"Sejujurnya kita perlu melakukan itu karena negara lain juga melakukannya. Jika mereka berhenti, kita berhenti, tapi mereka tidak berhenti. Jadi jika mereka tidak akan berhenti, kita akan jauh lebih maju dalam persoalan nuklir."WASHINGTON DC -- Dunia perlahan-lahan seperti memasuki fase perang Dunia. Negara-negara adidaya pemilik senjata nuklir berlomba-lomba menaikkan anggaran pertahanan militer mereka masing-masing.
Bahkan, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengajukan anggaran pertahanan senilai $686 miliar atau sekitar Rp9.400 triliun kepada Kongres untuk menghadapi ancaman China dan Rusia dan Korea Utara. Jika disetujui, anggaran tahun ini bisa jadi salah satu yang terbesar sepanjang sejarah AS.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pada Senin (12/2), militer Amerika akan jadi yang paling kuat sepanjang masa, dengan "benar-benar menambah setiap persediaan senjata yang ada." Di saat yang sama, pemerintahan Donald Trump juga berencana memangkas pengeluaran untuk diplomasi internasional dan bantuan luar negeri dalam anggarannya.
Anggaran $686 miliar yang diajukan Pentagon lebih tinggi $80 miliar dari 2017 lalu. Kementerian tersebut menyatakan peningkatan ini terutama dibutuhkan untuk menangkal ancaman Rusia dan China dan Korut.
"Kompetisi kekuatan hebat, bukan terorisme, telah menjelma jadi tantangan utama bagi keamanan dan kesejahteraan AS. Semakin jelas bahwa China dan Rusia ingin membentuk dunia konsisten dengan model otoriternya-memperoleh kewenangan veto terhadap keputusan ekonomi, diplomatik dan keamanan negara-negara lain," kata Wakil Menteri Pertahanan Defens David L Norquist kepada wartawan, menyusul pengungkapan rencana anggaran, seperti dikutip dikutip CNN.
Pentagon meminta pengadaan 37 rudal Standard Block 1B untuk kapal pertahanan rudal Aegis milik Angkatan Laut dan situs-situs di pesisir. Di Pasifik, sistem Aegis dikerahkan pada belasan kapal penghancur rudal dan kapal penjelajah yang secara teori bisa menembak jatuh rudal Korut.
Selain itu, rencana anggaran juga termasuk pengadaan 82 sistem pencegat rudal THAAD. Sistem tersebut memicu kontroversi ketika dikerahkan di Korea Selatan, tahun lalu, termasuk mengundang penentangan dari China yang menganggap radar senjata itu bisa memantau jauh ke wilayahnya.
Ada pula rencana pengadaan 20 rudal tambahan pada sistem pertahanan Midcourse yang bisa mencegat rudal di luar angkasa. Secara luas, Trump ingin mengadakan 10 kapal perang di tahun anggaran yang akan datang, menambah puluhan jet tempur siluman F-35 dan jet tempur kapal induk F/A-18.
Pesawat tempur siluman China, Chengdu J-20. China telah menyatakan bahwa Jet tempur J-20,sudah siap tempur. (Foto: ainonline.com) |
Anggaran itu juga melanjutkan pengembangan pengebom B-21 yang dipandang bakal jadi pengganti B-2, pesawat kunci pembawa nuklir AS. Selain itu, AS juga berencana melanjutkan pengembangan kapal selam untuk memperbarui kemampuan nuklirnya di lautan.
Bangkitnya Kekuatan Perlawanan
Beijing menurut AS, menggunakan perekonomian buas untuk mengintimidasi para tetangganya sembari memiliterisasi fitur-fitur di Laut China Selatan. Dalam laporan dokumen yang dikeluarkan AS menyebutkan, China "berupaya membentuk hegemoni regional Indo-Pasifik di jangka pendek. Sementara untuk jangka panjang, negara itu disebut berupaya untuk "mencapai keunggulan global" atas AS.
Rudal nuklir Korea Utara yang selalu menjadi momok menakutkan bagi AS. (Foto: Al Jazeera) |
Pekan lalu, situs resmi Angkatan Bersenjata Pembebasan Rakyat China mengunggah artikel soal patroli jet tempur Sukhoi SU-35 di atas daerah tersebut. Patroli pesawat jarak jauh bermesin ganda itu menunjukkan "tekad Angkatan Udara China untuk mengimplementasikan misi-misi di era baru dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan kepentingan dan keamanan maritim," bunyi artikel tersebut mengutip Wang Mingzhi, profesor di Akademi Komando Angkatan Udara China.
Perkembangan angkatan udara China konsisten dengan upaya untuk meningkatkan kapabilitas militernya. Pada Jumat, Beijing menyatakan jet tempur siluman barunya yang dinilai sebagai pesaing F-22 dan F-35 milik AS, J-20, sudah siap tempur. Pada tahun lalu, China menambahkan kapal perang canggih pada armada angkatan lautnya dan secara resmi membuka pangkalan militer luar negeri pertama di Djibouti.
Soal Rusia, dokumen anggaran AS menyebut negara itu "telah melanggar perbatasan negara-negara sekitar dan berupaya mendapatkan kekuatan veto seputar keputusan ekonomi, diplomatik dan keamanan negara-negara tetangga." Moskow juga disebut berupaya "memecahkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)."
Rudal nuklir terkuat di dunia milik Rusia, Satan 2. (Foto: Daily Mirror) |
Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin Vladimir Putin memerintahkan langkah yang disebut para analis sebagai aksi pamer kekuatan militer, lewat parade angkatan laut dari Vladivostok ke timur St Petersburg dan pertunjukan pasukan di Suriah dan Crimea.
Ancaman tak kalah menakutkan juga datang dari Korea Utara. Rencana anggaran AS menekankan pengadaan pertahanan peluru kendali, dengan penambahan pada sistem yang diidentifikasi sebagai faktor kunci penangkal ancaman program nuklir Korea Utara.
AS menuduh Korut merupakan negara gila yang sangat senang bermain-main dengan senjata nuklir. Untuk menghadapi hal tersebut, AS akan melakukan perang total jika itu diharuskan.(*)
Sumber: cnnindonesia.com