Misil balistik supersonik antar-benua (ICBM) RS-28 Sarmat. Rusia menyatakan telah berhasil melakukan ujicoba misil balistik yang diklaim terkuat di dunia tersebut. (Foto: nationalinterest.org) |
“Sarmat diperlukan untuk serangan pertama terhadap musuh. Namun, Rusia tak akan pernah menjadi pihak pertama yang menyerang dengan misil nuklir. Meski kemungkinan ini terekam dalam doktrin militer kami,“MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa negeri beruang merah berhasil melakukan ujicoba misil balistik supersonik antar-benua (ICBM) terbaru. Hal ini disampaikan Putin dalam pidato tahunan di hadapan Majelis Federal Rusia.
Sebagaimana dilaporkan The Independent Kamis (1/3/2018), Putin berujar, rudal balistik yang baru itu diberi kode nama RS-28 Sarmat tersebut, diklaim bisa melaju hingga kecepatan supersonik.
Putin menyampaikan pidato sambil diiringi tayangan video yang menunjukkan kemampuan misil. Menurutnya, Sarmat yang dijuluki rudal Satan 2 tersebut, mampu melewati sistem pertahanan misil modern. "Tidak ada sistem pertahanan udara dunia manapun yang bisa mengejarnya," koar Putin, seperti yang diberitakan RT.
Putin menjelaskan kalau dia berkeinginan untuk membangun rudal balistik yang bisa menangkal sistem pertahanan udara milik Amerika Serikat ( AS). Pengerjaan tersebut mulai dilakukan awal 2004. Meski telah mendapat peringatan, namun Washington dilaporkan mengabaikannya.
Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin berkoar bahwa sistem pertahanan udara AS mampu dihancurkan oleh Sarmat. "Saat ini, perisai AS bukan lagi sebuah ancaman bagi kami. Lebih kepada sebuah bentuk provokasi," beber Rogozin.
Menurut laporan media Rusia, Sputnik, Kementerian Pertahanan pemerintahan Putin berencana untuk menguji dua rudal super RS-28 Sarmat, setelah sempat tertunda beberapa kali. Peluncuran rudal berkekuatan super Rusia ini dilakukan saat ketegangan di Semenanjung Korea antara Korea Utara dan AS semakin meningkat.
Misil Balistik Terkuat di Dunia
Sarmat adalah misil antarbenua berbahan bakar cair kelas berat dengan kode MS-28. Total bobotnya mencapai seratus ton dan berat lemparannya (throw weight) sepuluh ton. Misil ini akan bergabung dengan Pasukan Misil Strategis Rusia setelah 2020 dan akan menggantikan P-32M2 “Voyevoda”, misil strategis paling tangguh dan dashyat di dunia, dengan bobot 211 ton dan throw weight 8,8 ton.
Yang akan membuat Sarmat berbeda dari pendahulunya tak hanya bobotnya yang lebih ringan, tapi juga jangkauan terbang. Jika ‘Satan’ mampu terbang pada jarak 11 ribu kilometer, Sarmat mampu menempuh jarak lebih dari 17 ribu kilometer. Para perancang bahkan merencanakan Sarmat dapat terbang ke menyasar target yang bahkan berada di Kutub Selatan, yang di sana tak ada siapa pun yang menantinya dan tak ada pagar antimisil yang dibangun.
Selain itu, Sarmat akan memiliki setidaknya 15 MIRV (multiple independently targetable reentry vehicle) atau muatan peluru kendali balistik yang berisi beberapa hulu ledak individual, bukan hanya 10 hulu ledak nuklir.
Misil ini diklaim dilengkapi dengan hulu ledak paling kuat di dunia. Masing-masing memiliki daya ledak antara 150 hingga 300 kiloton, cukup untuk menghasilkan lubang seukuran Grand Canyon.
Sarmat dapat terbang dengan kecepatan hipersonik (melebihi Mach 5), mengubah lintasannya sesuai dengan tingkat dan ketinggian sehingga tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan misil mana pun, baik yang sudah ada saat ini maupun misil jarak jauh, termasuk yang bergantung pada elemen antariksa.
Tiap Sarmat membutuhkan 15 hulu ledak, dan berdasarkan data yang tersedia saat ini, Rusia memiliki 521 kendaraan peluncur dan 1.735 hulu ledak. Sementara, AS memiliki 741 peluncur dan 1.481 hulu ledak.
Penutup landasan peluncuran rudal RS-20 (Voyevoda) di Orenburg Oblast, Rusia. (Foto: Vladimir Fedorenko/RIA Novosti) |
ICBM RS-28 Sarmat diklaim bisa menghasilkan ledakan 40 megaton atau 2.000 kali lebih kuat dari bom atom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Rudal tersebut diklaim mampu membawa 12 hulu ledak nuklir yang menembus sistem pertahanan AS, dan bisa memusnahkan sebuah negara seluas Texas atau Inggris dalam satu serangan tunggal.
Namun, sumber luar Rusia meragukan beberapa spesifikasi dari ICBM RS-28 Sarmat ini. Michael Kofman, seorang ilmuwan riset dari Center for Naval Analyzes, pernah menjelaskan kepada The National Interest tentang keraguannya.
Kantor berita Rusia, RIA mengatakan rudal baru tersebut akan memiliki ”lemparan berat” massa semua komponen dikurangi bahan bakar dan roket peluncuran lima ton.
”Jika laporan RIA benar, dan mungkin tidak benar, bagaimana Anda bisa memasukkan 10 hulu ledak dan satu ton umpan ke lima ton? Ada banyak pertanyaan yang beredar tentang klaim yang bertentangan tentang lemparan, hulu ledak dan alat bantu penetrasi,” ujarnya.(*)