KILJU -- Korea
Utara kembali membuat resah dunia dengan kekuatan nuklirnya. merespon
provokasi militer yang dilakukan Amerika Serikat dan Korea Selatan,
negara komunis itu kembali melakukan uji coba nuklirnya. Uji coba kali
ini diprediksi menjadi salah satu yang terbesar, karena mampu
menimbulkan guncangan gemba hingga terasa ke sejumlah negara.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan membenarkan kabar bahwa Korut diduga kembali melakukan uji coba nuklir. Uji coba yang diadakan di fasilitas nuklir Pyunggye-ri di wilayah Kilju itu menimbulkan guncangan yang serupa dengan gempa. Pejabat itu menambahkan, kekuatan dari ledakan nuklir Korut tersebut diduga sebesar 10 kiloton.
“Berdasarkan hasil analisis, kami berkesimpulan bahwa Korut telah mengadakan uji coba nuklir,” ujar pejabat Kemhan Korsel, seperti dilansir Yonhap, Jumat (9/9/16).
Guncangan ini juga dibenarkan oleh China Earthquake Networks Center (CENC) yang menyatakan terjadi pada pukul 08.30 waktu setempat. Pihak CENC menambahkan, guncangan kuat terjadi di permukaan bumi.
Menanggapi
tindakan Korea Utara ini, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye
dilaporkan langsung mengadakan rapat darurat di Gedung Biru (Istana
Kepresidenan Korsel), membahas uji coba nuklir Korut.
Uji coba nuklir Korut yang menimbulkan guncangan gempa dahsyat itu langsung menimbulkan kekhawatiran beberapa negara. Langkah-langkah mengantisipasi tindakan Korut pun dilakukan sejumlah negara.
Otoritas keamanan Amerika Serikat (AS) mengatakan terus menghubungi sekutunya di Semenanjung Korea untuk memastikan Korut memang mengadakan uji coba nuklir. Dewan Keamanan Nasional AS juga menyatakan terus memonitor situasi di sana.
Sedangkan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan bakal mengajukan protes keras kepada Korut jika memang terbukti. Media Kyodo News mewartakan, Pemerintah Jepang telah mengajukan protes resmi atas tindakan Korut ini. Nota protes dikirim ke Pyongyang melalui jaringan diplomatis China.
Sementara
itu, Kementerian Lingkungan China langsung mengadakan pengawasan
radiasi di sepanjang perbatasan bagian timur lautnya. Ini merupakan
wilayah perbatasan China dengan Korut.
Korea Utara Menantang
Uji coba nuklir Korea Utara juga menimbulkan kecemasan Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengecam dengan keras aksi gegabah dan membahayakan itu. DK PBB mengutuk Korut karena menimbulkan keresahan di kawasan semenanjung Korea dan Asia pada umumnya.
Kutukan dari DKK PBB itu sendiri dikeluarkan melalui pernyataan pers yang dirilis pada Selasa lalu. DK PBB semakin geram dengan peluncuran rudal Korut, sebab rudal yang ditembakkan pada Senin 5 September itu diduga jatuh di perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.
Seakan tak gentar dengan ancaman apapun, mendengar kutukan DK PBB tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut langsung merilis pernyataan melalui media Korean Central News Agency (KCNA).
Korea
Utara menyatakan menolak kutukan dari DK PBB terkait peluncuran rudal
yang kembali dilakukan Negeri Komunis tersebut. Kemlu Korut mengatakan,
kutukan tersebut merupakan pelanggaran terhadap harga diri dan hak untuk
mempertahankan diri dari negara ini (Korut) yang tidak bisa diterima.
Seperti dilansir NHK, Kamis (8/9/16), bahkan untuk semakin memperkeruh suasana, KCNA kembali mewartakan pernyataan dari Kim Jong-un terkait perkembangan senjata di Korut. KCNA juga menyatakan dengan keberhasilan tes bom hidrogen maka Korut harus terus mengembangkan kekuatan persenjataan nuklirnya.
Korea Utara bukan sekali ini saja melakukan uji coba rudal nuklir. Setiap merasa terprovokasi oleh kehadiran dan pergerakan militer Amerika Serikat dan Korea Selatan, pemerintahan Kim Jong Un biasanya langsung merespon dengan melakukan uji coba nuklir. Dan setiap Korut mengadakan uji coba nuklir, maka pasti akan langsung meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. (*)
Sumber: Yonhap/NHK
Kementerian Pertahanan Korea Selatan membenarkan kabar bahwa Korut diduga kembali melakukan uji coba nuklir. Uji coba yang diadakan di fasilitas nuklir Pyunggye-ri di wilayah Kilju itu menimbulkan guncangan yang serupa dengan gempa. Pejabat itu menambahkan, kekuatan dari ledakan nuklir Korut tersebut diduga sebesar 10 kiloton.
“Berdasarkan hasil analisis, kami berkesimpulan bahwa Korut telah mengadakan uji coba nuklir,” ujar pejabat Kemhan Korsel, seperti dilansir Yonhap, Jumat (9/9/16).
Guncangan ini juga dibenarkan oleh China Earthquake Networks Center (CENC) yang menyatakan terjadi pada pukul 08.30 waktu setempat. Pihak CENC menambahkan, guncangan kuat terjadi di permukaan bumi.
Guncangan gempa yang ditimbulkan akibat uji coba senjata nuklir Korea Utara. (Gambar: Istimewa) |
Uji coba nuklir Korut yang menimbulkan guncangan gempa dahsyat itu langsung menimbulkan kekhawatiran beberapa negara. Langkah-langkah mengantisipasi tindakan Korut pun dilakukan sejumlah negara.
Otoritas keamanan Amerika Serikat (AS) mengatakan terus menghubungi sekutunya di Semenanjung Korea untuk memastikan Korut memang mengadakan uji coba nuklir. Dewan Keamanan Nasional AS juga menyatakan terus memonitor situasi di sana.
Sedangkan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan bakal mengajukan protes keras kepada Korut jika memang terbukti. Media Kyodo News mewartakan, Pemerintah Jepang telah mengajukan protes resmi atas tindakan Korut ini. Nota protes dikirim ke Pyongyang melalui jaringan diplomatis China.
Peluncuran rudal nuklir Korea Utara. (Foto: AFP) |
Korea Utara Menantang
Uji coba nuklir Korea Utara juga menimbulkan kecemasan Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengecam dengan keras aksi gegabah dan membahayakan itu. DK PBB mengutuk Korut karena menimbulkan keresahan di kawasan semenanjung Korea dan Asia pada umumnya.
Kutukan dari DKK PBB itu sendiri dikeluarkan melalui pernyataan pers yang dirilis pada Selasa lalu. DK PBB semakin geram dengan peluncuran rudal Korut, sebab rudal yang ditembakkan pada Senin 5 September itu diduga jatuh di perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.
Seakan tak gentar dengan ancaman apapun, mendengar kutukan DK PBB tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut langsung merilis pernyataan melalui media Korean Central News Agency (KCNA).
Daya jangkau senjata nuklir Korea Utara yang mampu menjangkau seluruh wilayah Jepang, Korea Selatan, Australia dan sebagian dataran Amerika Serikat. |
Seperti dilansir NHK, Kamis (8/9/16), bahkan untuk semakin memperkeruh suasana, KCNA kembali mewartakan pernyataan dari Kim Jong-un terkait perkembangan senjata di Korut. KCNA juga menyatakan dengan keberhasilan tes bom hidrogen maka Korut harus terus mengembangkan kekuatan persenjataan nuklirnya.
Korea Utara bukan sekali ini saja melakukan uji coba rudal nuklir. Setiap merasa terprovokasi oleh kehadiran dan pergerakan militer Amerika Serikat dan Korea Selatan, pemerintahan Kim Jong Un biasanya langsung merespon dengan melakukan uji coba nuklir. Dan setiap Korut mengadakan uji coba nuklir, maka pasti akan langsung meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. (*)
Sumber: Yonhap/NHK