“Asal muasal pembicaraan untuk membantu angkatan darat Brunei melakukan proses retrofit (modifikasi) 45 unit ranpur (kendaraan tempur) 4x4 VAB buatan Perancis dan membangun workshop maintenance angkatan darat Brunei,”JAKARTA -- Kerajaan Brunai Darussalam kini menjadi salah satu negara yang banyak membeli sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) buatan Indonesia. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono mengatakan mengapresiasi segala bentuk kerjasama militer dan kepercayaan yang diberikan Brunai kepada Indonesia.
“Saya berterima kasih atas kepercayaan Brunei terhadap industri pertahanan dalam negeri Indonesia melalui pembelian 45 unit Ranpur Anoa. Dan, sejumlah senjata ringan seperti SS2 V5 dan Pistol G2 Elite pada Mei 2018 yang lalu," ujarnya saat menerima kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Darat Brunei Brigadir Jenderal Dato Seri Pahlawan Awang Khairul Hamed bin Awang Haji Lampoh di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Selasa (9/10/2018),
Sedangkan Direktur Bisnis Produk Pertahanan Keamanan PT Pindad (Persero), Widjajanto mengatakan, kerajaan Brunei Darussalam menjajaki rencana pembelian 45 kendaraan tempur lapis baja Anoa 6x6 dan senjata SS2 buatan Pindad.
“Asal muasal pembicaraan untuk membantu angkatan darat Brunei melakukan proses retrofit (modifikasi) 45 unit ranpur (kendaraan tempur) 4x4 VAB buatan Perancis dan membangun workshop maintenance angkatan darat Brunei,” kata dia, Jumat, 4 Mei 2018.
Widjajanto mengatakan, pembahasan tersebut bergeser setelah kunjungan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah. Brunei memutuskan membatalkan rencana memodifikasi kendaraan tempur lama buatan Perancis itu, dan memilih membeli unit baru. Alasannya, secara ekonomis pembelian unit baru dinilai lebih hemat daripada memodifikasi kendaraan tempur lama.
Widjajanto mengatakan, dalam waktu dekat tim Angkatan Darat Brunei akan membentuk tim uji kendaraan tempur dan senjata untuk menguji produk Anoa dan senjata SS2 produksi Pindad. Pengujian itu menjadi tindak lanjut rencana pembelian kendaraan tempur dan senjata yang dibahas dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.
Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu A Fiantoro mengatakan belum mengetahui berapa nilai transaksi rencana pembelian kendaraan tempur dan senjata Pindad tersebut. Bayu menjelaskan, pembahasan yang sudah dilakukan baru tahap awal.
“Masih dalam proses pembahasan dengan Angkatan Darat Brunei. Pembicaraan awal saja. Tapi segera kita follow up,” kata dia seperti dilansir Tempo.co, Jumat, 4 Mei 2018.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan Brunei Darussalam sepakat membeli Tank Anoa dan senjata dari PT Pindad. Kesepakatan ini tercapai usai pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5/2018).
Yang Dipertuan Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah menyampaikan, ketertarikannya untuk membeli alutsista buatan PT. Pindad (Persero). Hanya saja, dia tidak menyebutkan secara spesifik alat tempur yang diminati Brunei Darussalam.
Kecanggihan Alutsista Buatan Indonesia
Ketertarikan Brunai Darussalam kepada alutsista buatan PT Pindad, berawal dari pameran alutsista yang digelar di Brunei beberapa waktu lalu. Alutsista buatan PT Pindad dihadirkan di pameran tersebut, seperti tank Anoa, pesawat angkut jenis CN, dan senjata senjata serbu SS2 V2.
Alutsista APS Anoa. Salah satu kendaraan tempur buatan Indonesia yang diminati oleh Brunai Darussalam. (Foto: Dok. PT. Pindad) |
Panser APC Anoa
Tank atau Panser Anoa adalah kendaraan militer berlapis baja buatan PT Pindad. Kendaraan ini dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan pengangkut personel lapis baja dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai Armoured Personnel Carrier atau APC.
PT Pindad dalam memproduksi Tank Anoa terdapat 7 jenis, di antaranya Anoa 6x6 RCWS, Anoa 6x6 Recovery, APC 4x4, Anoa 6x6 APC, Anoa 6x6 Ambulance, Anoa 6x5 Logistic, Intai 4x4.
Selain Indonesia, saat ini Anoa sudah dipakai Malaysia dan Brunei. Indonesia masih menjadi pengguna terbanyak yakni 236 unit Anoa 6x6. Sedangkan Malaysia membeli Anoa 6x6 hingga 32 unit.
Anoa juga pernah digunakan untuk misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. Anoa 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara.
Pada 15 November 2011, Anoa varian 6x6 yang menggunakan persenjataan Senapan Mesin Berat 7.62 mm, digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali. Anoa juga dipakai Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden.
Senjata serbu SS2 V2
Senapan Serbu 2, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,8 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Saat ini pengguna terbanyak senjata itu adalah Indonesia.[*JM]
*Berbagai sumber