"Kita tidak punya cadangan nasional sama sekali. Bisa dibayangkan kalau kita perang lima hari, habis kita karena enggak ada BBM,"JAKARTA -- Walau masih berstatus sebagai anggota OPEC, Indonesia Saat ini sudah masuk kategori negara pengimpor minyak. Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia butuh cadangan strategis minyak untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.
Tapi sayangnya hingga kini, RI belum memiliki cadangan strategis minyak bumi. Bahkan diprediksi jika Indonesia dalam situasi berperang, stok minyak negara hanya cukup untuk satu hingga tiga hari saja.
Anggota Komisi VII DPR RI Dito Ganinduto menyebutkan, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa, cadangan BBM di Tanah Air hanya sampai 22 hari.
Sementara di negara lain, seperti Singapura, China, maupun Amerika Serikat (AS), cadangan BBM-nya bisa mencapai 90-200 hari. "Singapura penduduknya 4,7 juta jiwa, cadangan BBM-nya 90 hari.
Malaysia penduduknya 28 juta jiwa, cadangan BBM-nya 25 hari, China penduduknya 1,3 miliar jiwa cadangan BBM-nya 90 hari, AS penduduknya 310 juta jiwa, cadangan BBM-nya 260 hari.
Anggota Komisi VII DPR RI Dito Ganinduto (Foto: istimewa) |
Bahkan, Dito membayangkan, jika Indonesia harus menghadapi peperangan dalam lima hari, maka sudah dapat dipastikan akan kalah karena tidak memiliki BBM.
"Kita tidak punya cadangan nasional sama sekali. Bisa dibayangkan kalau kita perang lima hari, habis kita karena enggak ada BBM.
Artinya, energi kita situasinya kritis, kita tidak punya cadangan nasional sama sekali. Yang disebut ketahanan energi itu kan mengamankan energi masa depan bangsa," tandasnya.
Karena alasan inilah, pada revisi Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, DPR RI berinisiatif memasukkan penyediaan cadangan strategis minyak bumi dalam draft UU.
Cadangan Minyak RI Akan Habis
Lembaga Kajian untuk Reformasi Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup (ReforMiner Institute) menyatakan cadangan minyak bumi (minyak fosil) Indonesia akan habis 11 tahun lagi.
Komisi VII DPR RI mengemukakan Indonesia saat ini mengalami krisis energi, lantaran tidak memiliki stok atau cadangan minyak nasional.
"Untuk itu, dibutuhkan adanya penemuan energi terbaharukan pengganti minyak bumi," kata Wakil Direktur ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, di Pekanbaru.
Menurut data lembaga ini, cadangan minyak per tahun 2011 hanya tersisa sekitar 3,74 miliar barel sementara produksi per tahunnya sekitar 358,890 juta barel. Itu artinya, cadangan minyak bumi nasional akan habis pada 11 tahun.
Sementara untuk cadangan gas bumi, menurut catatan ReforMiner, masih sekitar 104,71 triliun standar feet kubik/Tera Standard Cubic Feet (TSCF) atau produksi pertahunnya yakni mencapai 471.507 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).
"Untuk cadangan energi fosil khusus gas bumi, diperkirakan masih akan tersedia hingga 31 tahun ke depan," katanya.
Pemetaan cadangan minyak Indonesia, yang semakin berkurang seiring semakin meningkatnya konsumsi BBM masyarakat. |
Khusus untuk batubara, lembaga kajian ini memprediksikan cadangan yang terkandung dalam bumi Indonesia masih akan ada hingga 59 tahun kedepan.
ReforMiner mencatat, posisi cadangan khusus minyak bumi Indonesia terhadap dunia saat ini menempati pisisi 28 (2010).
Posisi ini jauh berada di bawah Saudi Arabia yang berada di peringkat teratas dengan cadangan minyak bumi mencapai 264,50 miliar barel dan diposisi kedua ditempati Venezuela dengan nilai cadangan mencapai 211,20 miliar barel.
Untuk posisi ketiga ditempati oleh Iran yang memiliki cadangan minyak mencapai 137,00 miliar barel dan disusul oleh Iraq dengan cadangan minyak sekitar 115,00 miliar barel.
Ketersediaan cadangan minyak beberapa negara di dunia. Cadangan minyak menjadi penentu utama dalam mempertahankan kedaulatan suatu negara. |
Selebihnya dari peringkat 11 hingga ke 28 (Indonesia) cadangan minyak dunia didominasi oleh negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Brunei Darussalam.(*berbagai sumber)