kepala divisi kedirgantaraan Garda Revolusi Iran Amir Ali Hajizadeh (kiri), dekat pesawat tak berawak AS RQ-170 Sentinel yang tertangkap pada bulan April 2012. (Foto: AP/Sepahnews) |
”Itu adalah salinan pesawat tak berawak dari AS yang mereka tangkap beberapa tahun yang lalu dan mereka menduplikasi,”TEL AVIV -- UAV (unmanned aerial vehicle) atau pesawat nirawak Iran yang ditembak jatuh oleh pesawat tempur Israel pekan lalu merupakan jiplakan pesawat nirawak Amerika Serikat (AS) RQ-170 Sentinel. Demikian disampaikan pakar penerbangan dan pejabat Israel.
Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus dan seorang menteri di kabinet Israel, Yuval Steinitz, mengatakan bahwa UAV Iran itu tidak lain adalah salinan dari RQ-170 Sentinel.
Para ahli yang memeriksa rekaman pesawat tak berawak yang ditembak jatuh dan gambar reruntuhan yang dipublikasikan militer Israel sepakat bahwa senjata yang ditembak jatuh adalah Saeqeh atau Thunderbolt, pesawat tak berawak Iran yang mirip drone RQ-170 Sentinel.
”Itu adalah salinan pesawat tak berawak dari AS yang mereka tangkap beberapa tahun yang lalu dan mereka menduplikasi,” kata Steinitz kepada radio Israel, yang dikutip Washington Post, Senin (12/2/2018).
UAV RQ-170 Sentinel merupakan pesawat nirawak siluman AS yang dioperasikan CIA diketahui ditangkap Iran pada tahun 2012. Iran sendiri diketahui telah mengembangkan beberapa model lain yang mengacu pada RQ-170.
Sisa-sisa sebuah pesawat tak berawak Iran yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Israel setelah memasuki wilayah udara Israel pada 10 Februari 2018. (Foto: Israel Defense Forces) |
Penyusupan UAV Iran itu memicu Israel membombardir wilayah Suriah yang diyakini sebagai lokasi operator pesawat nirawak tersebut. Tak terima, militer Israel menembakkan sejumlah rudal anti-pesawat yang salah satunya berhasil menjatuhkan jet tempur F-16 Israel.
Kehilangan jet tempur, militer Tel Aviv kian garang. Mereka melancarkan 12 serangan di Suriah yang diklaim sebagai basis pasukan Iran dan Suriah. PBB mengkhawatirkan agresi Israel tersebut akan memancing perang skala besar yang akan melibatkan Rusia dan Amerika Serikat, yang merupakan sekutu masing-masing negara yang bertikai tersebut.(*)
Sumber: Washington Post/sindonews.com