Terjadi sebuah tindakan kudeta di dalam tubuh organisasi teror ISIS. Kudeta yang dilakukan para petinggi ISIS tersebut bertujuan untuk membunuh pemimpin ISIS, namun berhasil digagalkan. |
"Pemimpin Polisi Islam ISIS tewas, bersama dengan sejumlah pembantunya, dan ISIS mengeksekusi massal anggota yang yang berpartisipasi dalam upaya kudeta,"MOSUL -- Kesialan sepertinya kini tak henti-hentinya mengikuti kelompok teror ISIS. Setelah mengalami kekalahan hampir di semua medan pertempuran, baik di Irak, Suriah dan Libya, kini ISIS mengalami perpecahan dari dalam, dan memicu terjadinya upaya kudeta yang dilakukan para petinggi ISIS sendiri.
Pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan selamat dari upaya kudeta yang dilakukan oleh "Polisi Islam ISIS" di Mosul setelah tentara al-Assra berhasil menumpas upaya kudeta tersebut, demikian menukil laporan situs berbahasa Arab, al-Sumaria pada Senin, 17/10/16.
Menurut laporan al-Sumaria, Komandan Polisi Islam ISIS, Abu Othman, memimpin upaya kudeta dengan menyerang empat markas ISIS di Mosul. Tetapi, pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi mengerahkan apa yang disebut sebagai tentara al-Assra untuk menekan kudeta dan membunuh tujuh pemimpin Polisi Islam ISIS yang diduga terlibat.
"Pemimpin Polisi Islam ISIS tewas, bersama dengan sejumlah pembantunya, dan ISIS mengeksekusi massal anggota yang yang berpartisipasi dalam upaya kudeta," tulis al-Sumaria.
Pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi |
"ISIS mengumumkan hal itu melalui detasemen medianya bahwa mereka telah mengatasi kudeta yang dilakukan oleh Kepolisian Islam terhadap al-Baghdadi dan kembali mengontrol penuh seluruh markas setelah konfrontasi hebat yang berlangsung selama beberapa jam," tambah al-Sumaria.
Peta pertempuran di Timur Tengah mengalami perubahan setelah Rusia ikut ambil bagian di Suriah. ISIS sebelumnya seakan menjadi kekuatan tanpa tanding di Irak, Suriah dan Libya mengalami kemunduran setelah rakyat di sejumlah negara jajahan ISIS bangkit melawan.
Kehadiran Rusia memberikan semangat baru pada pemimpin negara yang sebelumnya menjadi bulan-bulanan ISIS, ditambah lagi Amerika Serikat, Arab Saudi, Turki dan sejumlah negara koalisi lainnya yang selama ini selalu berkoar-koar akan membasmi ISIS, justru dikemudian hari diketahui menjadi sponsor utama terbentuknya kekuatan ISIS.(*)
Sumber: IT/al-Sumaria