Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Hamas Merapat ke Iran, Arab Saudi Ingin Lucuti Kekuatan Pejuang Palestina

Para pejuang Hamas. Penolakan para pejuang Hamas untuk ikut serta bergabung dalam invasi Arab Saudi menyerang rakyat Yaman, ditanggapi dengan kemarahan oleh dinasti Al-Saud. Di tengah kedekatan Hubungan Arab Saudi saat, terselip sebuah konspirasi untuk melucuti kemampuan tempur pejuang Hamas dalam menghadapi Israel. (Foto: Istimewa)
"Semua orang tahu bahwa Hamas merupakan pergerakan yang memerangi pendudukan Zionis di tanah Palestina dan Hamas hanya memiliki agenda rakyat Palestina (saja),”
GAZA -- Hubungan antara Arab Saudi dan organisasi pejuang Hamas, memasuki babak baru. Pada Minggu 10 Juli 2016, kelompok Hamas di Palestina mengutuk pernyataan dari salah satu pangeran di Arab Saudi yaitu Turki al-Faisal yang mengatakan, Hamas dan Kelompok Harakat al-Jihad al-Islami fi Filasthin telah menyebarkan kekacauan.

“Ini adalah sebuah bentuk kebohongan dan pernyataan tanpa dasar,” ujar Hamas melalui pernyataan yang dikutip dari Quds Press, sebagaimana dilansir dari Middle East Monitor, Senin (11/7/16).


Dilaporkan, kelompok Hamas menegaskan bahwa pergerakan yang selama ini mereka lakukan adalah demi memukul mundur okupasi Israel di wilayah Palestina.

“Semua orang tahu bahwa Hamas merupakan pergerakan yang memerangi pendudukan Zionis di tanah Palestina dan Hamas hanya memiliki agenda rakyat Palestina (saja),” papar Kelompok Hamas.

Dilaporkan, Hamas juga menuduh pernyataan dari Al-Faisal sebagai bentuk dalih yang memberikan alasan lebih kepada Israel untuk melancarkan agresi kepada rakyat Palestina.
Pangeran Arab Saudi Turki al-Faisal. (Foto: Istimewa)
Selain Hamas, Kelompok Harakat al-Jihad al-Islami fi Filasthin juga mengutuk pernyataan dari sang Pangeran Saudi tersebut.

Tolak Perintah Saudi, Hamas Dilucuti

Kebencian Kerajaan Arab Saudi kepada para pejuang Hamas semakin menjadi-jadi ketika kelompok pembebasan Palestina tersebut menolak ajakan Arab Saudi untuk ikut ambil bagian menyerang Yaman, yang dianggap membangkang kepada dinasti Al-Saud.

Kemarahan Saudi semakin bertambah ketika melihat bahwa Hamas justru semakin dekat dengan Republik Islam Iran, yang merupakan rival abadi kerajaan Arab Saudi.

Menurut laporan Panorama Middle East, Muhammad bin Salman, Menteri Pertahanan dan pangeran mahkota Arab Saudi dalam pertemuan dengan Khaled Meshal, meminta pengerahan 700 pasukan dan pejuang Palestina yang mendapat latihan dengan taktik Hizbullah Lebanon, ke Arab Saudi agar mereka dapat dikirim untuk menghadapi militer dan komite rakyat Yaman.

Mereaksi tuntutan Muhammad bin Salman itu, Khaled Meshal mengatakan, “Jika 700 personil dari pasukan Hamas direlokasi dari Jalur Gaza menuju Arab Saudi, maka akan tercipta kekosongan keamanan dimana masalah ini menciptakan masalah politik.

Kepala Biro Politik Hamas ini mengusulkan kepada Salman bahwa gerakan ini siap untuk melatih militer Arab Saudi berdasarkan taktik Hizbullah daripada merelokasi pasukan Palestina ke dalam wilayah Arab Saudi.
Luas wilayah negara Palestina yang dijajah Israel dari masa ke masa. (Gambar: Istimewa)

Militer Arab Saudi dan Israel Jalin Aliansi untuk Hancurkan Iran

Merasa memiliki musuh yang sama, Arab Saudi dan Israel memperkuat kerjasama dalam menghadapi Republik Islam Iran. Arab Saudi menyatakan memberikan izin pesawat tempur Israel melintasi wilayah udaranya untuk menyerang Iran. (Foto: Youtube)
TEL AVIV -- Hubungan antara Arab Saudi dengan Zionis Israel saat ini memasuki fase yang sangat 'mesra'. Hal ini disampaikan sendiri oleh para petinggi kedua negara. 

Amos Gilad, mantan Direktur Biro Urusan Politik-Militer Kementerian Pertahanan Israel, mengatakan bahwa kerjasama Israel dengan Mesir dan negara Teluk sangat unik. Ia juga mengatakan, ini adalah periode terbaik hubungan diplomatik Tel Aviv dengan Arab.

Pada November 2013, menurut radio Israel, Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Amir Salman bin-Sultan dan dua pejabat lainnya diam-diam mengunjungi negeri Zionis itu. Perjalanan ke Israel itu juga dilaporkan oleh surat kabar bermarkas di Yerusalem, al-Manar. Dalam berita itu dikatakan informasi soal itu berasal dari sumber-sumber rahasia.

"Delegasi Saudi," kata sumber itu,"menemui pejabat militer Israel dan Bin-Sultan mengunjungi salah satu pangkalan militer Israel ditemani seorang pejabat militer senior."

Radio Israel tidak mengonfirmasi berita dari sumber itu, namun dilaporkan sejumlah surat kabar baru-baru ini sudah banyak melaporkan pertemuan rahasia antara pejabat Saudi dengan pejabat militer Israel. 

Di bulan yang sama koran Iran melaporkan pihak Saudi dan Israel mengadakan pertemuan di sebuah negara di luar negeri. Sejumlah laporan dan pemberitaan media massa itu kian menguatkan hubungan mesra antara Israel dan Saudi.
Raja Arab Saudi saat bertemu dengan petinggi Zionis Israel. (Foto: Istimewa)
Namun jika dikonfirmasi, pihak Saudi kerap membantah tudingan semacam itu meski Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pernah mengatakan sebaliknya. Dalam wawancara dengan koran Israel Yedioth Ahronoth April tahun lalu dia mengatakan Kuwait dan Arab Saudi merupakan dua dari sejumlah negara Arab yang menjalin hubungan rahasia dengan Israel meski tidak punya hubungan diplomatik.

Liberman menyatakan Jerusalem berhubungan dengan sejumlah negara Islam moderat untuk menggalang persatuan dalam menghadapi ancaman Iran. "Memang ada kontak dan perundingan. Dalam waktu setahun atau 18 bulan lagi semuanya akan menjadi bukan rahasia dan akan dibuka ke publik," kata dia.


Israel juga memberikan bantuan kepada Arab Saudi dan koalisinya dalam menaklukkan Yaman. Sejumlah laporan menyebutkan jet tempur Israel ikut serta dalam penyerangan para pejuang Yaman bersama dengan pesawat tempur Arab Saudi dan koalisinya.

"Ini pertama kalinya pasukan Zionis bergabung dengan koalisi negara Arab," ujar Sekretaris Jenderal Partai Politik Al-Haq, Yaman, Hassa Zayd dalam akun jejaring sosial Facebook, seperti dilansir Global Search, Ahad (29/3).

Dia mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah memerintahkan langsung Angkatan Udara Israel mengerahkan jet-jet tempur mereka buat mendukung serangan Saudi ke Yaman.
Pasukan Kerajaan Arab Saudi saat membombardir Sana'a, ibu kota Yaman, dalam invasi menaklukan para pejuang Yaman. (Foto: Istimewa)
Kerja sama Saudi dan Israel dalam perang Yaman, merupakan puncak kedekatan kedua pihak dalam beberapa tahun terakhir, di mana para pangeran Kerajaan Saudi dalam sejumlah pidatonya menyambut kerja sama itu dan bahkan mereka menunjukkan lampu hijau untuk menciptakan hubungan ekonomi dan politik dengan Israel.

Di bidang ekonomi, November lalu, Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi menyatakan kesediaannya menjual minyak ke Israel.

"Yang Dipertuan Agung Raja Abdullah (ketika itu) selalu menjadi contoh tentang hubungan baik antara Saudi dengan negara lain." Dan negara Yahudi juga tanpa kecuali," kata Naimi kepada wartawan di Wina

Israel dan Arab Saudi Bahu-membahu Gempur Iran

Pejabat Uni Eropa di Brussels, Belgia, Februari lalu mengatakan kepada stasiun televisi Israel Channel 2, Arab Saudi sudah menawarkan wilayah udaranya untuk dilintasi pesawat-pesawat jet tempur Israel guna menyerang Iran jika diperlukan.

"Pihak berwenang Saudi sudah berkoordinasi penuh dengan pejabat Israel dalam soal Iran," kata pejabat Eropa itu, seperti dilansir Sputnik News, Kamis (26/2).

Jika jet-jet tempur Israel bisa melintasi wilayah udara Arab Saudi maka Negeri Bintang Daud itu bisa menyerang Teheran kapan saja tanpa perlu mengitari Teluk Persia. Channel 2 juga mengungkapkan pasukan intelijen Israel dan negara Arab juga sudah berbagi informasi soal program nuklir Iran.
Pesawat tempur Israel ikut ambil bagian bersama Arab Saudi menggempur rakyat Yaman. (Foto: Istimewa)
Surat kabar asal Inggris The Sunday Times menerbitkan laporan mengejutkan November 2013 lalu. Saudi akan mengizinkan Israel melintasi wilayah udara negeri itu untuk menyerang Iran. Tak hanya itu, Saudi juga akan menyediakan pesawat tanpa awak, helikopter penyelamat, dan pesawat tanker

Penyerangan itu merupakan langkah antisipasi jika pembicaraan di Jenewa, Swiss, antara Negara Barat dan Iran pekan ini gagal memaksa Iran menghentikan program nuklirnya, seperti dilansir surat kabar Haaretz, Ahad (17/11/13).

"Ketika perjanjian Jenewa ditandatangani maka pilihan untuk melancarkan serangan militer akan kembali dipertimbangkan. Pihak Saudi sangat marah dan bersedia mendukung penuh Israel," ujar Times mengutip sejumlah sumber.

Iran: Arab Saudi Segitiga Kekacauan Suriah

Menanggapi sikap Arab Saudi, militer Iran menyebut Amerika Serikat (AS), rezim Zionis Israel dan Arab Saudi sebagai segitiga kejahatan yang membuat kekacauan. Iran juga menilai kesediaan Saudi menginvasi Suriah mencerminkan kegagalan AS.

Pernyataan itu dilontarkan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Hassan Firouzabadi. Menurutnya, Washington telah memprovokasi Riyadh agar menginvasi Suriah.

”Menteri Pertahanan AS (Ashton) Carter mendukung dan memprovokasi Kerajaan Saudi untuk berbaris ke (medan) perang (di Suriah). Ini merupakan indikasi bahwa dia bingung. Ini juga membuktikan tanpa keraguan bahwa mereka telah gagal,” kata Firouzabadi pada hari Senin dalam menanggapi pengumuman Saudi untuk mengirim pasukan darat ke Suriah.

Peta rencana serangan pesawat tempur Zionis Israel melalui ruang udara Arab Saudi untuk menyerang Iran. (Gambar: Istimewa)

Militer China Sebar Kapal Selam Nuklir di Kawasan Laut China Selatan

Kapal selam class Jin, Angkatan Laut China, yang menampung 12 rudal balistik Jl-2 berhulu ledak nuklir. China menyatakan menolak keputusan Mahkamah Arbitrase internasional yang tidak mengakuia klaim China di Laut China Selatan. Militer China menyatakan siap memperkuat kehadiran militer mereka di kawasan sengketa tersebut. (Foto: Istimewa)
"China telah melanggar hak kedaulatan Filipina di zona ekonomi eksklusifnya dengan cara melakukan penangkapan ikan dan eksplorasi minyak, membangun pulau buatan dan tidak melarang nelayan China bekerja di zona tersebut,"
BEIJING -- Republik Rakyat China (RRC) sepertinya akan benar-benar mengerahkan seluruh kekuatan mereka demi memenuhi ambisinya untuk menguasai seluruh kawasan di Laut China Selatan (LCS)

Walau Filipina ingin menyeret China ke Mahkamah Arbitrase di Den Haag, Belanda, untuk menentukan legalitas klaim China di LCS, tapi sepertinya negeri tirai bambu itu tak gentar. China kini justru semakin memperkuat armada militernya di kawasan kaya minyak tersebut.

Militer China menyatakan siap untuk mengirim kapal selam bersenjata rudal nuklir ke Samudera Pasifik dan Laut China Selatan. Langkah itu untuk melawan sistem senjata baru Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan yang dianggap mengancam Beijing.

Para pejabat militer China yang dikonfirmasi The Guardian pada Kamis (26/5/16) tidak menentukan waktu patroli kapal selam berudal nuklir itu. Hanya saja mereka menegaskan bahwa langkah itu tidak terelakkan.

China mendirikan sejumlah pulau buatan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, elemen krusial bagi motivasi Cina untuk mendirikan pulau-pulau buatan terletak di bawah permukaan laut.
Rombongan armada kapal selam nuklir dan kapal perang Angkatan Laut China yang dikerahkan di Laut China Selatan. (Foto: Istimewa)
Pembangunan pulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan sejatinya punya dua fungsi, yakni memperkuat klaim kedaulatan Cina dan menjadi wadah keberadaan Cina di ranah militer dan sipil. China berdalih bahwa pulau-pulau buatan tak hanya penting bagi sistem pertahanan, tapi juga kepentingan publik.

Di Pulau Fiery Cross, China telah membangun mercusuar dan sebuah rumah sakit. Di masa mendatang bukan tidak mungkin Cina akan menempatkan kantor administratif pemerintahan di sana.

Kekhawatiran Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan rentannya strategi penggentar berkekuatan nuklir di daratan dan kemampuan meluncurkan serangan balasan kedua telah mendorong China untuk menempatkan beberapa hulu ledak nuklirnya di dalam kapal selam.

Dua tahun lalu, China mengerahkan kapal selam yang menampung 12 rudal balistik Jl-2 berhulu ledak nuklir untuk pertama kali. Bertolak dari pangkalan militer dekat Sanya, di ujung selatan Pulau Hainan, kapal selam tersebut kini berpatroli di kedalaman Laut Cina Selatan. 

Pemerintah Cina mengeluarkan peta kawasan sembilan garis putus-putus atau nine-dashed lines yang mencakup sekitar 90% dari 3,5 juta kilometer persegi perairan Laut Cina Selatan. Untuk mewujudkan klaim tersebut, kapal selam China harus mampu meluncur dari pangkalan militer di Hainan dan melintasi Laut Cina Selatan ke Samudera Pasifik tanpa terdeteksi, hal ini untuk membendung armada militer Amerika Serikat yang saat ini sudah mulai memperkuat kehadirannya di Laut China Selatan.
Peta penyebaran kapal selam nuklir di Laut China Selatan, serta kemungkinan akses yang dilalui kapal selam nuklir China menuju Pasifik yang menjadi basis pertahanan Amerika Serikat. (Gambar: istimewa)
Departemen Pertahanan AS meyakini patroli kapal selam China akan bisa menembus Samudera Pasifik tahun ini, yang dianggap dapat mengancam basis militer Amerika Serikat di Guam dan Hawai.

Sebagian besar perairan bagian selatan China agak dangkal, dengan kedalaman di bawah 100 meter. Akan tetapi, di perairan yang tercakup dalam wilayah yang diklaim China di Laut China Selatan, landas kontinennya mencapai kedalaman 4.000 meter, cocok bagi persembunyian kapal selam.

Itulah sebabnya sejumlah pakar meyakini perairan dalam di Laut Cina Selatan, ditambah upaya China menangkal kapal selam asing di sana, amat mungkin menjadi basis kapal selam China pada masa mendatang.

China telah bekerja pada teknologi kapal selam rudal balistik selama lebih dari tiga dekade, namun penyebaran yang nyata telah tertunda oleh kegagalan teknis, persaingan institusional dan keputusan kebijakan pemerintah.

China Tidak Akui Keputusan Mahkamah Arbitrase

Beijing bereaksi keras setelah menolak keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda, Selasa (12/7/16). PCA menutuskan bahwa China telah melanggar kedaulatan Filipina di Laut China Selatan.

Rakyat Filipina dengan dibantu tentara, berusaha menancapkan sebuah bendera Filipina di kawasan karang yang ingin dikuasai oleh militer China, di Laut China Selatan. (Foto: Istimewa)
"China telah melanggar hak kedaulatan Filipina di zona ekonomi eksklusifnya dengan cara melakukan penangkapan ikan dan eksplorasi minyak, membangun pulau buatan dan tidak melarang nelayan China bekerja di zona tersebut," kata PCA dalam sebuah pernyataan.

Beijing justru menganggap angin lalu keputusan itu. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pemerintahnya tidak menerima dan takkan mengakui keputusan tersebut.

"China akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kedaulatan wilayah, hak maritim, dan kepentingannya," kata Partai Komunis China di halaman depan People's Daily, Rabu.

Beijing bahkan menuding para hakim PCA telah disumpali dengan uang oleh Filipina dan juga memojokkan PCA sebagai “boneka” dari kekuatan eksternal.

Dalam pernyataan, Rabu, Beijing mengatakan, klaim kedaulatan Filipina tak berdasar (baseless). Filipina telah melecehkan dan menyerang kapal-kapal China di Kepulauan Spratly.

Pulau buatan yang dibangun China dengan cara menimbun jejeran pulau-pulau kecil berkarang di kawasan Laut China Selatan. Pulau buatan itu kini dijadikan China sebagai pangkalan militer mereka di kawasan tersebut.

China dan Amerika Bisa Picu Perang Nuklir di Kawasan Laut China Selatan

Kapal perang destroyer Amerika Serikat berkemampuan nuklir, di Laut China Selatan. Ambisi China untuk menguasai seluruh kawasan Laut China Selatan berpotensi terjadinya perang nuklir antara China dan Amerika Serikat, yang kini ikut campur dalam konflik tersebut. Kedua negara pemilik senjata pemusnah massal tersebut sama-sama mulai mengeluarkan senjata dan armada perang tercanggih mereka. (Foto: Istimewa)
”Karena SSBNs (kapal selam rudal nuklir) China berada di Laut China Selatan, Angkatan Laut AS akan mencoba untuk mengirim kapal mata-mata di sana dan mendekat dengan SSBNs. Angkatan Laut China membenci itu dan akan mencoba untuk mendorong mereka pergi,”
BEIJING -- Ikut campurnya negara adidaya Amerika Serikat dalam konflik teritori di Laut China Selatan menimbulkan potensi terjadinya perang nuklir antara militer China dan AS. Kedua negara yang memiliki senjata pemusnah massal tersebut kini sama-sama mulai mengeluarkan senjata dan armada perang tercanggih mereka di Laut China Selatan.

Salah satu contoh gesekan yang terjadi yakni, saat sebuah pesawat mata-mata AS dan dua jet tempur China nyaris bertabrakan di wilayah yang berjarak 50 mil dari pulau Hainan, di mana empat  kapal selam Jin-Class dengan rudal balistik disiagakan. Kapal selama kelima sedang dalam proses pembangunan.

Menurut Profesor Wu Riqiang dari School of International Studies di Renmin University, Beijing, angkatan laut AS dan China semakin berdekatan di kawasan pulau-pulau yang disengketakan. Menurutnya, potensi bentrok di antara dua kubu bisa saja terjadi jika kapal selam beroperasi.

”Karena SSBNs (kapal selam rudal nuklir) China berada di Laut China Selatan, Angkatan Laut AS akan mencoba untuk mengirim kapal mata-mata di sana dan mendekat dengan SSBNs. Angkatan Laut China membenci itu dan akan mencoba untuk mendorong mereka pergi,” kata Wu.

Kemampuan dari Kapal selam Type 094 Kelas Jin, menurut beberapa analisis dapat menjangkau daratan AS jika terjadi perang antara kedua Negara. Perbandikan kekuatan militer Cina dan kekuatan militer Cina memang masih sangat jauh.
China membangun pangkalan militer dengan menimbun dan mereklamasi pulau-pulau karang yang banyak bertebaran di Laut China Selatan. Meski mendapat penolakan dan kecaman dari dunia internasional, China tak bergeming dan kini mulai memindahkan armada perangnya ke pulau buatan tersebut.
Namun, militer Cina tidak berhenti untuk meningkatkan kemampuan militernya, bahkan militer Cina telah berhasil menciptakan kapal selam berpeluru kendali agar dapat mencapai daratan AS dengan jangakauan 8000 km.

Seperti laporan yang telah dilansir oleh media pertahanan memperkirakan tiga kapal selam selam rudal balistik PLA Angkatan Laut tipe 094 kelas Jin dan dua Jenis 093 Shang-kelas yang saat ini ditempatkan di Sanya, Armada Laut Selatan PLA di provinsi selatan Pulau Hainan.Lokasi ini sangat strategis dan yang paling dekat untuk penyebaran ke Laut Cina Selatan.

Sebuah serangan rudal Cina bisa mencapai sejauh Australia jika diluncurkan dari perairan Laut Cina Selatan. Serangan serupa menargetkan pantai barat AS akan tetap sangat sulit, kata laporan itu. 

Untuk menyerang Los Angeles, kapal selam Jin-kelas harus menembakan rudal JL-2 dari dua pulau yang membentang dari Honshu ke Nugini. Namun, hal ini akan sangat mungkin jika kapal selam Jenis 094 memasuki wilayah ini akan mudah terdeteksi oleh pesawat patroli P-8A Angkatan Laut AS, kata laporan itu.

Kapal selam Type 094 Kelas Jin adalah salah satu kelas baru dari kapal selam peluru kendali balistik yang dibangunkan untuk Angkatan Laut Tentera Pembebasan Rakyat China. Untuk Kapal pertama jenis kapal selam ini telah bangun di Limbungan Huludao, Wilayah Liaoning dan diluncurkan pada bulan Juli 2004. Sekurang-kurang dua kapal selam kelas ini telah sah dioperasikan.
Kapal selam kelas JIN Angkatan Laut China, yang memiliki kemampuan nuklir di Laut China Selatan. (Foto: Istimewa)
Sebuah gambar yang diambil dari sebuah satelit pada akhir tahun 2006 menangkap gambar dari sebuah gambar kapal selam jenis jin yang sedang berlabuh di Pangkalan Kapal Selam Xiaopingdao. Kapal selam type 04 ini telah di upgrade dan lebih panjang dari Type 092 dari panjang 122 kepada.

Kapal selam jenis 094 kelas jin ini mampu membawa 12 buah Rudal kendali JL-2 dengan jarak kira-kira 8,000 km. Type 094 dinyakini oleh beberapa analisis Barat merupakan kombinasi dari teknologi-teknologi Rusia yang akan menggantikan.

Konflik Semakin Memanas
 
Pada awal 2009, sejumlah kapal nelayan Cina berupaya memotong kabel penghubung peralatan sonar yang ditarik kapal pemantau AS, USNS Impeccable, di lepas pantai Pulau Hainan. Kemudian, pada akhir 2009, kapal selam Cina menghantam peralatan sonar bawah laut yang ditarik kapal perang AS, USS John McCain, di Subic Bay, lepas pantai Filipina.

Baru-baru ini, Cina meluncurkan kapal fregat tipe 056A, Quijing, yang memiliki peralatan pemburu kapal selam asing. Kapal ini akan ditempatkan di Laut Cina Selatan.

Seperti era Perang Dingin, tatkala AS dan para sekutunya menciptakan jaringan peralatan di dasar laut, yang terbenam di seluruh Asia untuk mendengarkan pergerakan kapal selam Rusia, China kini siap mengoperasikan jaringan serupa di Laut Cina Selatan.
Kapal selam Los Angeles Angkatan Laut Amerika Serikat, yang memiliki kemampuan nuklir. Amerika Serikat selain menurunkan kapal induk dipermukaan, armada kapal selam AS kini juga sudah mulai dikerahkan ke zona konflik di Laut China Selatan. (Foto: Istimewa)

Senapan Serbu Buatan Indonesia Mampu Kalahkan Korps Marinir Amerika

Senapan Serbu (SS2 V5) buatan PT Pindad. Senapan buatan Pindad mampu mengalahkan kecanggihan senjata buatan Amerika Serikat.
HAWAII -- Kemampuan Indonesia dalam memproduksi senjata kini semakin diakui dunia. Baru-baru ini dilaporkan, senjata SS2 V1 buatan PT Pindad yang digunakan Korps Marinir TNI Angkatan Laut mampu menembus rompi antipeluru dan helm standar tempur yang digunakan Korps Marinir Amerika Serikat.

Dalam keterangan Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur menyebut, kemampuan senjata buatan dalam negeri yang digunakan Korps Marinir itu terungkap dalam Latihan Bersama Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016 di Kaneohe, Hawaii, Amerika Serikat.

Kemampuan senjata SS2 V1 itu melampaui kemampuan senjata jenis Steyr dan M4 yang digunakan Marinir Amerika Serikat. Pada saat senjata Marinir Amerika Serikat hanya membuat penyok baja penahan peluru setebal 1,75 sentimeter pada rompi antipeluru, SS2 V1 yang berkaliber 5,56 mm mampu menembusnya.

SS2 adalah singkatan dari Senapan Serbu 2, sedangkan SS2 V1 adalah versi standar senjata tersebut. Senjata itu dibuat berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.

Latihan Bersama Multilateral Rimpac 2016 diikuti 100 prajurit awak KRI Diponegoro-365 beserta 45 prajurit Marinir. KRI Diponegoro-365 dipimpin Letkol Laut (P) Tunggul, sedangkan prajurit Marinir dipimpin Mayor (Mar) Indra Fauzi Umar.
Pasukan TNI saat mengikuti Latihan Bersama Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016 di Kaneohe, Hawaii, Amerika Serikat. (Foto: Istimewa)
Rimpac merupakan kegiatan latihan bersama yang diadakan Angkatan Laut Amerika Serikat setiap dua tahun sekali. Kegiatan itu merupakan latihan bersama multilateral terbesar di dunia.

Pindad Kembangkan Berbagai Varian Senjata 


PT Pindad kembali meluncurkan 4 senjata terbarunya guna mendukung fungsi pasukan yang berbeda-beda dengan kualitas akurasi yang maksimal. Salah satu senjata yang diluncurkan adalah senapan serbu SS2 Subsonic. Senjata ini merupakan varian terbaru dari seri senapan serbu SS2 produksi Pindad.

Senapan ini dirancang khusus untuk penggunaan munisi subsonic 5,56 milimeter dengan peredam di laras untuk operasi senyap oleh prajurit di medan tempur.

Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmi Karim mengatakan, penggunaan munisi dan peredam membuat SS2 subsonic efektif dalam mendukung kegiatan operasi khusus. "Seperti untuk aksi pembebasan sandera atau aksi penyergapan," kata dia.
Pembukaan Latihan Bersama Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016 di Kaneohe, Hawaii, Amerika Serikat. Yang diikuti puluhan negara di dunia. (Foto: Istimewa)

TNI AU Buat Berbagai Akun Media Sosial untuk Dekatkan Diri ke Masyarakat

Twitter TNI AU. Demi lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, TNI AU menjajaki penggunaan media sosial seperti Twitter dan lain-lain untuk mensosialisasikan program kerja dari kesatuan para penjaga langit tersebut.
" Kami berusaha untuk tetap ada batasannya. Gaul boleh tapi tidak menghilangkan karakter akun sebagai institusi militer. Ini yang tetap kita jaga. Kami hanya ingin lebih dekat dengan masyarakat.
JAKARTA -- Semakin berkembang pesatnya jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan media sosial sejenis lainnya saat ini, ternyata juga menjadi perhatian serius korps TNI Angkatan Udara. Peran media sosial di tengah masyarakat kini dianggap semakin kuat, dan menuntut TNI AU juga harus beradaptasi dengan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat.

Hal ini disampaikan sendiri oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen TNI AU), yang telah berganti tampuk kepemimpinan dari Marsma TNI Dwi Badarmanto ke tangan Marsma TNI Wieko Sofyan.

Seperti dikutip dari laman VIVA.co.id, pria berusia paruh baya itu, dengan disertai canda tawa, dia bercerita mengenai visi dan misinya setelah dua bulan menjabat.

Marsma Wieko juga membocorkan beberapa isu terkait dengan pro kontra Project Loon, sampai kriteria pesawat yang diinginkan pihak TNI AU. Yang terpenting, dia membeberkan rahasia dapur media sosial milik TNI AU, terutama akun Twitter yang banyak diperbincangkan di dunia maya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen), Marsma TNI Wieko Sofyan. (Foto: Istimewa)
Berikut wawancara lengkap dengan Marsma Wieko di kantornya beberapa waktu lalu.

Baru dua bulan menjabat Kadispen AU, apa misi ke depan?

Kadispen: Misi tidak khusus secara pribadi, tapi meneruskan apa yang sudah dirintis pendahulu saya, menjadikan institusi yang bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang TNI AU.

Ada Strategi Baru?

Kadispen: Saya hanya mencoba berkreasi. Dari media sosial yang kita punya, akan diperkenalkan TNI AU, mungkin ke depan bisa live, memperkenalkan salah satu tokoh di TNI AU, insitusi atau satuan-satuan di lapangan udara.

Apa urgensinya menggunakan media sosial?

Kadispen: Media sosial itu sudah menjadi keharusan, sudah menjadi tuntutan sekarang ini.

Bagaimana proses memposting konten di media sosial TNI AU?

Kadispen: Ada tim di TNI AU. Per minggu kita selalu evaluasi, mana yang harus kita waspadai, mana yang harus kita luruskan, mana yang perlu kita tingkatkan. Pimpinan verifikasi, dalam hal ini pimpinan Kepala Satuan AU.

Mencoba menggiring opini publik?

Kadispen: Secara langsung mungkin enggak, ya tentu ada mengarah ke sana, apalagi kalau memang pemberitaan tersebut berkaitan dengan nama baik TNI AU, personil TNI AU, kegiatan TNI AU kita mencoba untuk tentu untuk bisa meluruskan.

TNI AU kan biasanya tegas tapi di Twitter itu terkesan humanis. Mengapa seperti itu?

Kadispen: Itu kebijakan pimpinan, bagaimana agar bisa lebih dekat lagi kepada masyarakat, berbaur, syukur-syukur masyarakat bisa bergabung dengan TNI AU. Tapi tetap ada batasannya. Gaul tapi tidak menghilangkan karakter sebagai institusi militer.

Timnya ada berapa orang untuk mengelola medsos itu?

Kadispen: Resminya sih memang ada 5. Tapi berubah-ubah. Rata-rata kami pilih karena mereka aktif di medsos. Ada yang masih muda, ada yang umur 40. Urus Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube.

Tak berniat dikembangkan?

Kadispen: Ya itu dilihat dari kebutuhannya juga nanti. Ke depan harusnya ada tim khusus karena kemajuan teknologi tidak bisa abaikan, harus ada yang benar-benar concern. Yang jelas dampak medsos cukup signifikan. Ketertarikan untuk bergabung ke TNI AU meningkat. Pernah dapat penghargaan juga dari The Marketeers. Padahal tak ada training khusus untuk tim medsos.

Kalau misal ada kejadian,  kecelakaan pesawat, itu bagaimana tugas tim medsos?

Kadispen: Itu memang sesuatu yang kita waspadai. Ada SOP-nya. Jalurnya, ada yang mencari informasi kejadian sebenarnya, ada yang mencari personel yang terkait kejadian, cari info alutsistanya, itu baru disampaikan kepada saya selaku Dispen untuk menginformasikan keluar. Ada batasan penyampaian keluar, apalagi dalam bentuk foto.

Soal Alutsista, antisipasi kemajuan pesawat bagaimana karena kemarin banyak kecelakaan?

Kadispen: Keinginan ke depan, alutsista yang kita miliki itu adalah yang terbaik. Kami ingin pesawat baru, bukan pesawat hibah. Tapi kita hanya bisa berharap karena kebijakan itu ada di Kemenhan.

Tapi ada rencana beli yang baru?

Kadispen: Ya, pesawat tempur. Sukhoi 35 dari Rusia, yang akan menggantikan pesawat F5. Meskipun sampai sekarang, yang saya dengar dari Kemenhan, masih ada beberapa yang hal yang mesti diselesaikan.

Project loon di perbatasan, kabarnya belum dapat persetujuan dari AU?

Kadispen: Semua yang berkaitan dengan masalah ketinggian harus dikomunikasikan kepada TNI AU, dalam hal ini pangkalan terdekat, atau Kementerian Perhubungan karena berkaitan dengan keamanan penerbangan. Drone juga sama. Tapi jika kemajuan teknologi tidak buruk, harusnya diatur, diarahkan. Kalau tidak diatur bahaya.

Ada info, TNI AU merekrut pasukan penerbang drone?

Kadispen: Kita punya satuan untuk mengelola masalah potensi dirgantara, salah satunya adalah aeromodeling, drone adalah aeromodeling. Menurut saya, suatu hal menarik dan strategis untuk dikembangkan. TNI AU mencoba mewadahi, nantinya bisa dikembangkan. Drone bisa dibuat alutsista. Kita punya beberapa, beroperasi di perbatasan, Jayapura, Natuna.

Ngomong-ngomong, pesawat yang bagus produksi mana?

Kadispen: Masalah bagus relatif. Kita juga pertimbangkan masalah politis. Sementara ini pesawat dikuasai dua negara, AS dan Rusia. Bung Karno pilih pesawat Rusia, Orde Baru masuk ke produksi Barat (AS). Yang jelas, hubungan diplomatik cukup menentukan. Kita juga punya pesawat buatan PT DI tapi bukan pesawat tempur.

Twitter TNI AU Semakin 'Nyentrik'

Makin banyak orang yang belakangan ini penasaran dengan akun milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) di Twitter. Meski memiliki banyak akun yang menamakan TNI AU, ada satu yang cukup menarik perhatian, yakni @_TNIAU.
Photo yang diunggah Twitter TNI AU, terkait aktifitas dan cara kerja dari para anggota TNI AU.
Akun tersebut mengaku sebagai Twitter resmi milik TNI AU dan dikelola oleh Dinas Penerangan (Dispen) AU. Berawal dari rasa penasaran kami atas cuitannya yang pintar memicu interaksi dan kerap nyeleneh, kami pun memberanikan diri bertanya dengan pihak Dispen AU.

Kadispen AU Marsma TNI Wieko Syofyan sendiri mengakui, jika mempunyai tim khusus (TNI AU) untuk urusan media sosial, tidak hanya Twitter tapi juga punya Facebook dan Instagram, juga website.

Dia menjelaskan betapa pentingnya publikasi melalui media sosial untuk bisa menjaga nama baik TNI AU sekaligus mengedukasi masyarakat akan seluk beluk TNI AU. Format penerangan menggunakan sosial media dianggapnya sebagai suatu keharusan seiring dengan teknologi yang semakin berkembang dan banyaknya pengguna smartphone.


"Kita memang punya tim khusus di sini (TNI AU) untuk urusan media sosial, tidak hanya Twitter tapi kami juga punya Facebook dan Instagram, juga website. Setiap minggu kami selalu melakukan evaluasi untuk memperkaya konten, termasuk untuk merespons sebuah isu di dunia penerbangan. Evaluasi ini sangat penting sebagai koordinasi sekaligus untuk memperbaiki konten ke depannya," tutur Wieko.

Menurut Wieko, memang tidak banyak anggota tim media sosial di TNI AU, jumlahnya hanya sekitar 5 sampai 7 orang, yang komposisinya bisa berubah-ubah. Artinya, Airmin-nya tidak tetap.

Photo-photo yang diunggah Twitter TNI AU, terkait aktifitas dan cara kerja dari para anggota TNI AU.