JAKARTA -- Perlahan tapi pasti, kemampuan Indonesia untuk bisa membuat dan memproduksi alat utama sistem senjata (Alutsista), semakin meningkat dari masa ke masa. Kini Indonesia sudah mampu memproduksi peralatan tempur untuk semua matra, mulai dari pesawat, kapal perang, panser, heli serbu dan lain-lain.
Bukan hanya digunakan oleh tentara Indonesia. Alustsista ini juga sudah diekspor ke berbagai dunia. Negara-negara besar seperti Rusia sampai Korea Selatan sudah mengakui kecanggihan alutsista buatan Indonesia.
Sejumlah negara yang sudah membeli alutsista buatan Indonesia adalah Malaysia, Brunai Darussalam, Senegal, Timor Leste, Nigeria, Irak, Filipina, Oman dan lain-lain.
Berikut alutsista buatan Indonesia yang mendapat pengakuan dunia internasional:
1. Panser APC Anoa 6×6
Kendaraan taktis ini sudah dipakai banyak negara dan juga telah mendapatkan lisensi dari PBB. Panser bermesin Renault ini sudah teruji di negara-negara gurun seperti Libanon saat digunakan oleh pasukan perdamaian PBB. Kualitasnya sesuai dengan standar NATO pada level III atau level yang tingkat ketahananannya terhadap serangan sudah lebih baik dari level II yang diproduksi di China dan India.
Pada tahun 2008, TNI memesan 154 buah Panser Anoa berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC dan tahun 2012 TNI memesan 61 unit. PT Pindad juga mengeluarkan Panser Anoa jenis baru.
Anoa spesies baru ini mengusung Kanon kaliber 20 mm dan berjenis berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). Panser ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis.
2. Tank Medium
PT Pindad telah merancang prototipe Medium Tank bersama FNSS asal Turki. Tank ini mampu menembus kecepatan hingga 70 kilometer per jam dengan daya jelajah hingga 600 km. Medium tank ini akan dilengkapi dengan meriam dengan kaliber 105 mm yang diadopsi dari Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense dari Belgia.
Kaplan MT saat ini baru akan diproduksi untuk kebutuhan dalam negeri. Rencananya, Kaplan MT baru akan diproduksi sebanyak 100 unit untuk Tentara Nasional Indonesia. Namun sejumlah negara dari regional Asia Tenggara mulai berminat dengan kendaraan tempur ini.
Tingginya minat dari pasar mancanegara disebabkan karena spesifikasi Kaplan MT yang mutakhir. Kaplan MT memiliki berat 30-40 ton dengan ukuran 7 meter x 3,2 meter x 2,7 meter. Menggunakan mesin diesel dengan sistem transmisi otomatis (fully-automatic) yang mampu mengangkut 3 personel, terdiri dari juru kemudi, juru tembak, hingga pemberi komando.
Dengan kecepatan 70 kilometer per jam, Kaplan MT memiliki jarak tempuh maksimal sekali jalan 450 km. Selain itu, medium tank ini juga dilengkapi dengan meriam berkaliber 105 mm. Dan juga dilengkapi Remote Control Weapon System (RCWS).
3. Pesawat CN 235
Pesawat CN 235 jenis Maritime Patrol Aircraft (MPA) produksi PT Dirgantara Indonesia menjadi salah satu Alutsista yang diminati negara lain. Pada 2011-2012 lalu, PT DI memenuhi permintaan Korea Selatan yang memesan empat pesawat itu melalui kontrak yang ditandatangani pada 2008 dengan nilai total USD 94,5 juta.
Pesawat yang merupakan modifikasi dari CN-235 itu, cocok untuk melakukan patroli perairan di samping bisa difungsikan untuk angkutan personel. PT DI juga mengekspor pesawat CN 235 jenis pesawat angkut militer VIP, ke Senegal, Afrika.
4. UAV Smart Eagle II
Smart Eagle II adalah pesawat tanpa awak buatan Indonesia yang diproduksi oleh PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan Intelijen Indonesia. Pesawat canggih dengan mesin 2 tak berdiameter 150cc yang mampu terbang selama 6 jam ini pertama kali diuji coba di pantai selatan Jawa Barat.
UAV ini dilengkapi color TV Camera dan mampu beroperasi pada malam hari menggunakan Therman Imaging alias TIS Camera untuk penginderaannya.
5. Kapal Perang
Saat ini sudah mampu memproduksi beberapa jenis kapal perang. Pertama kapal perang Strategic Sealift Vessel (SSV) merupakan jenis kapal pengembangan dari tipe Loading Platform Dock. Kapal ini memiliki fungsi sebagai kapal pengangkut personil dan alat tempur, mulai dari truck, tank hingga helikoper.
Selain sudah digunakan TNI AL, kapal perang buatan PT PAL ini juga sudah dibeli oleh militer Filipina dan menjadi armada kapal perang terbesar yang pernah dimiliki negara itu.
Selain mampu mengangkut banyak personil, SSV juga sudah menerapkan teknologi canggih. Kapal tersebut berukuran panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter serta memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas. Kapal jenis ini dibanderol senilai US$ 90 juta atau setara dengan Rp 1 triliun, tergantung dari spesifikasi teknis.
Kedua adalah Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal PKR merupakan kapal perang canggih jenis Frigate Class yang memiliki panjang 105,11 meter; lebar 14,2 meter; kecepatan 28 knot. Kapal ini dapat berlayar sampai 5.000 nm pada 14 knot dan ketahanan berlayar 20 hari.
Kapal perusak ini memiliki empat kemampuan tempur yakni, kemampuan perang antar permukaan. Dengan tembakan torpedo dan rudal, PKR 1 dapat menenggelamkan kapal perang musuh. Perang di udara, dengan senjata yang dimiliki dapat menghancurkan jet tempur atau pesawat musuh.
Kapal ini bisa difungsikan untuk perang bawah laut. Dan yang terakhir kemampuan perang elektronika. Dengan peralatan elektronika, kapal ini bisa membajak atau melakukan jammer terhadap sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.
Indonesia juga telah mampu membuat kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) Klas 60 Meter, yang sangat ideal beroperasi di kawasan laut perairan dangkal. PT PAL juga telah berhasil membuat kapal perang jenis patroli cepat (Fast Patrol Boat). Pada 2011 lalu, Timor Leste memesan dua kapal patroli cepat senilai USD 40 juta.
6. Senapan Serbu SS-2
PT Pindad telah mampu memproduksi berbagai jenis senjata antara lain; jenis senapan serbu (SSI-VI, SS2-V2, SS1-V3, SS1-V5), Senapan sniper (SPR-1) pistol (P-1, P-2), revolver (R1-V1, R1-V2, RG-1 (tiper A), RG-1 (tipe c), senapan sabhara/polisi (Sabhara V1 and Sabhara V2), senjata penjaga hutan, pistol profesional magnum, peluncur granat, dan pelindung tubuh (personal body protection).
SS-2 merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS-1. SS-2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembapan tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,8 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg.
SPR-3, sebuah senapan tipe sniper bahkan memiliki kemampuan menembus plat baja tank tempur. Senapan serbu SS-2 merupakan produk langganan negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, Nigeria, Thailand dan Singapura.
7. Kepala roket (Smoke Warhead)
Smoke Warhead adalah produk militer asli buatan Indonesia yang diproduksi oleh PT Sari Bahari dari Ngalam, Malang, Jawa Timur. Kualitas Smoke Warhead buatan Indonesia bahkan diakui mampu mengalahkan produk serupa buatan pabrikan sejumlah negara maju, di antaranya; Amerika Serikat dan Rusia.
Smoke Warhead adalah kepala roket berdiameter 70 mm yang dipasangkan dengan roket pasangan pada pesawat Super Tucano. Smoke Warhead ini memberikan informasi kepada pilot mengenai posisi jatuh roket dengan mengeluarkan asap selama dua menit. Smoke Warhead buatan Indonesia juga telah diekspor ke berbagai negara, salah satunya adalah ke Chile yang membeli 260 unit kepala roket.
8. Kapal Selam
Indonesia kini juga sudah mampu memproduksi kapal selam, yang merupakan hasil transfer teknologi (TOT) dari Korea Selatan. Indonesia membeli tiga unit kapal selam Changbogo class buatan Korsel, dua kapal selam diproduksi di Korsel dan satu kapal selam diproduksi di galangan kapal PT PAL setelah dilakukannya TOT.
salah satu produk alutsista hasil dari alih teknologi PT PAL dengan perusahaan dari Korea adalah kapal selam KRI Nagapasa 403. Selain itu ada juga kapal selam Ardedali yang merupakan asli buatan Indonesia. Rencananya Indonesia akan memproduksi 12 kapal selam lagi dalam beberapa tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan TNI AL.
9. Peluru
PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) juga telah mampu memproduksi berbagai jenis peluru, antara lain peluru berkaliber 5,56 mm, 7,62 mm dan 9 mm. Peluru buatan Pindad telah melalui uji kelayakan badan internasional dan telah lulus pengujian standar NATO. Juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-International Certification Services Ltd, Inggris pada tahun 1994.
Selain memasok kebutuhan peluru TNI-Polri. Peluru buatan Pindad juga diekspor keluar negeri. Peluru-peluru tersebut dikirim ke Singapura, Filipinan, Bangladesh, hingga ke Amerika Serikat (AS). Singapura pernah memesan 10 juta peluru dari Indonesia dan pada 2009 lalu, satu juta peluru telah diekspor ke AS dengan nilai transaksinya mencapai USD 200.000.
10. Tank boat
PT Pindad bekerjasama dengan PT Lundin Industry Invest berhasil membuat alutsista jenis baru yang dinamai Tank Boat Antasena. Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (purn) Ryamizard Ryacudu mengungkapan jika Antasena sudah dipesan negara lain. Salah satu pemesannya adalah Rusia. Kapal tank boat canggih ini juga menjadi salah satu senjata andalan TNI AL dan Marinir dalam pertempuran.
11. Helikopter Serbu
PT DI hingga kini sudah mampu membuat berbagai jenis helikopter, dengan berbagai macam fungsi. Helikopter tersebut diantaranya adalah helikopter EC725 Super Cougar, H215 Super Puma, EC725 alias H225M, BELL 412EP, AS565 MBe, dan lain-lain.
Helikopter EC725 Super Cougar alias H225M merupakan helikopter multiguna bermesin ganda untuk keperluan militer yang diproduksi secara berbarengan oleh Airbus dan PTDI. EC725 biasa digunakan sebagai helikopter angkut dan pernah diterjunkan di Afghanistan, Mali dan Libya. Belum lama ini TNI memesan lima unit EC725 dari PTDI.
Helikopter ini kali pertama terbang pada 27 November 2000 dengan fleet experience lebih dari 500.000 jam terbang. Bahkan heli ini telah dikirimkan ke seluruh dunia lebih dari 200 unit.
Berikut daftar alutsista buatan Indonesia lainnya untuk ketiga matra:
Alutsista Matra Udara Buatan Dalam Negeri:
-Pesawat CN-235 MPA
-Pesawat CN-295
-Pesawat NAS-332 Tactical Transport
-Pesawat C-212-200
-Helikopter NAS-332
-Pesawat Tanpa Awak (UAV) "Wulung"
-Tank AMX-13/Retrofit.
Alutsista Matra Laut Buatan Dalam Negeri:
-Pesawat CN-235 MPA
-Kapal KCR Type 40
-Kapal KCR Type 60
-Kapal Angkut Tank
-Kapal Landing Craft Ultility (LCU)
-Kapal Landing Craft Vehicles Personnel (LCVP)
-Truck 2 ½ Ton
-Kapal Patroli 28 M
-Combat Boat
-Sea Raider
-Kapal Bantu Minyak Cair (BCM).
Alutsista Matra Darat Buatan Dalam Negeri:
-Panser (6x6)/Anoa
-Heli Serbu Bell 412EP
-Rantis ¾ Ton.
Bukan hanya digunakan oleh tentara Indonesia. Alustsista ini juga sudah diekspor ke berbagai dunia. Negara-negara besar seperti Rusia sampai Korea Selatan sudah mengakui kecanggihan alutsista buatan Indonesia.
Sejumlah negara yang sudah membeli alutsista buatan Indonesia adalah Malaysia, Brunai Darussalam, Senegal, Timor Leste, Nigeria, Irak, Filipina, Oman dan lain-lain.
Berikut alutsista buatan Indonesia yang mendapat pengakuan dunia internasional:
1. Panser APC Anoa 6×6
Kendaraan taktis ini sudah dipakai banyak negara dan juga telah mendapatkan lisensi dari PBB. Panser bermesin Renault ini sudah teruji di negara-negara gurun seperti Libanon saat digunakan oleh pasukan perdamaian PBB. Kualitasnya sesuai dengan standar NATO pada level III atau level yang tingkat ketahananannya terhadap serangan sudah lebih baik dari level II yang diproduksi di China dan India.
Pada tahun 2008, TNI memesan 154 buah Panser Anoa berbagai tipe. Untuk tahun 2011 TNI memesan 11 Panser Anoa tipe APC dan tahun 2012 TNI memesan 61 unit. PT Pindad juga mengeluarkan Panser Anoa jenis baru.
Anoa spesies baru ini mengusung Kanon kaliber 20 mm dan berjenis berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). Panser ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis.
2. Tank Medium
PT Pindad telah merancang prototipe Medium Tank bersama FNSS asal Turki. Tank ini mampu menembus kecepatan hingga 70 kilometer per jam dengan daya jelajah hingga 600 km. Medium tank ini akan dilengkapi dengan meriam dengan kaliber 105 mm yang diadopsi dari Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense dari Belgia.
Kaplan MT saat ini baru akan diproduksi untuk kebutuhan dalam negeri. Rencananya, Kaplan MT baru akan diproduksi sebanyak 100 unit untuk Tentara Nasional Indonesia. Namun sejumlah negara dari regional Asia Tenggara mulai berminat dengan kendaraan tempur ini.
KAPLAN MT, tank tempur buatan Indonesia-Turki diresmikan dalam sebuah pameran di Istanbul. (Foto/Anadolu) |
Dengan kecepatan 70 kilometer per jam, Kaplan MT memiliki jarak tempuh maksimal sekali jalan 450 km. Selain itu, medium tank ini juga dilengkapi dengan meriam berkaliber 105 mm. Dan juga dilengkapi Remote Control Weapon System (RCWS).
3. Pesawat CN 235
Pesawat CN 235 jenis Maritime Patrol Aircraft (MPA) produksi PT Dirgantara Indonesia menjadi salah satu Alutsista yang diminati negara lain. Pada 2011-2012 lalu, PT DI memenuhi permintaan Korea Selatan yang memesan empat pesawat itu melalui kontrak yang ditandatangani pada 2008 dengan nilai total USD 94,5 juta.
Pesawat yang merupakan modifikasi dari CN-235 itu, cocok untuk melakukan patroli perairan di samping bisa difungsikan untuk angkutan personel. PT DI juga mengekspor pesawat CN 235 jenis pesawat angkut militer VIP, ke Senegal, Afrika.
4. UAV Smart Eagle II
Smart Eagle II adalah pesawat tanpa awak buatan Indonesia yang diproduksi oleh PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan Intelijen Indonesia. Pesawat canggih dengan mesin 2 tak berdiameter 150cc yang mampu terbang selama 6 jam ini pertama kali diuji coba di pantai selatan Jawa Barat.
UAV ini dilengkapi color TV Camera dan mampu beroperasi pada malam hari menggunakan Therman Imaging alias TIS Camera untuk penginderaannya.
5. Kapal Perang
Saat ini sudah mampu memproduksi beberapa jenis kapal perang. Pertama kapal perang Strategic Sealift Vessel (SSV) merupakan jenis kapal pengembangan dari tipe Loading Platform Dock. Kapal ini memiliki fungsi sebagai kapal pengangkut personil dan alat tempur, mulai dari truck, tank hingga helikoper.
KRI Diponegoro kelas SIGMA asli buatan Indonesia. (Foto: Istimewa) |
Selain mampu mengangkut banyak personil, SSV juga sudah menerapkan teknologi canggih. Kapal tersebut berukuran panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter serta memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas. Kapal jenis ini dibanderol senilai US$ 90 juta atau setara dengan Rp 1 triliun, tergantung dari spesifikasi teknis.
Kedua adalah Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal PKR merupakan kapal perang canggih jenis Frigate Class yang memiliki panjang 105,11 meter; lebar 14,2 meter; kecepatan 28 knot. Kapal ini dapat berlayar sampai 5.000 nm pada 14 knot dan ketahanan berlayar 20 hari.
Kapal perusak ini memiliki empat kemampuan tempur yakni, kemampuan perang antar permukaan. Dengan tembakan torpedo dan rudal, PKR 1 dapat menenggelamkan kapal perang musuh. Perang di udara, dengan senjata yang dimiliki dapat menghancurkan jet tempur atau pesawat musuh.
Kapal ini bisa difungsikan untuk perang bawah laut. Dan yang terakhir kemampuan perang elektronika. Dengan peralatan elektronika, kapal ini bisa membajak atau melakukan jammer terhadap sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.
Indonesia juga telah mampu membuat kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) Klas 60 Meter, yang sangat ideal beroperasi di kawasan laut perairan dangkal. PT PAL juga telah berhasil membuat kapal perang jenis patroli cepat (Fast Patrol Boat). Pada 2011 lalu, Timor Leste memesan dua kapal patroli cepat senilai USD 40 juta.
6. Senapan Serbu SS-2
PT Pindad telah mampu memproduksi berbagai jenis senjata antara lain; jenis senapan serbu (SSI-VI, SS2-V2, SS1-V3, SS1-V5), Senapan sniper (SPR-1) pistol (P-1, P-2), revolver (R1-V1, R1-V2, RG-1 (tiper A), RG-1 (tipe c), senapan sabhara/polisi (Sabhara V1 and Sabhara V2), senjata penjaga hutan, pistol profesional magnum, peluncur granat, dan pelindung tubuh (personal body protection).
Senapan serbu SS-2 Buatan PT Pindad. (Foto: Istimewa) |
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,8 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg.
SPR-3, sebuah senapan tipe sniper bahkan memiliki kemampuan menembus plat baja tank tempur. Senapan serbu SS-2 merupakan produk langganan negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, Nigeria, Thailand dan Singapura.
7. Kepala roket (Smoke Warhead)
Smoke Warhead adalah produk militer asli buatan Indonesia yang diproduksi oleh PT Sari Bahari dari Ngalam, Malang, Jawa Timur. Kualitas Smoke Warhead buatan Indonesia bahkan diakui mampu mengalahkan produk serupa buatan pabrikan sejumlah negara maju, di antaranya; Amerika Serikat dan Rusia.
Smoke Warhead adalah kepala roket berdiameter 70 mm yang dipasangkan dengan roket pasangan pada pesawat Super Tucano. Smoke Warhead ini memberikan informasi kepada pilot mengenai posisi jatuh roket dengan mengeluarkan asap selama dua menit. Smoke Warhead buatan Indonesia juga telah diekspor ke berbagai negara, salah satunya adalah ke Chile yang membeli 260 unit kepala roket.
8. Kapal Selam
Indonesia kini juga sudah mampu memproduksi kapal selam, yang merupakan hasil transfer teknologi (TOT) dari Korea Selatan. Indonesia membeli tiga unit kapal selam Changbogo class buatan Korsel, dua kapal selam diproduksi di Korsel dan satu kapal selam diproduksi di galangan kapal PT PAL setelah dilakukannya TOT.
Kapal selam KRI Ardedali 404 buatan Indonesia, yang merupakan hasil alih teknologi dari Korea Selatan. (Foto: Istimewa) |
9. Peluru
PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) juga telah mampu memproduksi berbagai jenis peluru, antara lain peluru berkaliber 5,56 mm, 7,62 mm dan 9 mm. Peluru buatan Pindad telah melalui uji kelayakan badan internasional dan telah lulus pengujian standar NATO. Juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-International Certification Services Ltd, Inggris pada tahun 1994.
Selain memasok kebutuhan peluru TNI-Polri. Peluru buatan Pindad juga diekspor keluar negeri. Peluru-peluru tersebut dikirim ke Singapura, Filipinan, Bangladesh, hingga ke Amerika Serikat (AS). Singapura pernah memesan 10 juta peluru dari Indonesia dan pada 2009 lalu, satu juta peluru telah diekspor ke AS dengan nilai transaksinya mencapai USD 200.000.
10. Tank boat
PT Pindad bekerjasama dengan PT Lundin Industry Invest berhasil membuat alutsista jenis baru yang dinamai Tank Boat Antasena. Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (purn) Ryamizard Ryacudu mengungkapan jika Antasena sudah dipesan negara lain. Salah satu pemesannya adalah Rusia. Kapal tank boat canggih ini juga menjadi salah satu senjata andalan TNI AL dan Marinir dalam pertempuran.
11. Helikopter Serbu
PT DI hingga kini sudah mampu membuat berbagai jenis helikopter, dengan berbagai macam fungsi. Helikopter tersebut diantaranya adalah helikopter EC725 Super Cougar, H215 Super Puma, EC725 alias H225M, BELL 412EP, AS565 MBe, dan lain-lain.
Helikopter EC725 Super Cougar alias H225M merupakan helikopter multiguna bermesin ganda untuk keperluan militer yang diproduksi secara berbarengan oleh Airbus dan PTDI. EC725 biasa digunakan sebagai helikopter angkut dan pernah diterjunkan di Afghanistan, Mali dan Libya. Belum lama ini TNI memesan lima unit EC725 dari PTDI.
Helikopter Super Puma buatan PT DI. (Foto: indonesian-aerospace.com) |
Berikut daftar alutsista buatan Indonesia lainnya untuk ketiga matra:
Alutsista Matra Udara Buatan Dalam Negeri:
-Pesawat CN-235 MPA
-Pesawat CN-295
-Pesawat NAS-332 Tactical Transport
-Pesawat C-212-200
-Helikopter NAS-332
-Pesawat Tanpa Awak (UAV) "Wulung"
-Tank AMX-13/Retrofit.
Alutsista Matra Laut Buatan Dalam Negeri:
-Pesawat CN-235 MPA
-Kapal KCR Type 40
-Kapal KCR Type 60
-Kapal Angkut Tank
-Kapal Landing Craft Ultility (LCU)
-Kapal Landing Craft Vehicles Personnel (LCVP)
-Truck 2 ½ Ton
-Kapal Patroli 28 M
-Combat Boat
-Sea Raider
-Kapal Bantu Minyak Cair (BCM).
Alutsista Matra Darat Buatan Dalam Negeri:
-Panser (6x6)/Anoa
-Heli Serbu Bell 412EP
-Rantis ¾ Ton.