Militer Amerika Serikat dan Jepang melakukan ujicoba rudal Aegis di lepas pantai Hawai. (Foto: missilethreat.csis.org) |
“Para pelaut AL AS di atas kapal USS John Finn (DDG-113) berhasil melakukan pencegatan target rudal balistik jarak menengah dengan rudal Standard Missile-3 (SM-3) Blok IIA selama uji terbang dari pantai barat Hawaii.HAWAII -- Militer Amerika Serikat (AS) mengumumkan telah berhasil melakukan ujicoba sistem rudal pencegat balistik antarbenua di lepas Pantai Barat Hawaii.
Dalam ujicoba Badan Pertahanan Rudal (MDA) mengatakan, Rudal SM-3 Blok IIA, yang merupakan bagian dari sistem Aegis, berhasil mendeteksi, melacak, menargetkan, dan menembak jatuh rudal balistik jarak menengah dari kapal USS John Finn Pada hari Jumat (26/10).
Direktur Badan Pertahanan Rudal AS (Missile Defense Agency/MDA) Letnan Jenderal Sam Greaves menjelaskan, para anggota MDA dengan menggunakan kapal jenis DDG-113 berhasil melakukan tes uji tembak rudal sasaran yang diluncurkan dari Fasilitas Rudal Pasifik di Kauai, Hawaii.
Sementara kapal John Finn beroperasi untuk mendeteksi dan melacak dengan radar AN/SPY-1 onboard dengan menggunakan sistem senjata Aegis Baseline 9.C2. Uji coba rudal SM-3 kali ini kata dia disebutnya sebagai capaian membanggakan. “Ini menandai intercept sebagai pencapaian luar biasa dan tonggak utama untuk SM-3 Blok IIA,” ungkapnya.
“(Para MDA) dan para pelaut AL AS di atas kapal USS John Finn (DDG-113) berhasil melakukan pencegatan target rudal balistik jarak menengah dengan rudal Standard Missile-3 (SM-3) Blok IIA selama uji terbang dari pantai barat Hawaii. Setelah berhasil melacak target, kapal meluncurkan rudal kendali SM-3 Block IIA untuk menghadang target,” kata Sam, Jumat, 26 Oktober 2018, dikutip dari Sputniknews.com.
Rudal SM-3 Blok IIA adalah rudal tiga tahap yang dirancang untuk mencegat ancaman rudal balistik di atas atmosfer bumi.
Rudal itu diklaim mampu menghancurkan rudal balistik karena dilengkapi hulu ledak kinetik yang bisa bertabrakan dengan ancaman hulu ledak rudal balistik musuh pada kecepatan yang sangat tinggi.
Uji coba Rudal SM-3 Blok IIA, dari kapal perang perusak Amerika. (Foto: missilethreat.csis.org) |
Sistem baru sedang dikembangkan dalam usaha patungan antara raksasa senjata Raytheon dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. Jepang. Pada bulan Januari, MDA mengatakan AS telah menghabiskan sekitar $ 2,2 miliar pada sistem ini, sementara Jepang menghabiskan sekitar $ 1 miliar.
Uji Coba Selalu Gagal
Amerika Serikat dan Jepang telah berkali-kali melakukan tes terhadap rudal rudal SM-3 block IIA, namun selalu mengalami kegagalan pada Juni 2017 dan Januari 2018, dan satu yang sukses pada Februari 2017.
Pejabat pertahanan mengatakan kepada AFP, bahwa uji coba pencegat rudal gagal dan para penyelidik telah melakukan penyelidikan untuk memahami penyebabnya.
Aegis BMD mewakili komponen berbasis laut dari Sistem Pertahanan Rudal Balistik. Selain Aegis, sistem pertahanan rudal AS lainnya termasuk Patriot, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), dan Pertahanan Midcourse Berbasis-darat.
Angkatan Laut AS saat ini menyebarkan Aegis BMD pada 28 kapal perang Destroyer kelas Arleigh Burke dan 5 kapal penjelajah kelas Ticonderoga-nya.
Pada tahun 2016, Amerika Serikat mengaktifkan kemampuan Aegis BMD di sebuah situs Aegis Ashore yang berbasis di darat di Devesulu, Rumania. Situs Aegis Ashore kedua sedang dalam pembangunan di Polandia dan dijadwalkan akan selesai pada 2018.
Seperti semua sistem pertahanan udara dan rudal, Aegis memasukkan kemampuan pencegat, sensor, komando dan kontrol. Sensor utama untuk misi pertahanan rudal adalah radar SPY-1D, radar S-band yang ditempatkan di dekhouse.
Motor roket yang lebih besar dari pencegat SM-3 Block IIA. (Sumber Foto: Raytheon) |
Beberapa pengujian sebelumnya telah memasukkan intercept jarak jauh dengan memberikan informasi kepada pencegat Aegis dari sensor eksternal seperti radar TPY-2 berbasis darat dan satelit Pelacak Ruang dan Sistem Pengawasan (STSS) berbasis ruang angkasa.
Badan Pertahanan Rudal Amerika Serikat (AS) dan Badan Pembangunan Militer Kementerian Pertahanan Jepang sepakat menjadikan rudal SM-3 Block IIA yang pertama kali diuji coba pada 6 Juni 2015 tersebut, sebagai benteng pertahanan melawan rudal-rudal balistik Rusia dan China yang semakin meningkat kecanggihannya dari waktu ke waktu.[*JM]
Sumber: Sputniknews / AFP