”Kami ingin menunjukkan eksistensi kami di kawasan. Kami memiliki angkatan udara yang cukup baik untuk bertindak sebagai pencegah,”RANAI -- Tindakan China dengan ikut mengaklaim sebagian perairan kepulauan Natuna sebagai wilayahnya, ditanggapi serius oleh Kementerian Pertahanan dan Markas Besar TNI. Selain membangun berbagai macam infrastruktur pertahanan seperti bandara, pelabuhan, dan lain sebagainya, TNI juga menempatkan ribuan prajurit di kawasan tersebut dalam kondisi siaga penuh.
Guna memastikan kesiapan para prajurit dalam menjaga kedaulatan Indonesia di Natuna, Indonesia mulai menggelar latihan militer terbesar di kawasan Natuna, Laut China Selatan, sejak Selasa kemarin. Angkatan Udara Indonesia menyatakan, lebih dari dua ribu pasukan bersama pesawat-pesawat jet tempur ambil bagian dalam manuver ini.
Juru bicara militer Angkatan Uadara Indonesia, Jemi Trisonjaya, kepada Reuters, mengatakan latihan militer akan berlangsung hingga 14 hari. Pesawat-pesawat tempur yang dikerahkan dalam latihan ini adalah pesawat tempur Sukhoi SU-27/SU-30 buatan Rusia dan F-16 buatan Amerika Serikat.
”Kami ingin menunjukkan eksistensi kami di kawasan. Kami memiliki angkatan udara yang cukup baik untuk bertindak sebagai pencegah,” kata Jemi seperti dilansir Reuters, Rabu (5/10/2016).
China seperti diketahui mengklaim hampir seluruh kawasan kepulauan di Laut China Selatan tanpa adanya dasar hukum yang jelas. Namun, Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih.
Indonesia bukan merupakan pihak yang terlibat dalam sengketa kepulauan di Laut China Selatan. Namun, namun kapal-kapal nelayan China dengan dikawal kapal perang China, kerap ditangkap aparat Indonesia karena masuk ke wilayah Natuna, Indonesia.
Indonesia yang awalnya menganggap tidak akan terlibat dalam konflik tersebut, kini mulai waspada sejak China ikut memasukkan sebagian wilayah perairan Natuna kedalam peta terbaru China, dalam upaya menguasai seluruh kawasan Laut China Selatan.
Hingga kini, China tidak juga bersedia mencabut kembali klaim wilayah tersebut, yang mengisyaratkan bahwa China memang dengan sengaja ingin menguasai wilayah Natuna dari kedaulatan Indonesia. (*)
Sumber: Reuters