Mantan OPM: Isu Kemerdekaan Papua Propaganda LSM Asing - Jalur Militer

Mantan OPM: Isu Kemerdekaan Papua Propaganda LSM Asing

Kelompok separatis OPM yang melakukan perlawanan di hutan-hutan Papua. Sebagian besar dari mereka ikut serta karena terpengaruh propaganda yang dilakukan para petinggi OPM. (Foto: Istimewa)
"Saya ini mantan pelaku. Ketika saya ikuti perkembangan Papua dari teman-teman saya di LSM, belakang saya paham bahwa ternyata ada penipuan belaka yang dibuat oleh rekan-rekan LSM di luar negeri. Termasuk Benny Wenda dan Oktovianus Mote yang seringkali buat penipuan bagi rakyat dengan isu merdeka,"
JAYAPURA -- Semakin meningkatnya propaganda yang dilakukan kelompok separatis Papua Merdeka di luar negeri untuk memisahkan tanah Papua dari kedaulatan NKRI, memaksa mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Herman A. Yoku angkat bicara. Yoku menegaskan, keputusan Papua untuk bergabung dengan Indonesia adalah final dan telah selesai.

"Hari ini saya perlu ingatkan kembali kepada saudara-saudara generasi muda persoalan Papua pada 1962 sudah selesai yang dibuat oleh saudara Alm Theys Hiyo Eluay, yang mana hasil keputusan seluruh tokoh-tokoh intelektual persekutuan anak adat pada 1961," katanya di Jayapura, Rabu.


 Mantan OPM yang pernah merasakan rumah tahanan militer TNI AD di Kloofkamp, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura pada 1979 hingga 1983 tersebut mengatakan, pernyataan dewan adat telah dibawa oleh alm Theys Hiyo Eluay ke PBB di New York pada 1962.

"Beliau (Theys) sampaikan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI yang tidak bisa memisahkan dirinya, tepatnya di Desember 1962, maka di tahun 1963 di Papua seluruh tokoh-tokoh termasuk mantan Gubernur pertama Frans Kaisepo, menyatakan diri berintegrasi dengan NKRI, itu 1 Mei 1963, itu sejarah mencatat dan tidak bohong," katanya melanjutkan.

Menurut pejuang OPM tersebut, masa OPM telah habis pada pada 1973 di Kecamatan Waris yang kini masuk Kabupateen Keerom. Untuk itu, kata ia, tidak perlu lagi diperdebatkan.


"Saya melihat dan merasakan perjuangan Papua Merdeka ini ternyata merupakan sisa-sisa kamuflase dari penjajah Belanda di tanah Papua, itu poin pertama yang harus saya ingatkan kepada rakyat saya di Tanah Papua," katanya.

Ia mengimbau kepada generasi muda Papua untuk tidak terhasut dengan isu merdeka yang dihembus-hembuskan oleh LSM di luar negeri. Imbauan berupa ajakan ini disampaikan olehnya menanggapi aksi demo yang dilakukan oleh sekelompok warga yang menamakan diri Komite Nasional Papua Barat di Lapangan Trikora, Distrik Abepura.

Mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Herman A. Yoku
"Saya ini mantan pelaku, saya pernah hidup di negara lain. Ketika saya ikuti perkembangan Papua dari teman-teman saya di LSM, belakang saya paham bahwa ternyata ada penipuan belaka yang dibuat oleh rekan-rekan LSM di luar negeri. Termasuk Benny Wenda dan Oktovianus Mote yang seringkali buat penipuan bagi rakyat dengan isu merdeka," katanya.
Herman A Yoku Ditipu Kelompok Separatis OPM

Herman A. Yoku yang pernah menjadi salah satu anggota TPN/OPM mengaku merasa tertipu dengan organisasi yang tidak jelas tersebut. Yakni pada saat Yoku mengasingkan diri ke Papua Nugini (PNG) selama 5 tahun sebelum menyerahkan diri dan bergabung ke NKRI.


"Selama saya tinggal di PNG dalam jangka waktu 5 Tahun, selama itu pula saya mau membuktikan apakah perjuangan saya untuk Papua Merdeka memang benar-benar mendapatkan dukungan dari Negara-negara Eropa,

"Kenyataan yang saya dapat selama 5 Tahun di PNG, hanya melihat orang-orang OPM yang saling bertengkar untuk merebutkan sebuah jabatan dalam Organisasi Papua Merdeka dan tidak ada sama sekali bukti dukungan dan bantuan dari Negara-negara Eropa tentang perjuangan Papua Merdeka tersebut," kata Yoku, Senin (11/7).

"Dari tahun 1974 sampai tahun 1979, saya berada di PNG dan hanya mendapat luka tombak pada kaki saja akibat pertengkaran sesama OPM dan akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Papua dan di tangkap kemudian masuk penjara tahun 1979,


"Pada tahun 1982 saya juga di fitnah sesama rekan saya juga tentang tentang masalah pencurian senjata sehingga saya masuk penjara lagi tetapi tidak ada bukti yang kuat sehingga saya dibebaskan" ungkap Yoku menjelaskan.
Yoku mengungkapkan, adanya maklumat yang mengatakan masyarakat Papua 100 persen mendukung organisasi sayap ULMWP, hanyalah isu yang dihembuskan organisasi KNPB yang tidak tahu sejarah Papua.

Benny Wenda, gembong kelompok separatis Papua Merdeka di luar negeri mendapatkan bantuan dana dari sejumlah LSM asing, untuk membantu lepasnya tanah Papua dari kedaulatan NKRI. (Foto: istimewa)
"Saya Mantan Pejuang Murni Papua Merdeka mengharapkan kepada semua Aparat Keamanan baik TNI maupun Polri yang bertugas di Tanah Papua harus mengambil langkah tegas untuk menangkap dan memproses sesuai dengan hukum yang berlaku terhadap seluruh anggota organisasi KNPB yang tidak jelas dan hanya bisa membuat resah dan menipu generasi muda dan masyarakat Papua yang tidak tau apa-apa," kata Yoku.

Benny Wenda Jadikan Isu Papua Untuk Memperkaya Diri

Herman A. Yoku menjelaskan, sebagai mantan petinggi OPM dia mengetahui betul bahwa Benny Wenda (Juru Bicara ULMWP) hanya membohongi orang Papua dengan isu kemerdekaan. Namun, kenyataannya Wenda menjadikan isu Papua sebagai jalan untuk memperkaya diri dari bantuan sejumlah sponsor luar negeri yang tertipu dengan ucapannya.


Yoku meyakini saat ini Benny Wenda sedang bersenang-senang saja di luar negeri, sedangkan para anggota OPM di hutan-hutan Papua sedang kelaparan. "OPM di hutan-hutan Papua kelaparan, tapi Benny Wenda di luar negeri bersenang-senang dari hasil uang menjual nama Papua, apa itu namanya keadilan?" kata Yoku.

Benny Wenda merupakan rakyat Papua yang aktif dalam menyuarakan kemerdekaan Papua di luar negeri. Awal tahun 2015 lalu Benny melakukan tour ke sejumlah Negara, dimulai dari Inggris lalu ke Belanda, Amerika Serikat, Vanuatu, New Zealand dan Papua Nugini untuk berkampanye tentang kemerdekaan Papua.


Pulang dari tour, Benny lalu membeli sebuah rumah di kawasan elit di Oxford yang kini dijadikan kantor perwakilan OPM itu. Rumah dengan nilai miliaran rupiah itu telah diresmikan 28 April 2015 lalu oleh Dewan Kota Oxford.(*JM)
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus