"Trump memang terkenal arogan, orang itu punya banyak masalah, fisik, mental, emosional, dan kognitif. Namun, di sisi lain, Hillary Clinton juga tak kalah berbahayanya. Hillary punya potensi melakukan banyak kerusakan, melibatkan kita dalam lebih banyak perang,"WASHINGTON DC -- Pemilihan calon presiden di negara adidaya Amerika Serikat (AS), saat ini menjadi perhatian seluruh penduduk dunia. Karena hal ini akan sangat menentukan kebijakan luar negeri negara itu terhadap permasalahan internasional.
Dua kandidat calon presiden yaitu Donald Trump dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat, memiliki elektabilitas yang hampir sama, semakin menjadi pertanyaan siapakah yang akan memimpin negara super power itu nantinya.
Kehadiran kandidat Donald Trump cukup mengejutkan, karena pengusaha tajir ini dikenal dengan sikapnya yang lantang, keras dan terkesan arogan. Sejumlah kebijakan luar negeri yang akan diterapkan jika dirinya terpilih jadi Presiden AS adalah, akan mengusir semua para imigran baik dari kawasan Amerika Latin seperti Meksiko, Timur Tengah, maupun para imigran dari kawasan Afrika dari negara tersebut. Trump juga menyebut dirinya sangat membenci umat Islam yang memasuki negaranya.
Trump juga menyatakan akan menyerang Iran dan Korea Utara dengan kekuatan nuklir, serta akan mengijinkan Jepang untuk memproduksi senjata nuklir sendiri demi menghadapi kekuatan militer China. Selain itu Trump juga mendesak para negara anggota NATO untuk membayar upeti kepada AS sebagai balasan karena sudah memberikan bantuan militer besar-besaran kepada persekutuan itu.
Donald Trump dan Hillary Clinton saat bertemu dalam sebuah acara debat kandidat calon Presiden Amerika Serikat. (Foto: Istimewa) |
Namun, waktu ternyata berbicara lain, Donald Trump justru berhasil menyingkirkan para kandidat lainnya, dan bahkan berpeluang mengalahkan Hillary Clinton dengan mudah, dengan elektabilitasnya yang justru semakin meningkat.
Saat ini berkembang sejumlah pencitraan yang menggambarkan kedua calon kandidat tersebut, yakni, Hillary Clinton adalah capres yang cinta perdamaian dan akan membuat dunia menjadi lebih stabil, sedangkan Donald Trump dicitrakan sebagai sosok yang dapat menjadi pemicu perang dunia, diakibatkan sikapnya yang arogan dan otoriter.
Namun, pendapat ini dibantah oleh sejumlah pengamat dan para petinggi partai lainnya, dalam wawancara dengan podcast Politico, Dr. Jill Stein dari Partai Green mengatakan bahwa, Hilarry lebih berbahaya dan lebih maniak perang dibandingkan Trump terkait kebijakan luar negerinya. Hillary, di mata Partai Green merupakan kandidat paling suka berperang dan menegaskan dia tak boleh terpilih sebagai presiden AS.
"Trump memang terkenal arogan, orang itu punya banyak masalah, fisik, mental, emosional, dan kognitif. Namun, di sisi lain, Hillary Clinton juga tak kalah berbahayanya. Hillary punya potensi melakukan banyak kerusakan, melibatkan kita dalam lebih banyak perang," ujar Stein.
Pernyataan Dr. Stein ini semakin menjadi nyata setelah mantan Presiden AS George HW Bush yang 'gila perang' dan menimbulkan kekacauan dan pembantaian di Timur Tengah hingga kini, menyatakan akan mendukung pencalonan Hilllary. Dukungan Bush kepada Hillary itu, cukup mengejutkan warga dan membuat heboh Amerika Serikat.
Pilihan Bush senior ini diketahui publik setelah mantan Wakil Gubernur Maryland Kathleen Kennedy mengunggah hal ini di laman Facebook-nya. Di laman itu, Kathleen juga memperlihatkan fotonya sedang mengunjungi Bush.
“Presiden Bush memberi tahu saya bahwa dia akan memilih Hillary,” tulis salah satu anggota klan keluarga Kennedy, seperti dilansir Politico, Selasa (20/9/2016).
Bush senior adalah politisi Partai Republik yang menjabat Presiden AS selama satu periode pada 1989-1993. Dia kemudian dikalahkan Bill Clinton, suami Hillary, ketika mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Bush senior dan junior, dua mantan Presiden Amerika Serikat yang menyakan mendukung pencalonan Hillary Clinton sebagai presiden negara adidaya tersebut. (Foto: Istimewa) |
Terkait dengan pendapat sejumlah pengamat yang menyarankan untuk berhati-hati dan jangan cepat menilai positif kebijakan politik Hillary, diamini oleh rival dari wanita itu. Trump, sudah terlebih dahulu menuding bahwa kebijakan dari Presiden Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton lah yang berperan besar “menciptakan ISIS.”
“Mereka membentuk ISIS. Hillary Clinton menciptakan ISIS dengan Obama,” kata Trump di Mississippi Coast Coliseum, seperti dilansir CNN, Sabtu (2/1/2016).
Potensi berbahaya yang diambil kedua kandidat calon Presiden AS, setidaknya hingga kini masih menjadi keresahan seluruh dunia. Sejumlah analisis meyakini, baik Hillary maupun Trump, kedua-duanya berpotensi menciptakan kekacauan di seluruh dunia seperti yang sudah terjadi dan dilakukan para mantan presiden negara itu selama ini. Namun, yang membedakan hanyalah mana yang paling "gila" diantara kedua calon ini. (*)
Sumber: PressTV/Alaraby/CNN