"Kami belum beli masih kami ujicobakan. Kami baru akan kontrak dengan China. Kalau berhasil dalam uji coba ini kami lanjutkan. Kami beli,"SITUBONDO -- Kejadian memalukan terjadi dalam Latihan Perang Armada Jaya ke-34 di Perairan Banongan Situbondo Jatim, Rabu (14/9/2016). Latihan perang yang dihadiri langsung Presiden Joko Widodo tersebut, gagal menguji coba salah satu peluru kendali (rudal) buatan China.
Presiden Jokowi menyaksikan langsung, saat rudal C705 buatan China mengalami delay sampai 5 menit ketika akan ditembakkan dari KRI Celurit. Belum diketahui persis kenapa rudal C705 lambat meledak dan tak menghancurkan target. Sejumlah teknisi dan penanggungjawab asal China berusaha memperbaiki rudal tersebut, namun tetap tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Presiden Jokowi menyaksikan peluncuran rudal itu dari atas KRI Banjarmasin melalui layar monitor. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi tampak mendampingi Presiden Jokowi. Mereka sempat turun ke geladak tempat pendaratan heli.
Uji coba penembakan rudal itu sejatinya atas perintah Panglima Tertinggi TNI yang juga Presiden RI Joko Widodo. Melihat kegagalan uji coba rudal itu, Presiden Jokowi hanya menanggapi dengan senyum menyengir.
Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan latihan perang Armada Jaya 2016 dari atas Kapal KRI Banjarmasin di Laut Jawa, 14 September 2016. dok. Biro Pers Istana Kepresidenan. (Foto: Istimewa) |
"Kami belum beli masih kami ujicobakan. Kami baru akan kontrak dengan China. Kalau berhasil dalam uji coba ini kami lanjutkan. Kami beli," kata Wahyudi, Rabu (14/9/2016).
Rudal berdaya ledak buatan China itu mampu menghancurkan sasaran seberat 1.500 ton. Rencananya dalam latihan itu akan ada simulasi pengamanan wilayah yang melibatkan rudal tersebut. Selain harganya murah meriah, kelebihan rudal tersebut tidak perlu adanya disentral integrasi data.
Latihan Perang Armada Jaya ke-34 kali ini, melibatkan 79 KRI dan seluruh alutsista milik matra laut tersebut. Tujuan latihan adalah untuk mengukur kekuatan dan kesiapan sejumlah alutsista yang telah dimiliki TNI. Semua Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) ikut diturunkan, diantaranya yakni Kapal Perang, Pesawat tempur, Marinir, dan Pangkalan. Termasuk di dalamnya adalah persenjataan strategis. (*)