"Tidak peduli siapa yang akan dipilih, dukungan Amerika kepada Israel akan tetap kuat, aliansi ini akan tetap kuat dan bahkan akan semakin kuat di tahun-tahun mendatang"TEL AVIV -- Jangan pernah bermimpi melihat Bangsa Palestina merdeka di tanah kelahirannya sendiri, jika Amerika Serikat (AS) masih menjadi kacung dan sekutu utama Zionis Israel. Kalimat tersebut, umumnya sudah menjadi keyakinan masyarakat dunia, terkait dengan penjajahan Israel atas bangsa Palestina. Sejak dulu, AS selalu menjadi pelindung utama zionis Israel, baik di Timur Tengah, maupun di Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tidak terhitung lagi sudah berapa kali AS menjatuhkan Veto untuk melindungi penjajahan Israel di Palestina. Kesetiaan AS dalam membantu Israel sampai menimbulkan sejumlah pemikiran bahwa yang menjadi "tuan sebenarnya" adalah Israel, sedangkan Amerika Serikat hanyalah seperti "anjing penjaga" yang selalu setia melindungi tuannya dalam kondisi apapun.
Kini, mendekati pemilihan presiden Amerika Serikat 2017 nanti, mulai muncul pertanyaan apakah AS akan tetap menjadi pendukung setia kekuatan zionis itu, atau bukan? Namun, pertanyaan itu sudah dijawab langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dengan keyakinan tinggi, Netanyahu menyatakan, siapapun presiden yang akan terpilih nanti, apakah itu Donald Trump atau Hillary Clinton, negara adidaya itu akan tetap menjadi sekutu setia Israel.
PM Israel, Benjamin Netanyahu saat bertemu Donald Trump dan Hillary Clinton. (Foto: istimewa) |
Keyakinan Netanyahu itu muncul setelah diadakannya pertemuan di New York dengan kedua calon presiden, Hillary Clinton dan Donald Trump. Kedua calon sama-sama menyampaikan dukungan kuat kepada rezim Israel.
"Tidak peduli siapa yang akan dipilih, dukungan Amerika kepada Israel akan tetap kuat, aliansi ini akan tetap kuat dan bahkan akan semakin kuat di tahun-tahun mendatang", kata Netanyahu.
Pemilihan capres As menjadi sorotan dunia saat ini. Karena siapapun yang terpilih akan sangat menentukan kebijakan luar negeri negara super power itu. Hillary dan Trump memiliki sejumlah kebijakan yang sangat bertolak belakang.
Sedangkan Trump sebaliknya, menyatakan akan bekerjasama dengan Rusia untuk menumpas kekuatan ISIS baik di Suriah maupun di Irak. Selain itu Trump juga menyatakan akan menghormati kedaulatan dan kepemimpinan pemerintahan Assad.
Sementara itu, Israel sangat berharap pemerintahan resmi Suriah akan hancur. Karena jika Suriah menang, dengan segudang pengalaman perangnya, Israel khawatir Suriah akan dengan mudah menyerang mereka.(*)
Sumber: IT/Onh