MOSKOW -- Meski
saat ini Rusia menghadapi ancaman dari NATO dan Amerika Serikat (AS),
Moskow tetap tidak gentar dan terus menambah kekuatan armada militer
dengan menciptakan pesawat super canggih. Berdasarkan informasi dari
Express, Jumat (15/7/2016), Rusia disebut tengah mempersiapkan sebuah
pesawat pembom siluman hipersonik.
Armada tersebut bahkan digadang-gadang dapat melaju dengan kecepatan sangat tinggi dan mampu menghancurkan satu negara hanya dalam waktu dua jam. Pesawat canggih milik Rusia itu disebut dengan Tupolov PAK DA (PAK-DA). Armada tersebut rencananya akan dioperasikan paling cepat pada tahun 2020.
Menurut informasi, PAK-DA memiliki kemampuan untuk meluncurkan senjata atom dari udara dan menggempur sejumlah wilayah hanya dalam waktu sekejap. Setelah selesai, pesawat itu nantinya akan diperkenalkan kepada seluruh dunia dalam sebuah acara militer di dekat Moskow.
Menurut keterangan Komandan Misil Strategis Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Karakayev, pesawat itu juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan patroli di wilayah udara Rusia.
PAK-DA akan dirancang memiliki dua mesin – satu untuk pesawat penumpang dan satu lagi untuk pesawat ruang angkasa. Pesawat ini sekaligus akan menggantikan jet bomber jarak jauh Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3.
Saat ini, Rusia
memiliki 32 unit pesawat pembom strategis Tu-95 MS dan 16 pesawat
supersonik Tu-160 yang bermarkas di kota Engels.
Subsonik atau Supersonik?
Pada waktu memulai pembuatan proyek PAK DA pada 1999, desainer pesawat ini dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit: Angkatan Udara Rusia membutuhkan pesawat subsonik atau supersonik?
Pesawat supersonik dapat menerebos semua senjata pertahanan udara, namun karena fitur aerodinamis yang dimilikinya, pesawat ini terlalu mencolok bagi musuh. Selain itu, pemakaian bahan bakar pesawat pembom supersonik sangatlah boros, sehingga pesawat ini tidak dapat terbang jauh di udara tanpa mengisi ulang bahan bakar.
Akhirnya desainer pesawat memilih membuat pesawat pembom subsonik. Panglima Tertinggi Angkatan Udara Rusia Viktor Bondar menyatakan keunggulan PAK DA adalah pesawat ini memiliki kapasitas lebih banyak dibanding Tu-160. Selain itu, persenjataan yang dimiliki akan jauh lebih dahsyat. Sementara, masalah lain akan terselesaikan dengan kehadiran rudal.
Pesaing Spirit B-2
Pesawat baru ini akan dibangun berdasarkan skema ”sayap terbang” yakni jenis pesawat yang mengudara hanya dengan sayap, tanpa ekor dan karnard (aeronautik). Fuselage (badan pesawat) hampir rata dan dimensinya dikurangi. Peran umum fuselage seperti menampung kru, peralatan, kargo, dan sebagainya, dibebankan pada sayap pesawat. Sayap tersebut juga dipasangi senjata dan tempat awak kapal.
Kebanyakan
pembuatan pesawat tipe “sayap terbang” menggunakan teknologi “siluman”
(low observable technology). Kemungkinan, pesawat pembom baru ini akan
dibuat agar dapat mengelabui radar dengan membentuk garis-garis rusuk,
untuk membuyarkan pancaran radar musuh.
Central Aerohydrodynamic Institute (TsAGI) saat ini sedang melakukan penelitian properti aerodinamik “sayap terbang”. Hal tersebut membuat Rusia mempunyai dasar untuk memproduksi pesawat siluman pesaing Spirit B-2 milik Amerika.
PAK DA memiliki bobot 120 ton. Tidak kurang dari seperempat berat tersebut merupakan barang angkut yang penting seperti bahan bakar, awak kapal, dan persenjataan. Pesawat ini juga akan dilengkapi dengan senjata hipersonik.
Prototipe pertama PAK DA direncanakan selesai pada 2017. Di tahun 2019, prototipe tersebut akan akan melakukan uji coba penerbangan dan di tahun 2025 pesawat akan masuk ke dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia.
Rusia Ciptakan Pesawat Tempur Lainnya
Selain pembuatan PAK DA, uji coba pesawat tempur siluman generasi ke-5, Sukhoi T-50 PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) masih dilakukan. Saat ini terdapat enam unit prototipe pesawat PAK FA, dan dua unit lagi akan bergabung dalam uji coba penerbangan pada 2015.
Pesawat
ini rencananya akan mulai diproduksi dalam jumlah kecil pada 2016.
Direktur Utama UAC Mikhail Pogosyan mengatakan pesawat ini akan masuk ke
dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia setelah tahun 2050.
Kapasitas produksi PAK FA sudah dikerahkan, tetapi T-50 tidak bisa menggantikan peran Su-27 dan Su-30 sepenuhnya dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, dalam sepuluh tahun ke depan Rusia mempertimbangkan penggunaan dua tipe pesawat yakni T-50 dan Su-35S.
Semakin pesatnya perkembangan pembangunan kekuatan tempur Rusia, menjadi perhatian utama NATO dan Amerika Serikat. Untuk menghadapi Rusia, NATO dengan dibantu AS telah memindahkan sebagian sistem pertahanan udara ke Polandia, Latvia, dan Estonia.
Amerika Serikat sejauh ini terus menekan anggota NATO untuk meningkatkan sistem pertahanannya, terutama dalam sistem radar dan peluru kendali balistik yang dianggap masih jauh untuk bisa menghadapi Rusia.
Kehadiran PAK DA juga tak lepas dari pandangan NATO yang menyatakan tidak akan melepaskan pandangan mata mereka walau hanya sekejap terkait dengan peningkatan militer Rusia yang dianggap menjadi ancaman invasi terhadap para anggota NATO lainnya.[JM]
Sumber: Okezone/Indonesia RBTH
Armada tersebut bahkan digadang-gadang dapat melaju dengan kecepatan sangat tinggi dan mampu menghancurkan satu negara hanya dalam waktu dua jam. Pesawat canggih milik Rusia itu disebut dengan Tupolov PAK DA (PAK-DA). Armada tersebut rencananya akan dioperasikan paling cepat pada tahun 2020.
Menurut informasi, PAK-DA memiliki kemampuan untuk meluncurkan senjata atom dari udara dan menggempur sejumlah wilayah hanya dalam waktu sekejap. Setelah selesai, pesawat itu nantinya akan diperkenalkan kepada seluruh dunia dalam sebuah acara militer di dekat Moskow.
Menurut keterangan Komandan Misil Strategis Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Karakayev, pesawat itu juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan patroli di wilayah udara Rusia.
PAK-DA akan dirancang memiliki dua mesin – satu untuk pesawat penumpang dan satu lagi untuk pesawat ruang angkasa. Pesawat ini sekaligus akan menggantikan jet bomber jarak jauh Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3.
Pesawat pembom Tupolov PAK DA (PAK-DA), Rusia. (Foto: Istimewa) |
Subsonik atau Supersonik?
Pada waktu memulai pembuatan proyek PAK DA pada 1999, desainer pesawat ini dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit: Angkatan Udara Rusia membutuhkan pesawat subsonik atau supersonik?
Pesawat supersonik dapat menerebos semua senjata pertahanan udara, namun karena fitur aerodinamis yang dimilikinya, pesawat ini terlalu mencolok bagi musuh. Selain itu, pemakaian bahan bakar pesawat pembom supersonik sangatlah boros, sehingga pesawat ini tidak dapat terbang jauh di udara tanpa mengisi ulang bahan bakar.
Akhirnya desainer pesawat memilih membuat pesawat pembom subsonik. Panglima Tertinggi Angkatan Udara Rusia Viktor Bondar menyatakan keunggulan PAK DA adalah pesawat ini memiliki kapasitas lebih banyak dibanding Tu-160. Selain itu, persenjataan yang dimiliki akan jauh lebih dahsyat. Sementara, masalah lain akan terselesaikan dengan kehadiran rudal.
Pesaing Spirit B-2
Pesawat baru ini akan dibangun berdasarkan skema ”sayap terbang” yakni jenis pesawat yang mengudara hanya dengan sayap, tanpa ekor dan karnard (aeronautik). Fuselage (badan pesawat) hampir rata dan dimensinya dikurangi. Peran umum fuselage seperti menampung kru, peralatan, kargo, dan sebagainya, dibebankan pada sayap pesawat. Sayap tersebut juga dipasangi senjata dan tempat awak kapal.
Pesawat bomber Spirit B-2, Amerika Serikat. (Foto: Istimewa) |
Central Aerohydrodynamic Institute (TsAGI) saat ini sedang melakukan penelitian properti aerodinamik “sayap terbang”. Hal tersebut membuat Rusia mempunyai dasar untuk memproduksi pesawat siluman pesaing Spirit B-2 milik Amerika.
PAK DA memiliki bobot 120 ton. Tidak kurang dari seperempat berat tersebut merupakan barang angkut yang penting seperti bahan bakar, awak kapal, dan persenjataan. Pesawat ini juga akan dilengkapi dengan senjata hipersonik.
Prototipe pertama PAK DA direncanakan selesai pada 2017. Di tahun 2019, prototipe tersebut akan akan melakukan uji coba penerbangan dan di tahun 2025 pesawat akan masuk ke dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia.
Rusia Ciptakan Pesawat Tempur Lainnya
Selain pembuatan PAK DA, uji coba pesawat tempur siluman generasi ke-5, Sukhoi T-50 PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) masih dilakukan. Saat ini terdapat enam unit prototipe pesawat PAK FA, dan dua unit lagi akan bergabung dalam uji coba penerbangan pada 2015.
Pesawat pembom Tupolov PAK DA (PAK-DA), Rusia. (Foto: Istimewa) |
Kapasitas produksi PAK FA sudah dikerahkan, tetapi T-50 tidak bisa menggantikan peran Su-27 dan Su-30 sepenuhnya dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, dalam sepuluh tahun ke depan Rusia mempertimbangkan penggunaan dua tipe pesawat yakni T-50 dan Su-35S.
Semakin pesatnya perkembangan pembangunan kekuatan tempur Rusia, menjadi perhatian utama NATO dan Amerika Serikat. Untuk menghadapi Rusia, NATO dengan dibantu AS telah memindahkan sebagian sistem pertahanan udara ke Polandia, Latvia, dan Estonia.
Amerika Serikat sejauh ini terus menekan anggota NATO untuk meningkatkan sistem pertahanannya, terutama dalam sistem radar dan peluru kendali balistik yang dianggap masih jauh untuk bisa menghadapi Rusia.
Kehadiran PAK DA juga tak lepas dari pandangan NATO yang menyatakan tidak akan melepaskan pandangan mata mereka walau hanya sekejap terkait dengan peningkatan militer Rusia yang dianggap menjadi ancaman invasi terhadap para anggota NATO lainnya.[JM]
Sumber: Okezone/Indonesia RBTH