“Kami bangga pada Anda. Dengan setiap peluru yang Anda tembak pada seorang teroris, Anda mengubah keseimbangan di dunia ini,”DAMASKUS -- Pasukan tentara Suriah dikejutkan dengan kedatangan pemimpin mereka, Bashar Al-Assad ke medan perang di wilayah Ghouta Timur. CNN memberitakan Senin (19/3/2018), Assad menyetir sendiri mobil Honda Civic-nya untuk mengunjungi wilayah konflik di kawasan pinggiran Damaskus itu.
Dalam video yang diposting di Twitter, tampak Assad menyetir melewati puing-puing bangunan, dan lalu-lalang kendaraan. Presiden Assad berdiri di jalan-jalan dan disambut jabat tangan para tentara dan warga sipil.
“Kita akan memasuki wilayah Ghouta untuk meninjau situasi terkini,” kata Assad dalam video tersebut.
Dalam kunjungan itu, Assad di dampingi oleh istrinya, Asma. Keduanya memberikan motivasi kepada para pasukan militer Suriah agar terus memenangkan pertarungan dari kelompok-kelompok oposisi. Dia mengatakan kepada tentaranya bahwa mereka tidak hanya berjuang untuk wilayah Ghouta Timur, tetapi juga untuk menyingkirkan dunia terorisme.
Foto-foto yang dirilis oleh kantor berita resmi Suriah menunjukkan bahwa Presiden Assad dikelilingi oleh kerumunan pria dengan pakaian militer, dan sebagian dari mereka berdiri di atas tank.
Presiden 52 tahun itu memuji pengorbanan tentaranya. Assad menyebut, setiap meter daerah yang direbut di Ghouta Timur harus ditebus oleh darah setiap anggota militer Suriah, yang disebutnya sebagai “pahlawan di antara pahlawan”.
“Kami bangga pada Anda. Dengan setiap peluru yang Anda tembak pada seorang teroris, Anda mengubah keseimbangan di dunia ini,” kata Assad, yang disiarkan stasiun televisi televisi Al-Ikhbariya, Senin (19/3/18).
Tentara Suriah langsung mengerumuni Bashar Al-Assad, begitu mengetahui kedatangan pemimpin mereka. (Foto: parstoday.com) |
Assad Tawarkan Pengampunan untuk Tentara Desersi
Presiden Suriah, Bashar al Assad, juga menawarkan amnesti bagi tentara Suriah yang desersi atau mereka yang telah menghindari wajib militer. Persyaratan untuk proses pengampunan ini sangat mudah, yakni para tentara yang sebelumnya membelot, hanya diwajibkan melapor selama beberapa bulan tugas tanpa menghadapi hukuman.
Ketakutan akan wajib militer, dan hukuman potensial untuk menghindarinya atau karena desersi, sering dikutip oleh kelompok-kelompok bantuan sebagai salah satu alasan utama yang diberikan para pengungsi karena tidak ingin pulang ke rumah.
The National melaporkan, bahwa Bashar Al Assad telah mengeluarkan perintah amnesti, tetapi amnesti hanya akan berlaku jika desertir menyerahkan diri dalam waktu empat bulan untuk mereka berada di Suriah, dan enam bulan untuk mereka yang berada di luar negeri.
Amnesti yang ditawarkan mencakup desersi, namun tidak diperuntukan bagi mereka yang melawan pemerintah Suriah atau bergabung dengan pemberontak, yang dianggap oleh rezim Bashar al Assad sebagai teroris.
Puluhan ribu orang Suriah dicari negara karena tidak melapor dalam dinas militer atau meninggalkan kesatuan selama konflik panjang dan berdarah. Banyak ketakutan kembali ke Suriah karena ancaman penangkapan dan pemenjaraan.
Sebelumnya, di bawah hukum militer Suriah, desertir dapat menghadapi bertahun-tahun penjara jika mereka meninggalkan dinas mereka dan tidak melapor dalam jangka waktu tertentu.
Assad Bersumpah Akan Rebut Kembali Seluruh Wilayah Suriah
Bashar al Assad menyatakan Pemerintah Suriah akan merebut kembali seluruh wilayah Suriah, seperti dilansir dari Reuters via wawancara di tv Rusia, NTV, pada hari Minggu (24/6/18).
Presiden Suriah Bashar al-Assad mempelajari strategi perang yang diterapkan pasukan Suriah untuk menyerang kubu pemberontak. (Foto: Istimewa) |
Meskipun begitu, Presiden Bashar al Assad tetap menegaskan dan berjanji akan merebut kembali seluruh wilayah Utara Suriah, dan apabila pasukan pemberontak tidak ingin menyerah maka Suriah akan mengambilnya "secara paksa". Assad juga berjanji akan mengusir keluar sisa pasukan pemberontak di Selatan Suriah.
Bashar al Assad menjelaskan bahwa sekarang Pemerintah Suriah menggunakan dua jalan demi tercapainya perdamaian di Utara dan seluruh wilayah Suriah. Pertama, merupakan jalan yang paling penting yaitu rekonsiliasi.
Kedua, adalah jalan terakhir yaitu tetap terus menyerang jika pasukan pemberontak/teroris menolak untuk menyerah dan berdamai dengan pemerintah Suriah. Kedua jalan ini dianggapnya sebagai jalan terbaik, setelah kemenangan absolut Pemerintah Suriah di Damaskus.
Pasukan pemberontak yang memfokuskan pertahanan di wilayah Utara Suriah, menjadi halangan terbesar Presiden Assad untuk kembali memegang kontrol seluruh wilayah Suriah. Sebelumnya, pemberontak, Pemerintah Suriah sudah memulai pergerakkan untuk melancarkan operasi militer besar di Selatan.
Banyaknya keterlibatan negara asing di Utara Suriah, seperti kehadiran pasukan Turki, AS, Inggris, dan Prancis, ternyata ikut menjadi masalah bagi pergerakkan pasukan Pemerintah Suriah. Damaskus melihat keberedaan pasukan asing di Utara Suriah, akan membuat masalah besar bagi tercapainya perdamaian di Suriah.
Konflik Suriah yang pecah pada 2011 setelah protes massal terhadap kekuasaan Assad, yang pada akhirnya menyebabkan setengah juta kematian dan menarik kekuatan dunia dan regional.
Banyak tentara pergi, beberapa bergabung dengan para pemberontak dan yang lainnya melarikan diri dari pertempuran. Lebih dari setengah populasi sebelum perang meninggalkan rumah mereka. Sekitar 5 juta orang pergi ke luar negeri dan jutaan lainnya mengungsi di Suriah.[*JM]
Sumber: CNN / Reuters