“Pembaruan ini seharusnya dilakukan sejak 20 tahun lalu. Namun, itu tak terwujud, sehingga standarnya kini ditingkatkan. Hal itu termasuk peningkatan kecepatan menjadi Mach 4 – 4,3 (sekitar 4.248 kilometer per jam),”MOSKOW -- Indonesia merupakan salah satu dari lima negara terbesar di dunia. Dengan wilayah yang sangat luas tersebut hingga kini Indonesia belum juga bisa menjaga kedaulatannya secara maksimal. Setidaknya hingga kini wilayah udara Indonesia masih sering menjadi langganan diterobos pesawat asing baik pesawat sipil maupun militer.
Selain memiliki radar militer yang sangat minim, armada pesawat tempur Indonesia juga berada dalam kondisi darurat. Indonesia saat ini hanya memiliki satu Skuadron pesawat tempur campuran Sukhoi SU-27 dan Sukhoi SU-30 yang memiliki kemampuan yang dapat mencegat target dan menghancurkan sasaran dalam berbagai kecepatan.
Dengan hanya memiliki satu skuadron pesawat tempur jenis fighter dan buru sergap, menjadi suatu hal mustahil TNI Angkatan Udara mampu menjaga seluruh wilayah kedaulatan Indonesia dengan baik.
Indonesia harusnya berkaca pada negara Federasi Rusia, yang merupakan negara terbesar di dunia, namun mampu menjaga kedaulatan wilayahnya dengan baik. Walaupun memiliki wilayah yang sangat luas, tidak ada satupun negara yang berani menerobos wilayah udara Rusia, bahkan negara adidaya Amerika Serikat sekalipun.
Para teknisi dan ilmuwan Rusia terus berupaya meningkatkan kecanggihan pesawat tempur MIG-31, seiring semakin pesatnya perkembangan teknologi pesawat militer. (Foto: istimewa) |
Perbatasan udara Rusia dijaga oleh MiG-31, pesawat canggih yang dapat mencegat target apa pun dalam berbagai kecepatan, mulai dari rudal jelajah tersembunyi hingga satelit, baik siang maupun malam, dalam cuaca hujan atau pun cerah. Para ahli militer mengatakan sistem pesawat ini unik dan tidak akan ada pesawat yang sebanding dengan karakteristik MiG-31 Rusia dalam 10 – 15 tahun ke depan.
Pesawat ini mampu mencegat dan menghancurkan segala sasaran, mulai dari satelit terbang rendah hingga rudal jelajah. Sekelompok pesawat pencegat MiG-31 dapat menguasai sebagian besar ruang udara dengan mengarahkan pesawat tempur kepada sasaran serta misil antipesawat berbasis darat.
MiG-31 dijuluki “radar terbang” oleh para pilot karena kemampuan avionikanya yang unik. Pesawat ini memiliki sistem kendali “barrier” di pangkalannya dan dilengkapi dengan antena dengan susunan berfase pertama (PPA) di dunia. PPA berbeda dari radar klasik karena bisa menggerakkan sorotan di antena tetap, menghasilkan sejumlah sinar yang diperlukan, serta melacak berbagai sasaran sekaligus.
MIG-31 Tanpa Tanding Akan Lahirkan Generasi Baru
Prestasi gemilang yang dibuat MIG-31 adalah, hingga kini tidak ada satupun negara yang mampu menerobos wilayah udara Rusia sekalipun hanya sekadar mendekatinya. Hal ini tentu saja karena 'keangkeran' pesawat tempur MIG-31 yang membuat militer negara manapun berpikir seratus kali untuk coba-coba berbuat macam dengan Rusia.
Pesawat tempur MIG-41 yang masih dalam tahap pengembangan dan uji coba. (Foto: Istimewa) |
Saat ini, desain fisik pesawat tengah dikembangkan. Pengembangan proyek ini dimulai pada awal 2014. Di saat yang sama, Anggota Komite Pertahanan dan Wakil Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma) Aleksander Tarnaev mengumumkan penandatangan dokumen untuk melakukan riset proyek MiG-41.
Menurut Kepala Komando AU Rusia Viktor Bondarev, pesawat pencegat baru ini akan siap pada 2020. Pilot uji coba Anatoly Kvochur yakin bahwa pesawat ini akan mewarisi semua keunggulan pendahulunya, MiG-31, tapi akan lebih cepat, mampu mencapai Mach 4+.
“Pembaruan ini seharusnya dilakukan sejak 20 tahun lalu. Namun, itu tak terwujud, sehingga standarnya kini ditingkatkan. Hal itu termasuk peningkatan kecepatan menjadi Mach 4 – 4,3 (sekitar 4.248 kilometer per jam),” kata sang pilot dalam wawancara dengan kantor berita RIA Novosti.
Pengerjaan pesawat pencegat supersonik MiG-41 melibatkan proyek nomor 301 dan 321 yang dimulai sejak 1990-an. Pesawat ini bersaing dengan proyek Biro Desain Sukhoi, yang telah mengambil inisiatif untuk menciptakan pesawat pencegat terjangkau yang mampu beroperasi dengan kecepatan 2.500 – 2.700 kilometer per jam, sehingga baik pihak industri maupun pihak militer harus menyepakati kelangsungan pengembangan kedua proyek.
Perkembangan pesawat tempur generasi MIG buatan Uni Soviet/Rusia dari masa ke masa |
Tiga pesawat modifikasi pertama MiG-31BM telah dikirim pada Desember 2015 lalu ke resimen aviasi yang berbasis di Lapangan Udara Militer Tsentralnaya Uglovaya dekat Vladivostok.
Seluruh armada Sukhoi Su-27 SM dan MiG-31 akan digantikan oleh pesawat yang lebih modern pada 2016. MiG-31BM akan tetap digunakan oleh AU Rusia hingga 2028, sebelum akhirnya digantikan sepenuhnya oleh MiG-41.
Sekarang, demi menjaga kedaulatan Indonesia yang maha luas, menjadi suatu kewajiban bahwa TNI AU harus segera berpikir untuk memiliki pesawat tempur super canggih ini. Rusia terkenal sebagai negara yang tidak 'pelit' dalam berbagi ilmu pengetahuan, bisa saja dengan skema transfer teknologi, Indonesia juga mampu menguasai teknologi pesawat tempur MIG-31 di masa depan. Tapi tentu saja Rusia akan memberikan syarat, yaitu 'Indonesia harus beli dulu..! (*)
Sumber: Jalurmiliter/indonesia.rbth.com