"Kami ingin pemerintah Selandia Baru berbicara di forum internasional sehingga orang Papua Barat bisa bebas untuk hidup. Kita tidak diam sementara kekejaman di Papua Barat terjadi,”WELLINGTON -- Ironis, mungkin itulah yang tepat diberikan untuk sejumlah kecil etnis Maori di Selandia Baru, pasalnya sejarah mencatat bahwa bangsa Maori yang merupakan suku asli di Selandia Baru sebelum dijajah dan dikuasai bangsa Barat, kini justru menyatakan mendukung pergerakan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang juga didukung oleh negara-negara Barat.
Alasan sebagai bentuk Solidaritas karena kesamaan nasib, ratusan mahasiswa/i Universitas Victoria University Wellington dari etnis Maori melakukan demonstrasi mendukung gerakan separati OPM di Indonesia (25/8).
Menurut koordinator aksi, Raimona Tapiata, gerakan yang mereka lakukan adalah sebagai bentuk perasaan atas kesamaan nasib yang mereka rasakan sebagai orang Maori yang mengalami kolonialisme.
“Khususnya karena berasal dari latar belakang, kebudayaan, kepercayaan dan tata nilai serupa dengan kebudayaan kami, berbagai jenis keterhubungan antar semua bangsa-bangsa di Pasifik adalah elemen berikutnya yang mendorong solidaritas ini,” ujarnya.
Para mahasiswa/i tersebut menggelar demonstrasi bersamaan dengan konferensi tahunan Asosialis Mahasiswa/i Maori. Raimona mengatakan para mahasiswa mulai memperkenalkan yel-yel “Papua Merdeka” kepada publik Selandia Baru sebagai ajakan untuk mendukung pembebasan Papua Barat.
Ia mengklaim, suara mahasiswa Maori adalah suara yang mewakili orang Papua Barat yang tidak bisa bebas menuntut pembebasan.
“Orang-orang di Papua Barat dipenjara atau dibunuh hanya untuk berbicara bahasa mereka. Bagaimana mungkin kita tidak mengatakan sesuatu? Peristiwa saat ini Papua Barat bergema dengan sejarah bangsa kita. Kami berdiri di sini untuk rakyat West Papua.” kata Raimona.
Orang-orang Maori pendukung separatis OPM. (Foto: Istimewa) |
Saat sampai di gedung parlemen, para demonstran disambut oleh sejumlah perwakilan faksi partai politik nasional Selandia Baru. Kepada parlemen, etnis Maori pendukung OPM ini mengajukan Permintaan Resmi (Notice of Motion) guna mendukung nasib orang asli Papua di wilayah Indonesia.
Permintaan itu diajukan agar parlemen Selandia Baru mengakui dan menunjukkan simpatinya bagi 117 orang, yang menurut mereka mengalami siksaan dan pukulan serta sedang ditahan hingga saat ini, akibat melakukan demonstrasi mendukung gerakan separatis OPM di Papua dan Jakarta Senin, 15 Agustus 2016.
Selain itu mereka juga mendesak penyelenggaraan referendum untuk memberikan kesempatan rakyat Papua menentukan pemerintahan mereka sendiri, lepas dari kedaulatan Indonesia.
“Kami tahu kekerasan yang terjadi di sana, dan kami ingin pemerintah Selandia Baru berbicara di forum internasional sehingga orang Papua Barat bisa bebas untuk hidup. Kita tidak diam sementara kekejaman di Papua Barat terjadi,” ujarnya, seperti dilansir RNZI Sabtu (27/8/16).
Si Terjajah yang Mendukung Penjajah
Bangsa Maori adalah penduduk asli negara Selandia Baru sebelum datangnya para penjajah dari benua Eropa. Sama seperti suku Aborigin di Australia yang saat ini sedang menuju pintu kepunahannya, orang-orang Maori juga sedang berada dalam pemusnahan etnis secara sistematis yang dilakukan bangsa Barat di negara itu.
Saat ini, suku Maori tak lebih dari 10 persen dari keseluruhan penduduk Selandia Baru, dan semakin berkurang dari tahun ke tahun akibat tingkat kematian yang tinggi dan diskriminasi di segala bidang.
Penjajahan sistematis bangsa-bangsa Barat dari masa ke masa dalam menginvasi Selandia Baru, yang merupakan tanah kelahiran suku pribumi Maori. |
Pemerintah Selandia Baru yang dikuasai oleh etnis kulit putih berusaha menghilangkan dan mencabut suku Maori dari identitas kebangsaan mereka sendiri dan akhirnya setia dan tunduk para pemerintahan Barat di negara itu.
Hal berbeda justru terjadi di Provinsi Papua, meski para kelompok separatis OPM dengan dibantu dana dan sponsor sejumlah negara Barat, terus saja mempropagandakan terjadinya diskriminasi etnis di wilayah paling timur Indonesia itu, pada kenyataannya suku Papua berdiri dan berkembang berdasarkan kebudayaan mereka sendiri.
Bahkan sejak era reformasi, warga Papua bisa dengan bebas menjadi gubernur, walikota, bupati, jaksa, dokter, ilmuwan, polisi, tentara, anggota dewan dan semua bidang yang mereka inginkan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jadi, sangat ironis suku Maori di Selandia Baru yang hampir punah akibat penjajahan Barat, justru bekerjasama demi mendukung gerakan separatis OPM.
Bahkan seharusnya bangsa Maori belajar dari Indonesia dan mendesak pemerintahan Selandia Baru memberikan kesempatan yang lebih luas kepada mereka dalam semua bidang, dan menempatkan etnis mereka dalam kesetaraan, seperti halnya yang dilakukan Indonesia di tanah Papua.[*JM]
Sumber: Jubi / RNZI