"Kami mendapat laporan bahwa ISIS menggunakan warga sipil di dalam dan sekitar Mosul sebagai perisai manusia untuk menghadapi tentara Irak. Mereka menempatkan warga sipil dekat markas atau tempat pasukan ISIS berada, sebagai tameng hidup,"MOSUL -- Serangan tanpa henti yang dilakukan pemerintah Irak dan Suriah untuk menumpas kelompok teror ISIS, membuat ISIS kini terpojok dan terdesak hampir di semua medan pertempuran. ISIS dengan gigih tetap berusaha melakukan perlawanan meski itu harus mengorbankan nyawa penduduk sipil yang tak berdosa.
Bahkan, ISIS kini menjadikan penduduk sipil, baik di Mosul Irak dan Aleppo, Suriah, sebagai perisai hidup, yang membuat pasukan anti-ISIS kesulitan untuk bergerak dan melancarkan serangan.
Organisasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Jumat, 21/10/16, melaporkan, Kelompok ISIS telah menyandera 550 keluarga dari desa-desa di sekitar Mosul dan mungkin menjadikan mereka sebagai tameng dan perisai manusia dekat markas ISIS di kota tersebut.
"Kami mendapat laporan bahwa ISIS menggunakan warga sipil di dalam dan sekitar Mosul sebagai perisai manusia untuk menghadapi tentara Irak. Mereka menempatkan warga sipil dekat markas atau tempat pasukan ISIS berada, sebagai tameng hidup," terang Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Raad al-Hussein dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters.
ISIS membawa para penduduk sipil yang menjadi tahanan mereka ke medan pertempuran untuk dijadikan perisai hidup menghadapi serangan militer pemerintah Irak dan Suriah. (Foto: dailymail.co.uk) |
"Sangat berbahaya, para pejuang ISIS tidak hanya akan menggunakan kerentanan warga seperti perisai manusia tetapi dapat membunuh mereka daripada melihat mereka dibebaskan. Ini tampaknya menunjukkan alasan bahwa gerakan ini (ISIS) adalah untuk menggunakannya sebagai tujuan perisai manusia," katanya.
Selain itu, laporan terbaru bahkan menyebutkan bahwa Kelompok ISIS telah mengeksekusi 284 laki-laki dewasa, dan anak laki-laki di Mosul di tengah serangan ofensif militer Irak dan pasukan relawan Hashd Shaab, untuk mengusir mereka dari kota itu, seperti diberikan cnn.com, pada 22/10/16.
Untuk menghilangkan jejak, ISIS menggunakan buldoser untuk membuang mayat yang mereka eksekusi di sebuah kuburan massal di bagian utara kota, tulis saluran CNN. Menurut sumber intelijen Irak, mereka yang tewas digunakan sebagai perisai manusia terhadap serangan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga.
Saat ini baik pasukan militer Irak maupun Suriah sedang melancarkan serangan penghabisan untuk merebut kembali kota Mosul dan Aleppo. Jika kedua kota ini berhasil direbut, maka akan menjadi akhir dari petualangan brutal ISIS di kedua negara tersebut.
Pemerintah Irak berencana paling lambat akhir tahun 2016 kota Mosul sudah harus direbut dari tangan ISIS, sedangkan pemerintah Suriah dengan dibantu Rusia, Iran, para pejuang Hizbullah dan pasukan sukarelawan dari Afghanistan, Pakistan, Palestina, dan Yaman berusaha menghancurkan ISIS sebelum pergantian kepemimpinan Amerika Serikat, yang selama ini menjadi sponsor utama ISIS dan kelompok pemberontak lainnya. (*)
Sumber: Reuters/cnn.com