"Pembelian ini dalam rangka pemenuhan kekuatan Marinir, khususnya kemampuan arteleri medan dari laut ke darat,"JAKARTA -- Korps Marinir kembali mendapatkan delapan kendaraan tempur (ranpur) berpeluncur roket multilaras baru buatan Republik Ceko. Serah terima alutsista itu ditandai seremoni antara Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Ade Supandi dan Komandan Korps Marinir, Brigjen Trusuno di Situbondo, Jawa Timur, Selasa (2/8).
Ranpur tersebut adalah RM-70 Vampire multi-launch rocket system atau Raketomet vzor 1970. Alutsista yang juga dioperasikan sejumlah negara Asia, Amerika Selatan dan Afrika itu nantinya akan disiagakan Situbondo.
"Pembelian ini dalam rangka pemenuhan kekuatan Marinir, khususnya kemampuan arteleri medan dari laut ke darat," ucap Ade seperti dilansir Antara.
Ade mengatakan, delapan ranpur berpeluncur roket tersebut merupakan bagian dari program pembelian 36 unit RM-70 Vampire. Tahun 2016, kata dia, pemerintah baru bisa merealisasikan delapan ranpur.
Korps Marinir sebelumnya telah mengoperasikan sembilan ranpur berpeluncur roket jenis RM Grad buatan Rusia sejak 10 tahun yang lalu. Perbedaannya, kata Ade, RM-70 Vampire dikendalikan secara digital.
Pasukan Marinir melakukan ujicoba alutsista RM-70 Vampire multi-launch rocket system buatan Republik Ceko. (Foto: Istimewa) |
Dinas Penerangan Marinir menyampaikan, pelatihan itu berkonten pendidikan pimpinan penembakan, awak pucuk, peninjau depan, komunikasi dan montir.
Selain Indonesia, RM-70 dioperasikan beberapa negara seperti Myanmar, Kamboja, Zimbabwe, Ghana, Polandia dan Uruguay.
Sebelumnya, sejumlah negara Eropa pernah memiliki ranpur berpeluncur roket multilaras ini, yakni Jernam, Republik Ceko, dan Bulgaria. RM-70 Vampire tercatat pernah digunakan para pihak yang bersengketa di Perang Ossetia Selatan tahun 2008.
Alutsista Marinir Banyak yang Usang
Sebelumnya, saat masih menjabat Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengungkapkan, Alat Utama Sistem Senjata atau alutsista Korps Marinir saat ini sudah banyak yang setengah tua (STW).
Pasukan Marinir TNI AL melakukan uji coba penggunaan alutsista RM-70 Vampire multi-launch rocket system buatan Republik Ceko. (Foto: Istimewa) |
Moeldoko menyebut tank-tank Korps Marinir saat ini tidak bisa beroperasi maksimal. Jenderal berbintang empat itu mengemukakan kelengkapan alutsista merupakan bagian kesejahteraan secara tidak langsung bagi prajurit TNI.
Menurut dia, kalau prajurit berangkat ke medan tempur dengan senjata tua, maka akan menurunkan moral prajurit "Dengan kedatangan tank baru ini akan sangat baik bagi pembangunan kekuatan Marinir ke depan. Marinir tentu akan semakin hebat," katanya.
Dalam acara serah terima dilaksanakan penandatanganan naskah penyerahan 37 unit BMP-3F dari pihak Rusia ke Dephan kemudian ke Mabes TNI dan terakhir ke pihak TNI AL.
Minim Alutsista, Marinir TNI AL Tetap Ditakuti
Meski tak dilengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) secanggih milik negara-negara maju, Indonesia disebut-sebut memiliki kekuatan Korps Marinir terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Pasukan Marinir TNI AL mengoperasikan Tank amfibi BMP-3F buatan Rusia. (Foto: Istimewa) |
Buyung memaparkan, di dalam sebuah pertemuan tahunan persatuan Marinir tingkat dunia yang digelar di Hawai, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, korps baret ungu ini mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah negara adikuasa.
“AS bilang Anda negara kekuatan ketiga terbesar di dunia. Marinir yang berhasil membuat kita gentar. Saya berkunjung ke Indonesia dan Marinir punya yel-yel yang berhasil memprovokasi kami, buat gentar kita,” ungkap Buyung menirukan pujian pihak Marinir AS.
Apresiasi dari Marinir AS terhadap Marinir Indoneisa tersebut memang bukan tanpa alasan. Buyung mengatakan, dari sejumlah kegiatan latihan bersama yang diadakan antara prajurit Marinir dari tiga negara (Indonesia-AS-Inggris), kegigihan prajurit Indonesia tak kalah dengan dua negara adikuasa tersebut.
“Kita sering berlatih bersama dengan mereka (AS-Inggris). Dengan kemampuan dan besarnya armada kita, mereka memuji kita. Sebagai ilustrasi, dalam kegiatan berenang menyeberangi Selat Sunda tahun lalu, 817 dari 1000 personel Marinir itu berhasil menyeberang,” ucap Buyung. [*]
Sumber: cnnindonesia.com/wartakepri.co.id/Antara