"Tak satu pun dari fakta di lapangan menunjukkan apa yang terjadi adalah kekeliruan atau kebetulan, ini adalah serangan yang penuh perhitungan dan sistematis,"DAMASKUS -- Perberlakuan gencatan senjata yang diterapkan pemerintah Suriah, Rusia dan Iran untuk memberikan kesempatan para penduduk sipil keluar dari zona pertempuran, dan pengiriman bantuan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada para pengungsi, justru dimanfaatkan secara licik oleh Amerika Serikat (AS), ISIS dan pasukan Koalisi Barat.
AS dan pasukan koalisi justru menyerang posisi tentara Suriah di Kota Aleppo dan wilayah Deir ez Zor, disaat pasukan pemerintah Suriah mengendurkan pertahanan dan kembali ke barak masing-masing untuk menghormati gencatan senjata. Akibat serangan tersebut, Rusia melaporkan sebanyak 83 orang tentara Suriah di dekat bandar udara Deir Ezzor tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka berat.
Seperti dilansir kantor berita Sputniknews, pejabat tinggi militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, yang mengatakan dua pesawat F-16 dan dua A-10 meluncurkan empat serangan. Pernyataan dari Pusat Komando AS menyebutkan bahwa serangan pasukan koalisi sebetulnya ditujukan pada militan ISIS dan sudah memberitahu Rusia sebelum melakukan serangan.
“Serangan pasukan koalisi segera dihentikan saat pejabat Rusia mengabarkan bahwa serangan itu telah menargetkan pasukan dan kendaraan militer Suriah,” demikian pernyataan pusat komando AS.
Jet Tempur A-10 Warthog Amerika Serikat saat terbang di langit Aleppo ikut membombardir posisi pasukan pemerintah Suriah. (Foto: istimewa) |
Seorang penasihat senior Presiden Bashar al-Assad mengatakan rezim Suriah percaya serangan yang menewaskan tentara Suriah itu disengaja. Iran juga mengutuk aksi militer AS tersebut.
"Tak satu pun dari fakta di lapangan menunjukkan apa yang terjadi adalah kekeliruan atau kebetulan, ini adalah serangan yang penuh perhitungan dan sistematis," kata penasehat senior Buthaina Shaaban.
Ditambah lagi pernyataan Menteri Pertahanan Marise Payne Australia, yang merupakan salah satu negara yang bergabung dalam pasukan koalisi pimpinan AS. Payne mengakui jika Australia dan pasukan koalisi pimpinan AS mengetahui jika yang mereka serang adalah pasukan pemerintah Suriah.
Namun, Menteri Pertahanan menolak serangkaian pertanyaan dari wartawan yang berusaha untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai keterlibatan Australia dalam serangan mematikan tersebut.
Pesawat tempur Amerika Serikat dan pasukan koalisi menyerang dan membombardir salah satu basis pertahanan pasukan Presiden Bashar al-Assad di wilayah Deir ez Zor, Suriah. (Foto: istimewa) |
Kajian internal yang dilakukan koalisi akan dilakukan dan senator Payne mengatakan pemerintah Australia akan memberikan pernyataan seperlunya. Sedangkan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menyampaikan rasa penyesalan atas pengeboman di Aleppo Suriah. Dia juga sangat irit berbicara mengenai detail kejadian ini ketika dicecar pertanyaan oleh para wartawan.
Pemerintah Suriah memberikan kesempatan dan kesepakatan gencatan senjata antara pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak, guna membantu penduduk sipil yang terjebak di medan pertempuran.
Walau awalnya menolak, setelah terdesak dan menderita kekalahan di berbagai pertempuran, pasukan pemberontak dukungan Amerika Serikat dan koalisi akhirnya terpaksa menyetujuinya. Tapi gencatan itu tak mencakup kelompok militan seperti ISIS dan Jabhat Fateh al-Sham.
Sejumlah tentara Suriah berusaha mengevakuasi rekannya yang terluka akibat serangan pesawat tempur Amerika Serikat dan pasukan koalisi. (Foto: istimewa) |
“Kami patuh pada gencatan senjata, tapi pihak sana tidak. Itulah mengapa saya pikir gencatan senjata ini tidak efektif,” tutur seorang pejuang pro pemerintah bernama Yassin.
Beberapa pekan lalu, pasukan pemberontak mencoba menembus pertahanan pasukan pemerintah di Aleppo timur dan pertempuran pecah di Ramouseh. Tapi berkat kesigapan pasukan Suriah dan dibantu serangan pesawat tempur Rusia, gerakan para pemberontak tersebut dapat dihentikan dan dipukul mundur.(*)
Sumber: Sputnik/CNN/australiaplus