Bentuk rudal hipersonik Zircon. Menurut klaim Rusia, rudal ini akan menjadi rudal hipersonik pertama di dunia. (Gambar: sott.net) |
“Satu-satunya yang kita ketahui adalah bahwa versi pertama ‘Tsirkon’ akan mampu mengenai target yang berjarak hingga 500 km. Para pengembang dihadapkan pada tantangan ambisius untuk meningkatkan kemampuan senjata itu sehingga bisa melaju dengan kecepatan 3,5 km/detik,”MOSKOW -- Rusia kembali mengembangkan teknologi terbaru dalam bidang pertahanan. Kali ini negeri beruang merah itu sedang mengembangkan teknologi rudal hipersonik dengan nama Tsirkon atau Zircon.
Rencananya, Angkatan Laut Rusia akan menjadi yang pertama menerima persenjataan negara generasi terbaru tersebut, sementara sistem pertahanan juga tengah dimodernisasi dengan teknologi serupa.
Namun, masih belum diketahui kapal Rusia mana yang akan menerima rudal generasi baru itu sekalipun para ahli percaya bahwa kapal penjelajah pengangkut rudal berat nuklir akan dimodernisasi untuk memenuhi standar senjata baru tersebut.
“Pada dasarnya, rudal-rudal ini, yang dilengkapi dengan hulu ledak yang paling kuat, akan memberi Rusia instrumen pencegahan yang baru, seperti senjata nuklir saat ini. Kapal pertama dalam daftar ini mungkin ‘Pyotr Veliky,’ kapal induk Angkatan Laut Rusia," kata Dmitry Safonov, mantan analis militer di surat kabar Izvestia.
Rusia selangkah lebih maju dari seluruh dunia dalam hal mengembangan senjata rudal hipersonik. Prototipe proyektil yang mematikan ini bisa meluncur ke sasarannya dengan kecepatan 2,5 km/detik. delapan kali lebih cepat dari kecepatan suara.
Kementerian Pertahanan Rusia berhasil menguji Senjata hipersonik rudal antikapal Tsirkon secara rahasia tahun lalu, tapi belum merilis dokumentasi apa pun. Tak ada negara yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik. Karena itu, ‘Tsirkon’ kemungkinan akan menjadi senjata pertama yang mampu menghindar sistem pertahanan udara mana pun di dunia.
“Satu-satunya yang kita ketahui adalah bahwa versi pertama ‘Tsirkon’ akan mampu mengenai target yang berjarak hingga 500 km. Para pengembang dihadapkan pada tantangan ambisius untuk meningkatkan kemampuan senjata itu sehingga bisa melaju dengan kecepatan 3,5 km/detik,” kata Safonov.
Rusia melakukan ujicoba misil hipersonik Tsirkon/Zircon. (Foto: Russian state media) |
Moskow juga berupaya untuk menggabungkan rudal tersebut ke dalam sistem pertahanan udaranya. Untuk mencegah kemungkinan adanya negara lain yang mengembangkan teknologi serupa, Perusahaan Almaz Antei mulai mengintegrasikan teknologi hipersonik dengan sistem pertahanan udara S-500 ‘Prometei’ yang baru.
Selain itu, sebagaimana yang diungkapkan Pavel Sozinov selaku konstruktor umum perusahaan, Almaz Antei berusaha menciptakan rudal yang bisa mencapai ketinggian 100 km.
“Kami telah membuat perhitungan terkait pengembangan sumber daya untuk serangan ruang angkasa selama 25 tahun ke depan. Sistem kami harus mampu melawan senjata yang saat ini belum ada, tapi bisa muncul di masa depan. Ini berkaitan dengan kemampuan untuk mencegat senjata di lapisan atmosfer yang tak padat, termasuk lapisan atmosfer yang lebih tinggi, ratusan kilometer dari Bumi,” kata Sozinov menjelaskan.
Saat ini, S-500 masih dalam tahap pengujian. Jika senjata pertahanan udara itu mendapatkan lampu hijau, ia bahkan bisa menghancurkan target yang mengorbit di planet kita. S-500 juga akan mampu mengenali dan menghancurkan hingga sepuluh target sekaligus dengan kecepatan hipersonik. Saat ini, produsen senjata tengah bersiap untuk merilis sistem S-500 pertama pada 2020 mendatang.(*)
Sumber: Izvestia/rbth.com