"Tidak ada suplai, penjualan atau pengiriman pesawat tempur untuk Iran. Jet-jet tempur ini digunakan oleh Angkatan Udara Rusia dengan persetujuan Iran untuk operasi anti-teroris di Suriah atas permintaan resmi pemerintah Rusia,"HAMADAN -- Tindakan mengejutkan terjadi dalam hubungan militer antara Federasi Rusia dengan Republik Islam Iran, dikabarkan untuk mempercepat penumpasan kelompok teror ISIS, Pesawat-pesawat Rusia telah melancarkan serangan udara atas kelompok Islamic State di Suriah dari sebuah pangkalan udara di Iran untuk pertama kalinya. Ini merupakan perkembangan besar dari kolaborasi dua sekutu utama pemimpin Suriah Bashar al-Assad itu.
Media Rusia mengatakan, Selasa (16/8), bahwa sejumlah pesawat pembom jarak jauh Sukhoi Su-34 dan Tupolev Tu-22M3 lepas landas dari Hamadan, kota di wilayah barat Iran, untuk menghantam target-target IS di dekat Aleppo, Suriah.
Dengan mengizinkan pangkalannya dipakai Rusia, Iran telah meninggalkan kebijakan operasi-operasi militer tertutup dalam konflik regional. Diyakini bahwa peristiwa pengerahan pesawat Rusia dari Iran itu adalah yang pertama dalam lebih dari setengah abad terakhir.
Seperti dilansir Al-Masdar, situs berita yang meliput konflik-konflik dunia Arab, merilis sejumlah foto pesawat-pesawat Rusia di pangkalan udara Hamadan, dan menyebutkan akan memangkas waktu tempuh ke Suriah sekitar 60%.
Lebih lanjut disebutkan pangkalan udara Khmeimim di Latakia, Suriah, tidak bisa digunakan untuk mengerahkan pesawat-pesawat pembom besar seperti TU-22M3.
Pesawat tempur pembom TU-22M3, Rusia, di pangkalan militer Hamadan, Iran. (foto: istimewa) |
Rusia mengatakan, penggunaan pangkalan angkatan udara di Iran untuk misi pengeboman di Suriah tidak melanggar reolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, meskipun negaranya dilarang mengirimkan jet tempur untuk Teheran.
"Tidak ada suplai, penjualan atau pengiriman pesawat tempur untuk Iran. Jet-jet tempur ini digunakan oleh Angkatan Udara Rusia dengan persetujuan Iran untuk operasi anti-teroris di Suriah atas permintaan resmi pemerintah Rusia," kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Rabu, 17 Agusus 2016, seperti ditulis kantor berita Rusia, TASS.
Baca Juga: Rusia Ternyata Diam-diam Tempatkan Jet Tempur Pembom TU-22M3 di Iran
Pernyataan Lavrov itu untuk menanggapi komentar juru bicara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mark Toner, yang sebelumnya mengatakan, Rusia mungkin melanggar Resolusi PBB 2231 yang menggunakan wilayah Iran untuk melakukan serangan udara ke Suriah. Salah satu butir isi resolusi tersebut berbunyi pelarangan, penjualan atau memindahkan jet perang ke Iran kecuali mendapatkan persetujuan dari Dewan Keamanan PBB.
Jarak tempuh yang harus dilalui pesawat tempur Rusia untuk mencapai lokasi ISIS di Suriah, sebelum dan sesudah menggunakan pangkalan militer Iran di Hamadan. |
Semakin kuatnya hubungan militer antara Rusia dan Iran, semakin membuat Amerika Serikat Israel serta Arab Saudi yang selama ini memusuhi negara Islam itu, semakin geram. Pasalnya rencana Israel dengan dibantu AS dan Arab Saudi untuk menyerang Iran akan semakin sulit untuk dilaksanakan. Tentunya mereka akan berpikir seratus kali jika menyerang Iran artinya sama dengan membuka permusuhan baru dengan militer Rusia.
Pemerintah Iran Membenarkan
Menanggapi pemberitaan yang berkembang terkait adanya pesawat pembom Rusia di Iran, Kepala dewan tertinggi pertahanan nasional Iran, Ali Shamkhani, membenarkannya. “Teheran dan Moskwa menjalin kerjasama strategis dalam pertempuran melawan terorisme di Suriah dan kami punya sumber daya dan kemampuan untuk kolaborasi ini,” ujarnya seperti dikutip kantor berita pemerintah, IRNA.
Iran telah terlibat banyak dalam melindungi rejim Assad, dengan mengirimkan para komandan Garda Revolusi paling berpengalaman ke Suriah untuk merencanakan dan mengawasi operasi serta rekrutmen para pengungsi Afghanistan agar berperang melawan para pemberontak.
Presiden Rusia, Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani. (foto: istimewa) |
Iran menegaskan keterlibatannya di Suriah dan Irak dalam memerangi IS didasarkan pada undangan pemerintah dua negara itu. Namun para pengkritik dan musush Iran seperti Israel dan AS mengatakan Suriah menjadi masalah penting Iran karena bisa memberi akses ke Lebanon dan kelompok Hezbollah, yang bersikap sama dengan Teheran soal Israel.
Di Irak, Iran dan negara-negara Barat memerangi musuh yang sama yaitu ISIS. Menteri Luar AS John Kerry menyebut peran Iran ini cukup membantu. Namun dua negara itu berada di pihak berlawanan dalam konflik di Suriah, di mana Teheran beraliansi dengan Assad. (*)
Sumber: Guardian/al-masdar/Tass