Kembangkan Rudal Jenis Baru, AS Takut dengan Perkembangan Nuklir Pakistan - Jalur Militer

Kembangkan Rudal Jenis Baru, AS Takut dengan Perkembangan Nuklir Pakistan

Ujicoba peluncuran rudal nuklir Pakistan. Walau dengan keterbatasan yang ada, Pakistan terus berusaha mengembangkan kekuatan nuklir yang mereka miliki untuk mengimbangi sejumlah kekuatan nuklir negara lain yang dianggap dapat mengancam eksistensi dan keamanan negara Islam tersebut. (Foto: nationalinterest.org)
”Jalur pertumbuhan persenjataan nuklir Pakistan, diaktifkan oleh infrastruktur yang ada, melampaui jaminan kredibel untuk pencegahan minimal yang disediakan oleh pejabat dan analis Pakistan setelah pengujian perangkat nuklir,”
WASHINTON DC -- Pentagon terus memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan nuklir Pakistan, setelah negara Islam tersebut dianggap telah mengembang senjata nuklir jenis baru.

Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Dan Coats dalam laporannya menyatakan, Pakistan sedang mengembangkan senjata nuklir jenis baru, termasuk senjata taktis jarak pendek, yang membawa lebih banyak risiko di wilayah tersebut.


Pernyataan Coats disampaikan kepada anggota parlemen saat rapat dengar pendapat mengenai ancaman di seluruh dunia. Rapat diselenggarakan oleh Komite Intelijen Senat pada hari Selasa waktu AS.

Peringatan ini dikeluarkan Coast beberapa hari setelah sekelompok milisi Jaish-e-Muhammad yang berbasis di Pakistan menyerang Kamp Militer Sunjuwan di Jammu. Serangan itu menewaskan tujuh orang termasuk enam tentara.

Menurut dia, Pakistan terus memproduksi senjata nuklir dan mengembangkan senjata nuklir jenis baru, termasuk senjata taktis jarak pendek, rudal jelajah berbasis laut, rudal peluncur udara, dan rudal balistik jarak jauh. Senjata-senjata itu, ujar Coats, akan memperkenalkan risiko baru untuk dinamika eskalasi dan keamanan di kawasan ini.

Para petinggi militer Pakistan menghadiri acara pembukaan ujicoba misil balistik surface-to-surface berkekuatan nuklir Shaheen 1. (Foto: AP)
Coats juga memperingatkan bahwa kelompok milisi yang didukung Pakistan akan terus melakukan serangan di India, sehingga mempertaruhkan eskalasi ketegangan antara kedua negara bertetangga tersebut.

”Kelompok militan yang didukung oleh Islamabad akan terus memanfaatkan tempat persembunyian mereka di Pakistan untuk merencanakan dan melakukan serangan di India dan Afghanistan, termasuk terhadap kepentingan AS,” kata Coats dalam rapat bertajuk “Worldwide Threat Assessment”, yang dikutip dari Press Truts of India (PTI), Kamis (15/2/2018).

Hubungan yang rapuh antara Pakistan dan Amerika telah memburuk akhir-akhir ini karena tuduhan bahwa Islamabad secara diam-diam mempertahankan hubungan dengan Taliban dan kelompok-kelompok militan lainnya yang memerangi pasukan Amerika di Afghanistan. Pihak berwenang membantah bahwa Pakistan memiliki hubungan dengan militan.

Menanggapi tuduhan AS, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mohammad Faisal, Kamis (16/2), mengkritik laporan tersebut. Pakistan menganggap AS telah memberikan 'fokus negatif' kepada Islamabad, sebab negara tetangga, India juga melakukan peningkatan kekuatan senjata nuklir dengan skala yang lebih besar.

Pakistan membantah bahwa program nuklir yang mereka kembangkan merupakan ancaman bagi kepentingan regional Amerika atau akan menjadi risiko baru dalam eskalasi dinamika dan keamanan di kawasan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Mohammad Faisal (Foto: voaindonesia.com).

Menurut Pejabat Pakistan tersebut, upaya meningkatan arsenal nuklir mereka, sebagai upaya membendung negara besar tetangganya, India, untuk melakukan serangan mendadak terbatas dengan kekuatan konvensional. 

Pasalnya, dalam sejumlah pengamatan Pakistan, rival abadi mereka, India justru melakukan “peningkatan tercepat” tumpukan senjata nuklir di kawasan itu.

Peningkatan Kekuatan yang Signifikan

Dibanding negara-negara pemilik senjata nuklir lainnya seperti Rusia, AS, atau Perancis, masyarakat dunia umumnya tidak terlalu mendengar gaung kepemilikan senjata nuklir oleh Pakistan. Bahkan, negara Islam itu dianggap tidak semenakutkan seperti Korea Utara, dan bukanlah sebuah ancaman.

Namun, sebuah laporan baru yang dirlis dua lembaga think tank Amerika Serikat (AS) menyebut kemampuan nuklir Pakistan merupakan yang terbesar ketiga di dunia dan telah melampui India. 


Pakistan diperkirakan memiliki 120 hulu ledak nuklir sedangkan India memiliki sekitar 100 hulu ledak nuklir. Laporan itu dirilis Kamis (27/8/2015).

Dua lembaga yang merilis data itu adalah Carnegie Endowment for International Peace dan Stimson Center. Dalam laporan dinyatakan, Pakistan dapat membangun 20 hulu ledak nuklir per tahun dan bisa memiliki persediaan nuklir terbesar ketiga di dunia dalam satu dekade.

 Sejumlah lokasi yang diduga tempat keberadaan senjata nuklir milik Pakistan. (Gambar: istimewa)
Pakistan dengan cepat memperluas kemampuan nuklirnya karena takut kalah dengan saingannya, yakni India.

”Jalur pertumbuhan persenjataan nuklir Pakistan, diaktifkan oleh infrastruktur yang ada, melampaui jaminan kredibel untuk pencegahan minimal yang disediakan oleh pejabat dan analis Pakistan setelah pengujian perangkat nuklir,” bunyi laporan dua lembaga itu, seperti dikutip Washington Post.

Dalam beberapa tahun mendatang, menurut laporan itu, nuklir Pakistan berkembang dramatis, karena memiliki cadangan pengayaan uranium yang besar. India diketahui memiliki stok plutonium dalam jumlah besar yang bisa digunakan untuk memproduksi hulu ledak, sedangkan Pakistan tidak memilikinya. Namun, India selama ini menggunakan sebagian besar plutoniumnya untuk menghasilkan energi untuk dalam negeri.

Laporan dua lembaga itu bahkan memprediksi bahwa Pakistan bisa memiliki setidaknya 350 senjata nuklir dalam waktu lima sampai 10 tahun. Pakistan juga akan memiliki senjata nuklir yang lebih besar namun masih di bawah Amerika Serikat dan Rusia, yang masing-masing memiliki ribuan bom nuklir.


Para pejabat militer Pakistan tidak bersedia untuk mengomentari laporan tersebut. Namun, beberapa analis Pakistan mempertanyakan temuan laporan itu, dan menduga laporan tersebut berdasarkan pada asumsi yang salah.
Grafik jumlah senjata nuklir yang dimiliki beberapa negara kuat di dunia. (Gambar: statista.com)
Pembangunan senjata nuklir Pakistan dipicu oleh perseteruan dengan tetangga sekaligus rival abadi Islamad, India. Pada 25 Mei 1998, kawasan Asia selatan bergolak. Terjadi perseteruan sengit antara India dan Pakistan. Pada hari itu, Pakistan meledakkan 5 senjata nuklir bawah tanah sebagai respons atas uji coba peluncuran nuklir yang dilancarkan India, dua pekan sebelumnya.

Pejabat Pakistan mengungkapkan senjata nuklir tersebut diledakkan di kawasan Baluchistan dekat perbatasan Afghanistan, sekitar pukul 15.30 sore waktu setempat. Lokasi peledakan jauh dari permukiman penduduk, sehingga tak ada dampak buruk.

Beberapa menit kemudian, Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif berpidato di hadapan rakyatnya. Dia menegaskan peledakan nuklir merupakan sikap tegas yang dilakukan pihaknya. Sikap India, menurut Sharif, tak bisa dibiarkan.

"Hari ini adalah hari bersejarah bagi kita semua. Allah SWT telah memberikan kita kekuatan untuk mengambil langkah ini sebagai upaya pertahanan negara," ujar Sharif, seperti dilansir BBC.(*)


Sumber: PTI/VOA/WashingtonPost/BBC
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus