"Kalau partai kita bersatu, kita tidak akan kalah dalam pemilu ini dari Hillary Clinton. Kita akan menghadapi Perang Dunia Ketiga akibat Suriah jika mendengarkan Hillary Clinton,"NEW YORK -- Pemilihan calon presiden negara adidaya Amerika Serikat, akan memberikan dampak sangat besar bagi perdamaian maupun kehancuran dunia. Pasalnya dua kandidat, Donald Trump dan Hillary Clinton memiliki kebijakan yang saling berseberangan.
Donald Trump menyatakan jika terpilih menjadi Presiden AS, akan bekerjasama menghentikan perang berkepanjangan di Suriah, selain itu juga mengakui pemerintahan Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad.
Sedangkan Hillary sebaliknya, menyatakan akan mengerahkan kekuatan militer lebih besar ke Suriah untuk menggulingkan Assad, serta akan menerapkan zona larangan terbang untuk melindungi ISIS dan kelompok pemberontak Suriah lainnya dari serangan pesawat tempur Rusia, Suriah dan Iran.
Terkait hal ini, calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengatakan kebijakan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dalam konflik Suriah bisa memicu Perang Dunia Ketiga.
Donald Trump dan Hillary Clinton bersalaman saat akan memulai sesi debat capres AS. (Foto: istimewa) |
"Kalau partai kita bersatu, kita tidak akan kalah dalam pemilu ini dari Hillary Clinton. Kita akan menghadapi Perang Dunia Ketiga akibat Suriah jika mendengarkan Hillary Clinton," kata Trump, seperti diberitakan Reuters, Rabu (26/10).
Pria berusia 70 itu selanjutnya menuturkan, AS bukan lagi berperang dengan Suriah jika mengikuti kebijakan Clinton, tapi juga melawan Rusia dan Iran. Selain itu Trump juga mengatakan Clinton tidak akan bisa berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin karena dia kerap mengkritiknya dengan keras.
"Yang harus kita lakukan adalah fokus pada ISIS, bukan pada Suriah. Rusia adalah negara nuklir, tapi hanya mereka negara pemilik senjata nuklir yang bisa diajak bicara," kata Trump.
Menurut Trump, rezim pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah lebih kuat dibanding tiga tahun lalu, dan mengalahkan ISIS lebih penting ketimbang menggulingkan Assad. "Assad bagi saya urusan nomor dua setelah ISIS," kata dia.
Peluncur rudal nuklir bawah tanah (silo) Amerika Serikat, yang berlokasi di Fort Greely, Alaska, dan berdekatan dengan pangkalan Angkatan Darat AS di wilayah tersebut. (Foto: AP) |
Sinyal potensi akan terjadinya perang nuklir diwaspadai oleh pemimpin Rusia, Vladimir Putin. Bahkan, Pemerintah Rusia beberapa waktu lalu telah mengumumkan kepada warganya untuk mengikuti instruksi dan arahan, jika perang nuklir benar-benar terjadi dengan Amerika Serikat dan NATO.
Menurut stasiun televisi ABC News, melalui media pemerintah, warga diperintahkan memeriksa dan mencari lokasi bunker perlindungan terdekat dan menyiapkan topeng gas. Pihak berwenang juga disiapkan untuk memberi tahu warga apa yang harus disiapkan dan dilakukan jika terjadi serangan bom nuklir.
"Jika perang nuklir itu terjadi suatu hari, kalian harus tahu di mana letak bunker perlindungan terdekat," kata sebuah laporan dari stasiun televisi pemerintah, NTV. Selanjutnya dalam tayangan itu, NTV juga memperlihatkan sebuah lokasi bunker perlindungan di Ibu Kota Moskow.
Kekhawatiran dunia akan pecahnya perang nuklir kolosal bukan tanpa alasan. Pertempuran berlarut yang terjadi di Suriah kini telah menempatkan AS dan Rusia dalam posisi yang saling berhadap-hadapan.
Zona larangan terbang yang ingin diterapkap AS guna melindungi para pemberontak dukungannya, telah ditanggapi oleh Rusia dengan mengirimkan armada kapal induknya ke perairan Mediterania. Selain itu, Rusia juga telah memperkuat sejumlah pangkalan militer seperti di Tartus dan Homs, Suriah.
Misil nuklir RS-24 Yars, Rusia. Rudal nuklir yang hingga kini masih memecahkan rekor memiliki daya ledak terkuat di dunia. (Foto: istimewa) |
"Kalau perang ini (konflik Suriah) terus berlanjut, saya katakan, Amerika dan Rusia akan berperang. Dunia saat ini tengah berada di ujung tanduk akan timbulnya perang global." ujar Kurtulmus, seperti dilansir koran the Daily Mail, Senin (17/10).
Hingga saat ini, baik Amerika Serikat maupun Rusia adalah dua negara pemilik senjata nuklir terkuat di dunia. Dari segi jumlah, Rusia memecahkan rekor pemilik hulu nuklir terbanyak di dunia, yaitu mencapai 12.000 rudal nuklir, berbanding AS yang memiliki 7100 hulu ledak nuklir.
Namun, kekuatan AS bukan hanya itu, mereka juga ditopang oleh sejumlah anggota NATO pemilik senjata nuklir lainnya seperti Inggris dan Perancis. Dan jika digabungkan, Rusia dan AS memiliki lebih dari 90 persen hulu ledak nuklir di dunia.(*)
Sumber: Reuters/abc.news/daily mail