AS dan Australia Bangun Pangkalan Militer di Papua Nugini, Indonesia Terancam - Jalur Militer

AS dan Australia Bangun Pangkalan Militer di Papua Nugini, Indonesia Terancam

Kapal induk Angkatan Laut AS USS Carl Vinson, semakin sering melakukan patroli di kawasan Asia-Pasifik, sejak bangkitnya kekuatan militer China di regional tersebut. (Foto: MC2 Z.A. Landers / US Navy via defensenews.com)
"Logikanya kalau bukan sebagai musuh minimal kompetitor dan minimal kita waspada. Australia masih memandang Indonesia sebagai ancaman bersama China."
PORT MORESBY -- Amerika Serikat (AS) semakin meningkatkan kehadiran militer di kawasan Asia-Pasifik. Setelah membangun dan memperkuat pangkalan militer di Darwin, Australia, Amerika kini berencana akan membangun pangkalan militer di Papua Nugini (PNG), yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Kebijakan ini yang rencananya akan menggandeng Australia, diumumkan Wakil Presiden AS Mike Pence saat kunjungannya ke Papua Nugini, Sabtu (17/11). 


Menurut Pence, AS dan Australia juga akan bekerjasama dengan Lombrum Naval Base atau pangkalan angkatan laut milik pertahanan Papua Nugini.

"Kami akan bekerja dengan dua negara ini untuk melidungi kedaulatan dan hak maritim di Kepulauan Pasifik," kata Pence dilansir dari AFP (17/11).

Rencana Amerika tersebut sebenarnya dipicu oleh strategi militer Australia yang akan mengembangkan Lombrum Naval Base di Pulau Manus, Papua Nugini yang secara defacto merupakan negara boneka negeri Kangguru tersebut.

Salah satu alasan Australia meningkatkan kekuatan militernya di PNG adalah untuk membendung pergerakan China di kawasan Pasifik, dan Amerika sebagai sekutu utama Australia menyetujui langkah Sydney tersebut.

Australia 'ketar-ketir' dengan langkah China yang semakin memperkuat pengaruhnya terhadap negara-negara kecil di Pasifik. Salah satunya China ingin membangun fasilitas militer di Fiji, Pulau Blackrock, Manus atau di negara Vanuatu.

Amerika menuduh China telah melakukan debt-trap diplomacy atau tipe hubungan diplomasi berdasarkan pinjaman yang dilakukan dalam hubungan bilateral antara dua negara untuk menekan negara kecil.

Papua Nugini menyambut kedatangan Wakil Presiden AS Mike Pence saat mengunjungi negara tersebut. (Foto: AFP / Saeed KHAN)
"Jangan menerima pinjaman yang mengorbankan kedaulatan Anda. Lindungi kepentingan Anda," kata Pence  dikutip dari ABC. 

Pernyataan Pence tersebut ditujukan kepada negara-negara kecil di kawasan Pasifik yang rela menjual kedaulatan negara mereka demi mendapatkan bantuan ekonomi dari china.

Terciumnya strategi militer China di Pasifik langsung menjadi pembahasan utama di Gedung Putih.


Amerika dan Australia khawatir, ekspansi China ini akan menyaingi keseimbangan kekuatan angkatan laut di pasifik Selatan.

Presiden China, Xi Jinping pun mengutarakan pidato yang melawan pernyataan AS.

"Tak ada seorang pun yang memiliki kekuatan untuk menghentikan orang untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Kita seharusnya menguatkan kerjasama. Arah mana yang mau kita pilih? Kerja sama atau konfrontasi, keterbukaan atau menutup salah satu pintu?" kata Xi.

Pangkalan Militer Amerika Mengancam Indonesia

Rencana Amerika dan Australia untuk membangun pangkalan militer di Papua Nugini, langsung menjadi topik utama para pemerhati militer tanah air. 


Bukan tanpa sebab, Papua Nugini yang berbatasan langsung dengan Provinsi Papua, Indonesia, akan menjadi ancaman langsung bagi keamanan dan kedaulatan NKRI di kawasan timur.

Sejumlah pengamat bahkan mengkritik lambatnya rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam merespon kebijakan AS tersebut. Pengamat Militer dan Pertahanan Indonesia Muradi mengingatkan pemerintah Indonesia bahwa itu bukan sebuah kabar baik di Papua.

Pasukan Pertahanan Papua New Guinea saat mengoperasikan Lombrum Naval Base di Manus. (Foto: Departemen Pertahanan / Sersan W. Guthrie via abc.net.au)
"Dari segi pertahanan keamanan dengan membangun pangkalan militer jangan dianggap membangun sebagai perkawanan. Itu salah. Itu dianggap sebagai kompetitor di bidang pertahanan dan keamanan," kata Muradi dilansir dari CNNIndonesia.com, Minggu (18/11).

Karena besarnya potensi ancaman yang akan dihadapi Indonesia, Muradi mengusulkan agar Indonesia membangun pangkalan pertahanan serupa di sekitar pulau Papua.

Efek gentar atau efek deteren itu, kata dia, perlu dibangun sebagai pesan untuk negara-negara lain terkait kedaulatan Indonesia.

"Kita harus mempercepat proses pembangunan Membangun Mako Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat) dan Mako Marinir supaya ada efek gentar," ujar Muradi.

Pembangunan pangkalan militer ini dilakukan agar negara lain tidak semena-mena dengan Indonesia. Papua diharapkan bisa menjadi basis pertahanan dan militer Indonesia ke depan.

Pengajar di Universitas Padjadjaran itu mengatakan dalam sejumlah buku pertahanan dan keamanan Australia, Indonesia adalah salah satu negara yang dianggap sebagai ancaman. Atas dasar itu, kata Muradi, tidak heran ketika Australia membangun pangkalan militer di wilayah yang berbatasan dengan Indonesia.

"Logikanya kalau bukan sebagai musuh minimal kompetitor dan minimal kita waspada. Australia masih memandang Indonesia sebagai ancaman bersama China. Jadi memang kalau membangun (pangkalan militer) itu bukan hal yang baru. Situasi ini sudah kita prediksi jauh hari," ujar Muradi.

Posisi Papua Nugini dan Pulau Manus yang direncanakan menjadi pangkalan militer terbaru Amerika di Pasifik, berbatasan langsung dengan Provinsi Papua dan perairan Indonesia.
Muradi menyayangkan, Indonesia belum melakukan tindakan signifikan mengantisipasi pergerakan militer dari negara lain. Padahal, negara lain Seperti Singapura secara gamblang menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi ancaman.

"Singapura jelas-jelas mereka itu terancam, bisa terlihat dari pernyataanya soal negara yang perlu diperhitungkan adalah negara dengan mayoritas Islam terbesar yang mana Indonesia. Dalam hal ini minimal kita merumuskan ancaman dari luar seperti apa," ujar dia. (jm)

Sumber: cnnindonesia.com
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus