Pesawat tempur generasi ke 5 Rusia, Sukhoi SU-57 (Foto: Evgeny Biyatov/Sputnik) |
”Penambahan jet tempur generasi kelima ke Suriah tentu tidak akan sesuai dengan penarikan pasukan yang diumumkan oleh Rusia,”DAMASKUS -- Rusia kembali membuat kejutan di palagan Timur Tengah. Militer Rusia diduga mengerahkan pesawat tempur generasi kelima Su-57 dalam perang Suriah. Dugaan itu muncul setelah sebuah video menunjukkan penampakan dua jet tempur masa depan Rusia itu beroperasi dari Pangkalan Udara Khmeimim.
Video itu terkonfirmasi asli dan resmi. Video itu diunggah di grup Facebook “Syrian Military Capabilities” dengan tujuan menunjukkan adanya pesawat tempur baru Rusia yang beraksi di langit Suriah.
“Eksklusif, Rusia menggelar jet tempur generasi kelima yang baru, Su-57 di Khmemeim Air Base, Suriah. 2 Su-57, 4 Su-35, 4 Su-25, 1 A-50U dikerahkan di Latakia/Jableh hari ini,” tulis pengguna akun Twitter @WaelAlHussaini, Kamis (22/2/2018), yang berbagi video penampakan pesawat tempur mutakhir tersebut.
Video tersebut juga dikuatkan oleh laporan satelit Israel, yang menunjukkan pengerahan pesawat jet tempur tercanggih Rusia, Sukhoi Su-57, di Suriah. Mengutip laporan Haaretz, Minggu (25/2/2018), operator satelit ISI mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa satelit Eros B buatan Israel yang mereka operasikan melihat dua pesawat tercanggih Moskow tersebut di Pangkalan Udara Khmeimim.
Setidaknya dua pesawat jet tempur tercanggih Moskow itu terlihat beberapa hari lalu saat bersiap-siap untuk mendarat di Pangkalan Udara Khmeimim di Provinsi Latakia, Suriah. Sebuah pesawat peringatan dini A-50, empat pesawat Su-35 dan empat jet tempur Su-25 juga tiba di markas pusat militer Rusia di negeri Presiden Bashar al-Assad itu pada hari Rabu.
Laporan kemunculan jet tempur Su-57 keluar setelah pesawat tempur AS meluncurkan serangan pada 7 Februari 2018 terhadap pasukan pro-rezim Suriah. Serangan diklaim menewaskan sekitar 300 orang, termasuk tentara bayaran Rusia.
Pentagon mengonfirmasi kemunculan jet tempur generasi kelima itu dan mengklaim akan membahayakan pasukan Amerika Serikat (AS). Menurut Pentagon, pengerahan Su-57 itu tak sesuai komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik atau mengurangi jumlah pasukannya di negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.
”Penambahan jet tempur generasi kelima ke Suriah tentu tidak akan sesuai dengan penarikan pasukan yang diumumkan oleh Rusia,” kata juru bicara Pentagon Mayor Adrian Rankine-Galloway kepada CNN, Sabtu (24/2/2018).
Gambar satelit yang menunjukkan pesawat siluman Rusia di Suriah. (Foto : IMAGESAT INTERNATIONAL/ISI) |
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yuri Borisov pada 8 Februari 2018 lalu mengatakan bahwa kementeriannya baru akan menandatangani kontrak untuk pengadaan skuadron pertama Su-57 sebanyak 12 unit pada 2018.
Menurutnya, jet tempur Su-57 masih akan akan menjalani latihan eksperimental. Angkatan Udara Rusia berharap bisa mengoperasikan sekitar 220 unit jet tempur Su-57 antara tahun 2020 hingga 2030.
Dirancang oleh produsen pesawat Rusia Sukhoi, prototype pesawat tempur multirole Su-57 melesat ke angkasa untuk pertama kalinya pada tahun 2010. Namun, pesawat itu secara resmi baru masuk produksi pada tahun ini.
Su-57 dianggap sebagai pesaing pesawat jet tempur F-35 Amerika Serikat (AS) yang sebagian telah dibeli Israel.
Su-57 adalah pesawat tempur militer Rusia pertama yang menggunakan teknologi siluman dan dirancang untuk operasi tempur dan serangan darat. Pesawat itu dilengkapi dengan sistem avionik mutakhir yang mampu menilai secara mandiri situasi medan perang.
Pesawat Su-57 juga mampu mendeteksi ancaman berbasis udara, darat dan laut pada jarak jauh di luar sistem radar paling modern.
Tak hanya itu, jet tempur itu juga mampu menyerang sasaran dengan serangkaian persenjataan modern, termasuk senjata anti-radar. Jet tempur Su-57 belum secara resmi melayani operasi militer Rusia dan masih dalam tahap produksi massal. Kemunculannya di Suriah diduga hanya “bermain” untuk pengujian jet tempur siluman tersebut.
Menurut Vladimir Gutenov, Ketua Komite Industri Militer Parlemen Rusia, kehadiran Su-57 di Suriah pasti akan mengirim pesan politik.
”Berfungsi sebagai pencegah pesawat terbang dari negara-negara tetangga yang secara berkala terbang ke wilayah udara Suriah tanpa diundang. Pesawat jet tempur siluman Su-57 siluman perlu diuji dalam kondisi tempur, dalam kondisi melawan (musuh),” katanya. (*)