"Dalam keadaan sekarang, Rusia terus menggunakan platform dialog Dewan Rusia-NATO, bekerja pada perjanjian bilateral tentang pencegahan insiden udara dan laut,"MOSKOW -- Setelah berhasil melakukan uji coba misil nuklir terbaru RS-28 Sarmat, Rusia tetap mewaspadai sejumlah kekuatan rudal nuklir tercanggih milik Amerika Serikat (AS) yang ada saat ini.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolai Patrushev mengatakan sistem rudal Amerika Serikat (AS) di Eropa mampu menyerang situs strategis Rusia. Moskow pun menganggap penumpukan militer NATO sebagai ancaman.
"Kami masih menganggap penguatan kekuatan militer NATO dan menjadikan organisasi berfungsi global, lokasi infrastruktur militer negara-negara blok lebih dekat dengan perbatasan Rusia, menyebarkan persenjataan jenis baru, menciptakan sistem pertahanan rudal global, sebagai ancaman bagi keamanan negara kita," tutur Petrushev seperti dikutip dari Sputniknews, Selasa (1/11/16).
Petrushev menambahkan Rusia terus bekerja dalam kerangka Rusia-NATO untuk mengkoordinasikan langkah-langkah yang bertujuan untuk mencegah konfrontasi di udara dan laut.
Perbandingan misil nuklir Rusia dan Amerika Serikat pada tahun 2010. Sempat berkurang, kini Rusia kembali membangkitkan kekuatan senjata nuklirnya dengan inovasi-inovasi terbaru. (Gambar: Reuters) |
Petrushev mengatakan bahwa sistem rudal AS yang diatur untuk digunakan di Eropa Timur dan Korea Selatan memiliki kemampuan untuk menyerang situs strategis Rusia meskipun Washington mengklaim sebaliknya.
"Metode imajiner melawan 'ancaman Rusia' menimbulkan pertanyaan. Anda menyebutkan penyebaran elemen sistem pertahan rudal di perbatasan kita. Sistem ini dapat meluncurkan rudal jelajah dimana fasilitas infrastruktur strategis Rusia berada dalam radius mereka. AS tentu saja membantah kemungkinan ini, tetapi tidak dapat memberikan argumen yang nyata," katanya. (*)
Sumber: Sputniknews