"Apa yang dilakukan KKB terhadap korban yang mengajar di SD YPGRI 1 di luar batas kemanusiaan. Untuk korban pemerkosaan saat ini dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, setelah diterbangkan dari Wamena,”JAYAPURA -- Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali berbuat ulah. Sedikitnya 15 guru dan sejumlah tenaga kesehatan di Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua, disandera pemberontak dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Mereka mendapat perlakuan keji, bahkan salah satu guru mengalami pemerkosaan secara bergilir selama dalam penyanderaan.
Informasi yang dirangkum, para guru dan paramedis disandera selama 14 hari mulai tanggal 3 Oktober hingga 17 Oktober 2018 di Mapenduma. Mereka akhirnya berhasil diselamatkan dengan bantuan Kepala Puskesmas Mapenduma Naftali Wandikbo.
“Memang benar ada laporan tentang 15 orang guru dan tenaga kesehatan yang selamat setelah sempat disandera KKB dari tanggal 3 hingga 17 Oktober,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal dilansir dari inews.id, Minggu (21/10/2018).
Dia membenarkan selain menyandera, KKB juga memerkosa salah satu guru yang dilakukan secara bergiliran. Kamal mengungkapkan, sebelum diterbangkan ke Wamena para korban sempat diamankan dan menginap di kediaman Kepala Puskesmas Mapenduman Naftali Wandikbo.
"Apa yang dilakukan KKB terhadap korban yang mengajar di SD YPGRI 1 di luar batas kemanusiaan. Untuk korban pemerkosaan saat ini dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, setelah diterbangkan dari Wamena,” ucapnya.
Dia menjelaskan, dari laporan yang diterimanya, aksi yang dilakukan KKB itu lantaran diduga mereka mencurigai kehadiran para guru dan dokter merupakan aparat keamanan yang menyamar untuk memantau kegiatan mereka.
Pasukan gabungan TNI-Polri berhasil membebaskan para korban warga sipil dari sanderaan kelompok separatis OPM dalam sebuah operasi pembebasan di pedalaman Papuan. (Foto: Istimewa) |
Diketahui, untuk mencapai daerah Mapenduma, dapat dilakukan dengan melalui jalan darat dari Wamena-Yal yang dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar dua jam atau terbang langsung ke Mapenduma dengan menggunakan pesawat berbadan kecil.
Separatis OPM di Papua terbagi dalam beberapa kelompok yang memiliki komandan tersendiri. OPM sering melakukan serangan sporadis yang menyasar warga sipil untuk menciptakan ketakutan pada masyarakat. Pergerakan kelompok bersenjata ini semakin meningkat sejak empat tahun terakhir dan sudah menjatuhkan korban dari rakyat sipil, TNI dan Polri.[*JM]
Sumber: inews.id