TEL AVIV -- Setelah Rusia memperkuat militer Suriah dengan sistem pertahanan udara S-300, Israel seperti kebakaran jenggot dan berusaha mencari berbagai macam cara untuk melumpuhkan kecanggihan rudal S-300 Suriah tersebut.
Israel bertekad akan mengembangkan senjata yang mampu menembus perisai S-300 yang melindungi langit Suriah. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah mengembangkan rudal ofensif yang bisa menghantam target di negara mana saja di seluruh wilayah Timur Tengah.
Hal itu disampaikan Netanyahu saat pidato tentang kemajuan negaranya dalam teknologi militer dan kedirgantaraan pada hari Senin di Israel Aerospace Industries (IAI). Pemimpin Zionis tersebut sesumbar, bahwa negaranya adalah satu-satunya yang mengembangkan rudal seperti itu.
"Perusahaan ini secara aktif mengembangkan rudal ofensif, serta persenjataan dengan kemampuan khusus yang tidak dimiliki negara lain," kata Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (18/12/2018).
Selain itu, kata Netanyahu, Israel juga berusaha memperluas pijakannya di ruang angkasa dengan meluncurkan satelit mikro. "Ruang angkasa adalah lingkup besar yang negara Israel masuk," katanya.
Pernyataan PM Israel ini muncul di saat situasi di kawasan Timur Tengah masih tegang. Selama setahun terakhir, Israel telah berulang kali menyerang Suriah, dengan dalih menghilangkan kehadiran milisi pro-Iran dan pasukan Iran di negara tersebut.
Israel tidak menampik bahwa pengembangan rudal tersebut memang ditujukan untuk melawan Suriah dan sekutunya Iran. "Rudal-rudal itu bisa mencapai di mana saja di kawasan ini dan target apa pun. Ini adalah kekuatan ofensif Israel yang sangat penting bagi kami di semua sektor," ujar Netanyahu.
Sebelum Rusia memperkuat militer Suriah, rezim pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad memang kerepotan menghadapi gempuran Israel. Walau Suriah telah berulang kali mengecam serangan tersebut, yang dianggap sebagai agresi terbuka terhadap sebuah negara yang berdaulat, Israel tetap melenggang bebas karena didukung oleh Amerika Serikat.
Harus diakui, dengan bantuan AS dan sejumlah negara Barat lainnya, perkembangan teknologi rudal Israel menjadi yang terdepan di Timur Tengah. Sejumlah rudal balistik canggih melindungi wilayah zionis tersebut dari serangan musuh.
Untuk melindungi wilayah udaranya, Israel dilengkapi perisai misil anti-roket yang disebut Iron Dome. Israel sempat sesumbar bahwa Iron Dome adalah sistem pertahanan udara terkuat di dunia. Namun, seiring berkembangnya teknologi rudal yang dimiliki Pasukan Hamas dan Hizbullah, Iron Dome akhirnya perlahan-lahan kebobolan juga.
Dalam sejumlah serangan yang dilakukan Hamas, sistem Iron Dome tidak mampu melumpuhkan hujan roket yang dilancarkan para pejuang Palestina, saat menyerang basis-basis pertahanan Israel.
Saat ini, Israel bekerja sama dengan Amerika Serikat, mengembangkan misil pertahanan balistik terbaru yang dinamakan Arrow-3. Israel mengklaim, Arrow-3 mampu mencegat dan menghancurkan secara simultan lebih dari lima rudal balistik dalam 30 detik.
Dikutip dari laman www.armyrecognition.com, Arrow-3 merupakan rudal anti balistik pencegat exoatmospheric yang menghancurkan target di luar atmosfir bumi. Rudal Arrow-3 dapat diluncurkan di satu tempat tanpa menunggu kepastian lokasi rudal balistik yang menjadi target untuk dihancurkan.
Sistem rudal Arrow-3 menghancurkan berbagai ancaman termasuk rudal yang membawa hulu ledak nuklir tanpa menimbulkan bahaya di bumi. Arrow-3 juga terkadang digunakan untuk mencegat satelit. Israel bahkan mengklaim rasio keberhasilan Arrow 3 dalam menjalankan tugasnya sekitar 99 persen.
Arrow-3 memiliki daya jangkau hingga 2,400 kilometer dan ketinggian mencapai 100 kilometer. Arrow-3 merupakan pengembangan dari Arrow-2 yang dipakai oleh Pasukan Pertahanan Israel tersebut, dapat ditempatkan di kapal perang dan truk militer dalam mengejar target.
Biaya pengembangan Arrow-3 dengan berbagai keunggulannya itu mencapai US$98 juta atau setara Rp 1,3 triliun. Dana itu disediakan Israel dan bantuan Amerika Serikat. Arrow-3 dijadwalkan akan diuji coba pada tahun 2018 di Alaska.
Selain mengembangkan berbagai macam rudal balistik konvensional, sudah menjadi rahasia dunia bahwa zionis Israel juga memiliki ratusan rudal nuklir rahasia. Israel diyakini memiliki 75-400 hulu ledak nuklir, yang bisa ditembakkan dengan menggunakan misil balistik Jericho, diluncurkan dari kapal selam atau dari jet tempur.
Dengan kekuatan militer yang dimilikinya, sangat wajar jika Israel begitu sombong dan jumawa di Timur Tengah. Satu-satunya negara di Timur Tengah yang mampu mengimbangi Israel hanyalah Iran. Secara mandiri, Iran saat ini telah mampu mengembangkan berbagai macam alutsista canggih, seperti kapal perang, jet tempur, drone, dan bahkan rudal balistik.
Israel yang ingin mempertahankan hegemoninya sebagai satu-satunya negara yang memiliki kekuatan nuklir di kawasan Timur Tengah, merasa terancam saat mengetahui pesatnya perkembangan nuklir Iran. Israel takut negeri paramullah tersebut suatu saat akan mampu mengembangkan dan memasang hulu ledak nuklir di misil balistik yang dimiliki negara itu. (jm)
Israel bertekad akan mengembangkan senjata yang mampu menembus perisai S-300 yang melindungi langit Suriah. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah mengembangkan rudal ofensif yang bisa menghantam target di negara mana saja di seluruh wilayah Timur Tengah.
Hal itu disampaikan Netanyahu saat pidato tentang kemajuan negaranya dalam teknologi militer dan kedirgantaraan pada hari Senin di Israel Aerospace Industries (IAI). Pemimpin Zionis tersebut sesumbar, bahwa negaranya adalah satu-satunya yang mengembangkan rudal seperti itu.
"Perusahaan ini secara aktif mengembangkan rudal ofensif, serta persenjataan dengan kemampuan khusus yang tidak dimiliki negara lain," kata Netanyahu, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (18/12/2018).
Selain itu, kata Netanyahu, Israel juga berusaha memperluas pijakannya di ruang angkasa dengan meluncurkan satelit mikro. "Ruang angkasa adalah lingkup besar yang negara Israel masuk," katanya.
Pernyataan PM Israel ini muncul di saat situasi di kawasan Timur Tengah masih tegang. Selama setahun terakhir, Israel telah berulang kali menyerang Suriah, dengan dalih menghilangkan kehadiran milisi pro-Iran dan pasukan Iran di negara tersebut.
Israel tidak menampik bahwa pengembangan rudal tersebut memang ditujukan untuk melawan Suriah dan sekutunya Iran. "Rudal-rudal itu bisa mencapai di mana saja di kawasan ini dan target apa pun. Ini adalah kekuatan ofensif Israel yang sangat penting bagi kami di semua sektor," ujar Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memeriksa rudal canggih di Israel Aerospace Industries, Senin (17/12/2018). (Foto: / Twitter @IsraeliPM) |
Harus diakui, dengan bantuan AS dan sejumlah negara Barat lainnya, perkembangan teknologi rudal Israel menjadi yang terdepan di Timur Tengah. Sejumlah rudal balistik canggih melindungi wilayah zionis tersebut dari serangan musuh.
Untuk melindungi wilayah udaranya, Israel dilengkapi perisai misil anti-roket yang disebut Iron Dome. Israel sempat sesumbar bahwa Iron Dome adalah sistem pertahanan udara terkuat di dunia. Namun, seiring berkembangnya teknologi rudal yang dimiliki Pasukan Hamas dan Hizbullah, Iron Dome akhirnya perlahan-lahan kebobolan juga.
Dalam sejumlah serangan yang dilakukan Hamas, sistem Iron Dome tidak mampu melumpuhkan hujan roket yang dilancarkan para pejuang Palestina, saat menyerang basis-basis pertahanan Israel.
Saat ini, Israel bekerja sama dengan Amerika Serikat, mengembangkan misil pertahanan balistik terbaru yang dinamakan Arrow-3. Israel mengklaim, Arrow-3 mampu mencegat dan menghancurkan secara simultan lebih dari lima rudal balistik dalam 30 detik.
Dikutip dari laman www.armyrecognition.com, Arrow-3 merupakan rudal anti balistik pencegat exoatmospheric yang menghancurkan target di luar atmosfir bumi. Rudal Arrow-3 dapat diluncurkan di satu tempat tanpa menunggu kepastian lokasi rudal balistik yang menjadi target untuk dihancurkan.
Sistem rudal Arrow-3 menghancurkan berbagai ancaman termasuk rudal yang membawa hulu ledak nuklir tanpa menimbulkan bahaya di bumi. Arrow-3 juga terkadang digunakan untuk mencegat satelit. Israel bahkan mengklaim rasio keberhasilan Arrow 3 dalam menjalankan tugasnya sekitar 99 persen.
Arrow-3 memiliki daya jangkau hingga 2,400 kilometer dan ketinggian mencapai 100 kilometer. Arrow-3 merupakan pengembangan dari Arrow-2 yang dipakai oleh Pasukan Pertahanan Israel tersebut, dapat ditempatkan di kapal perang dan truk militer dalam mengejar target.
Biaya pengembangan Arrow-3 dengan berbagai keunggulannya itu mencapai US$98 juta atau setara Rp 1,3 triliun. Dana itu disediakan Israel dan bantuan Amerika Serikat. Arrow-3 dijadwalkan akan diuji coba pada tahun 2018 di Alaska.
Selain mengembangkan berbagai macam rudal balistik konvensional, sudah menjadi rahasia dunia bahwa zionis Israel juga memiliki ratusan rudal nuklir rahasia. Israel diyakini memiliki 75-400 hulu ledak nuklir, yang bisa ditembakkan dengan menggunakan misil balistik Jericho, diluncurkan dari kapal selam atau dari jet tempur.
Dengan kekuatan militer yang dimilikinya, sangat wajar jika Israel begitu sombong dan jumawa di Timur Tengah. Satu-satunya negara di Timur Tengah yang mampu mengimbangi Israel hanyalah Iran. Secara mandiri, Iran saat ini telah mampu mengembangkan berbagai macam alutsista canggih, seperti kapal perang, jet tempur, drone, dan bahkan rudal balistik.
Israel yang ingin mempertahankan hegemoninya sebagai satu-satunya negara yang memiliki kekuatan nuklir di kawasan Timur Tengah, merasa terancam saat mengetahui pesatnya perkembangan nuklir Iran. Israel takut negeri paramullah tersebut suatu saat akan mampu mengembangkan dan memasang hulu ledak nuklir di misil balistik yang dimiliki negara itu. (jm)