dari latihan dan orang-orang juga diminta untuk tetap tenang ketika asap menyebar. Karena itu, mereka harus memastikan seluruh jendela untuk tetap terkunci dan lebih waspada saat mengemudi karena jarak pandang terganggu.

Salah seorang penduduk, Mila Tsigareva, menanggapi rencana tersebut dengan biasa saja. "Biarkan mereka menyelimuti seluruh kota dengan asap. Itu semua untuk kebaikan kita sendiri," kata Mila seperti dikutip ABC.

Sementara Svetlana, penduduk lain, mengaku tak terganggu dengan latihan militer yang digelar di kotanya. "Mereka melakukan ini tiap tahun. Bagi saya ini sama saja," tuturnya.

Angkatan Laut berharap bahwa kabut palsu akan membuat pangkalan militer besar Severomorsk ini tidak terlihat oleh mata musuh. Mereka juga  mengklaim ini adalah pertama kalinya hal seperti ini digunakan.
Negara-negara yang tergabung dalam aliansi militer NATO saat mengadakan latihan militer bersama di sepanjang perbatasan Rusia. NATO beralasan latihan militer tersebut dilakukan karena merasa terancam dengan penguatan militer Rusia. (Foto: Sputniknews)
Kota pelabuhan ini dikelilingi oleh teluk di mana kapal-kapal selam bersandar. Asap merupakan bagian dari program yang dirancang oleh Rusia untuk melindungi daerah dari serangan musuh 

NATO: Militer Rusia Mampu Menginvasi Eropa

Disaat Moskow merasa resah dengan kehadiran NATO di sepanjang perbatasan Rusia, para anggota aliansi militer NATO justru merasa cemas akan kemungkinan agresi militer terhadap sejumlah anggota NATO di Eropa Timur.

Sebuah studi menyebut militer Rusia mampu menduduki negara anggota NATO di perbatasan timur cuma dalam waktu tiga hari. NATO disebut tidak memiliki kekuatan setara untuk menghalau serbuan Rusia.

Militer Rusia diyakini akan mampu menduduki negara anggota NATO di kawasan Baltik cuma dalam waktu 36 hingga 60 jam. Analisa yang dikeluarkan sebuah lembaga think-tank Amerika Serikat tersebut menyebut NATO tidak memiliki kemampuan militer yang mencukupi buat melindungi perbatasan terluarnya.

Lewat berbagai simulasi perang, Rusia akan dengan mudah mencaplok Latvia dengan mengirimkan batalion bersenjata berat, tanpa adanya kekuatan tandingan setara dari pihak NATO.
Rakyat di sejumlah negara Eropa Timur melakukan demonstrasi menolak ekspansi militer NATO. (Foto: ibtimes.com)
Setelah menduduki Latvia, sisa pasukan dari ke 27 batalion infanteri bermotor Rusia akan dengan mudah menerobos Estonia dan merebut ibukota Talinn. Studi setebal 16 halaman tersebut bahkan mewanti-wanti pertahanan gabungan antara pasukan infanteri Latvia dan Estonia yang dibantu serangan udara AS tidak akan mampu menghalau serangan Rusia.

Masalah terbesar NATO adalah minimnya persenjataan di ke 12 batalion yang dimilikinya di perbatasan timur. Studi tersebut mencatat batalion NATO di timur tidak memiliki satu pun tank tempur, kecuali batalion Stryker milik AS yang dilengkapi dengan 300 kendaraan lapis baja dan 4500 serdadu. 

Sebaliknya semua 27 batalion Rusia di wilayah yang berbatasan dengan NATO diperkuat dengan tank tempur.

Untuk menyaingi kekuatan Rusia, NATO harus menambah kekuatannya di darat. Studi Rand Corporation menganjurkan NATO membentuk tujuh brigade, tiga diantaranya diperkuat dengan tank tempur, dan didukung oleh satuan artileri dan angkatan udara, akan mampu menjamin keamanan negara anggotanya di perbatasan terluar.

Namun penambahan pasukan pada skala sebesar itu akan menyedot biaya sekitar 2,7 milyar US Dollar atau sekitar 36 trilyun Rupiah per tahun. (*)

Sumber: Express/Okezone/Indonesia.rbth/dw.com
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus