“Ini merupakan kesempatan yang baik bagi AS menjalin kerja sama yang baru dengan mitra regionalnya (di ASEAN) dan negara-negara sekutu.NEW YORK -- Walau dijuluki sebagai negara adidaya, Amerika Serikat sepertinya tetap tidak 'pede' menghadapi China dalam konflik wilayah di Laut China Selatan.
Untuk menghadapi agresifitas kekuatan militer China, Amerika Serikat berencana membangun 'aliansi' dengan tujuh negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Pejabat Pentagon mengonfirmasi, Amerika Serikat (AS) telah mulai menerapkan strategi pembangunan kemampuan maritim bagi negara kawasan ASEAN yang berbatasan dengan Laut China Selatan (LCS) untuk menghadapi militer Negeri Tirai Bambu.
Program inisiatif yang dinamakan Southeast Asia Maritime Security Initiative (MSI) ini terutama akan melibatkan tujuh negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Singapura dan Brunei. Serta juga mengajak Taiwan, untuk mengatasi berbagai tantangan maritim di kawasan sengketa LCS.
Diwartakan The Diplomat, Jumat (15/4/2016), program kerja sama maritim berbudget USD425 juta atau setara Rp5,6 triliun ini, telah diumumkan sejak Juni tahun lalu. Segera setelah mendapat persetujuan dari kongres AS.
“Ini merupakan kesempatan yang baik bagi AS menjalin kerja sama yang baru dengan mitra regionalnya (di ASEAN) dan negara-negara sekutu. Program ini akan secara khusus diarahkan kepada keamanan maritim yang kini tengah berada dalam fase genting.
Ketegangan maritim terjadi di mana-mana, termasuk di Laut Cina Timur, Selatan dan Samudera Hindia,” terang Menteri Pertahanan AS Ash Carter dari atas pesawatnya di New York untuk transit ke Washington DC.
Carter menambahkan, kerja sama ini akan menjadi momen penentuan bagi AS untuk terus memainkan peran penting yang konstruktif di LCS serta memberi semangat lebih kepada negara-negara kawasan dalam meningkatkan kekuatan maritimnya.
Perairan Laut China Selatan yang menjadi zona konflik baru di kawasan ASEAN. China mengklaim hampir 90 persen perairan Laut China Selatan sebagai negara kedaulatannya. (Gambar: Istimewa) |
Sesuai persetujuan kongres, total dana MSI yang disetujui untuk 2016 sebesar USD49,72 juta atau Rp655,4 miliar dulu.
Dana ini nantinya akan dibagikan kepada negara-negara kawasan yang terlibat, antara lain untuk membiayai operasi militer gabungan di perairan, meningkatkan mutu intelijen maritim, pengawasan, pengintaian, patroli dan keamanan, termasuk menambah kapal dan pemeliharaannya, mutu pencarian dan penyelamatan, serta partisipasi dalam perjanjian multilateral dan pelatihan-pelatihan lainnya.(*JM)
Sumber: The Diplomat