Presiden Iran Hassan Rouhani duduk di kokpit jet tempur Kowsar Iran, Selasa (21/8/2018). (Foto:IRNA) |
"Ini hampir seperti peristiwa yang menggelikan, ini adalah pesawat yang tidak kami gunakan dalam 20 tahun, kecuali untuk melatih negara lain dalam cara menerbangkan pesawat Amerika. Teknologi kuno ini tidak mengintimidasi."TEHERAN -- Embargo militer tidak menyurutkan Republik Islam Iran untuk bangkit dan mandiri dalam bidang teknologi persenjataan. Negeri paramullah tersebut secara perlahan mampu menciptakan sejumlah persenjataan seperti tank, rudal, drone dan bahkan pesawat tempur.
Iran mengklaim telah berhasil menciptakan jet tempur generasi keempat yang diberi nama Kowsar. Stasiun televisi pemerintah Iran memamerkan adegan pesawat Kowsar saat lepas. Video itu direkam dari dalam kokpit.
Peluncuran Kowsar bahkan dihadiri langsung Presiden Hassan Rouhani yang duduk di kokpit sambil memeriksa jet tempur tersebut. Dalam laporan Selasa, kantor berita pemerintah Iran, Fars, mengatakan fungsi utama pesawat tempur itu adalah untuk misi pelatihan. Iran mengklaim, Kowsar merupakan jet tempur yang diproduksi sendiri oleh Iran dengan sistem avionik terdepan.
Jet Tempur Buatan Iran Jadi Bahan Tertawaan Barat
Kowsar, pesawat tempur baru Iran yang diklaim buatan dalam negeri, juga menarik perhatian para pakar militer Barat. Peluncuran pesawat itu dianggap sebagai kejadian menggelikan, karena Kowsar bisa jadi target empuk jet tempur canggih Amerika Serikat (AS), seperti F-22.
Sebab, setiap pesawat tempur Iran yang menyeberang ke Irak atau Suriah akan menghadapi jet-jet tempur canggih AS, termasuk F-16 dan F-22. Dua jet tempur AS itu rutin terbang di atas wilayah Irak dan Suriah sebagai bagian dari Operation Inherent Resolve, operasi koalisi pimpinan AS melawan kelompok militan Islamic State atau ISIS.
Kowsar, jet tempur buatan Iran yang dianggap merupakan hasil jiplakan teknologi lama pesawat tempur Amerika Serikat. (Foto: IRNA) |
"Ini hampir seperti peristiwa yang menggelikan, ini adalah pesawat yang tidak kami gunakan dalam 20 tahun, kecuali untuk melatih negara lain dalam cara menerbangkan pesawat Amerika. Teknologi kuno ini tidak mengintimidasi." kata Michael Pregent, seorang analis Timur Tengah di Hudson Institute yang berbasis di Washington, dalam wawancara dengan VOA Persian, Minggu (26/8/2018). .
Pregent mengatakan keterbatasan Kowsar sebagai pesawat tempur modern dapat menjadi bumerang bagi Iran.
"Iran ingin dapat memproyeksikan kemampuan ofensif (udara) di Selat Hormuz dan setidaknya menunjukkan kemampuan yang sama untuk menyerang pasukan Amerika di Irak dan Suriah. Tapi saya pikir (peluncuran Kowsar) akan menjadi bumerang, karena AS akan meningkatkan postur pertahanannya di Irak dan Suriah dan membuatnya sangat mudah untuk menembak salah satu dari mereka," ujarnya.
Jet tempur buatan Iran dianggap hanya akan menjadi sasaran empuk bagi jet-jet tempur canggih negara-negara yang menjadi musuhnya, jika terjadi perang terbuka. (Foto: IRNA) |
Namun menurut Justin Bronk, seorang analis tempur udara di Royal United Services Institute (RUSI) Inggris, mengatakan kepada Business Insider bahwa Iran telah melakukan langkah tepat dalam menghadapi krisis pilot pesawat tempur. Menurut Bronk, menggunakan Kowsar untuk melatih generasi muda pilot Iran bukanlah ide yang buruk
"Iran telah lama mengandalkan sekelompok pilot veteran yang semakin tua, banyak yang dilatih oleh AS sebelum revolusi. Itu membuat sebagian besar pilihan teknologi terbatas yang mereka miliki," katanya.(*JM)
Sumber: Farsnews/VOA/Business Insider