Hadapi Militer China dan Rusia, Jepang Bangun Kapal Induk Baru - Jalur Militer

Hadapi Militer China dan Rusia, Jepang Bangun Kapal Induk Baru

Kapal Perang Perusak DDH183 Izumo class, Angkatan Bersenjata Maritim Jepang, terlihat selama upacara peluncurannya di Yokohama. (Foto: Reuters)
TOKYO -- Bangkitnya kekuatan militer China dianggap sebagai ancaman terbesar bagi Jepang. Negeri para samurai tersebut berupaya terus meningkatkan kekuatan militernya untuk bisa mengimbangi dan bahkan melampaui China.

Selama lebih dari dua dekade berjalan, Jepang telah membeli dan memproduksi berbagai alutsista, diantaranya pesawat tempur, rudal dan bahkan kini Jepang berencana akan membangun kapal induk, untuk melawan kapal induk Lioning milik Angkatan Laut China.

Jepang membangun kapal induk terbaru yang rencananya digunakan sebagai pangkalan militer bergerak, dan menjadi landasan pacu berbagai pesawat tempur Jepang, diantaranya adalah jet tempur F-35B Lightning yang dibeli Jepang dari Amerika Serikat (AS).

Jepang telah menandatangi kesepakatan pembelian 42 jet tempur siluman dari AS. Nanti pesawat tempur berteknologi generasi kelima tersebut akan ditempatkan di kapal perang JS Izumo dan JS Kaga.

Kapal perang Izumo class dan Kaga class sering disebut-sebut oleh para analis militer sebagai kapal perang "semi kapal induk," karena ukurannya yang sangat besar dan secara desain serupa dengan kapal induk.

Namun, kapal perang Izumo class dan Kaga class masih terlalu kecil untuk bisa menampung puluhan jet tempur F-35B. Sebelumnya kapal tersebut hanya mengangkut helikopter antikapal selam, karena Jepang belum memiliki pesawat yang mampu terbang dan mendarat di kapal.

Untuk itu Jepang berencana akan mengupgrade kemampuan dan ukuran kapal perang canggih itu, hingga memiliki kemampuan yang serupa dengan kapal induk yang sebenarnya. Japan Times melaporkan, pemerintah Jepang telah sepakat mengaplikasikan pedoman pertahanan baru untuk anggaran fiskal tahun 2009.

Pedoman pertahanan baru Jepang akan memodifikasi kapal perusak Izumo menjadi kapal induk yang mampu mengangkut F-35B, varian F-35 yang bisa lepas landas secara vertikal. Kedua kapal tersebut kini telah ditarik kembali ke galangan kapal untuk direnovasi dan didesain ulang agar bisa menampung pesawat F-35B.

Jet tempur siluman F-35Bs saat mendarat di atas kapal perang USS America pada bulan November 2016. Jepang sekarang mempertimbangkan untuk menjadikan kapal perang Izumo class sebagai operator jet tempur F-35B selain sebagai landasan pacu helikopter antikapal selam. (Sumber foto: Lockheed Martin)
“Dengan perubahan drastis lingkungan keamanan di sekitar Jepang, pemerintah akan mengambil segala langkah untuk melindungi kehidupan dan aset rakyat Jepang. Kajian terhadap petunjuk pertahanan baru menunjukkan rakyat Jepang dan dunia membutuhkan pertahanan kita," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dilansir CNN.

Kapal perusak kelas Izumo adalah kapal perang terbesar Jepang yang dibangun setelah kekalahan di Perang Dunia II. Menurut laporan The Independent, 19 Desember 2018, Jepang telah mengucurkan US$ 1,2 miliar atau Rp 17,2 triliun (kurs Rp 14,380.01/Dolar AS) untuk membuat Izumo pada 2013.

Izumo adalah kapal perusak namun memiliki ukuran besar dengan dek landasan yang bisa beralih fungsi dari kapal perusak menjadi kapal induk. Dilansir dari The Royal Institute of Naval Architect, rina.org.uk, Izumo dibuat setelah kapal kelas Hyuga senilai US$ 1,1 miliar atau Rp 15,8 triliun pada 2004 dan 2006.

Konstruksi Izumo dimulai pada 2011 di IHI Marine United di Yokohama. Uji pelayaran pada 29 September 2019 hingga resmi ditugaskan untuk Angkatan Pertahanan Laut Jepang pada 25 Maret 2015. The Royal Institute of Naval Architect melaporkan total produksi kapal tersebut sekitar US$ 1,5 miliar atau Rp 21,5 triliun.

Kapal perusak kelas Izumo memiliki panjang 248 meter dengan lebar 50 meter, tinggi 33,5 meter dan kedalaman 7,5 meter. Bobot bersih sekitar 19.500 ton, sementara bobot kotor 27 ribu ton. Kapal ini mampu mengangkut 400-500 awak dengan lima level tingkat.

Dek kapal Izumo mampu mengoperasikan 5 helikopter secara bersamaan, sementara hanggarnya bisa menampung 14 helikopter. Secara keseluruhan jika dek parkir difungsikan, maka total bisa menampung 25 helikopter lebih. Izumo mampu melaju dengan kecepatan maksimum 30 knot dengan Combined gas turbine and gas turbine (COGAG).

Selain pengangkut helikopter, Izumo juga dilengkapi dengan rudal pertahanan Mk 41 VLS dan ESSM. Dilengkapi dengan sistem tempur ATECS dan radar OPS-50 AESA, radar OPS-28 yang mampu melacak obyek permukaan, radar navigasi OPS-20, sonar OQQ-23, NOLQ 3D-1 untuk perang elektronik, dan varian sistem komunikasi lain. Kapal juga dilangkapi dengan enam Mk 137 peluncur torpedo dan sistem anti-torpedo OLQ-1.

Kapal induk kelas wahid Jepang milik Pasukan Bela Diri Jepang Jepang (JMSDF), DDH-184 Kaga terlihat di sebelah wahana helikopter JMSDF, Izumo di Yokohama, Jepang, 22 Maret 2017. (Sumber foto: Kyodo / via REUTERS)
Dalam panduan peningkatan pertahanan Jepang, telah mencantumkan China, Korea Utara dan Rusia sebagai entitas ancaman terbesar bagi Jepang. Ketiga negara tersebut dianggap memiliki kekuatan militer yang terus berkembang dan harus diwaspadai dan dipantau ketat setiap saat.

Sebagai catatan, sejak kebangkitan ekonomi China, negara komunis itu secara masif dan agresif terus meningkatkan kekuatan militernya. China meningkatkan jumlah personel Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), membangun berbagai jet tempur, memproduksi kapal induk dan mendirikan pangkalan militer di sejumlah negara di kawasan Asia dan Afrika.

Perilaku militer China yang dianggap tidak lumrah itu tentu saja dikhawatirkan Jepang. Ditambah lagi negara tersebut juga masih berkonflik dengan Rusia dalam memperebutkan gugusan kepulauan Kuril yang disengketakan kedua negara.

Menanggapi rencana Jepang tersebut, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, Jepang sedang “bernyanyi dengan nada lawas” dan membuat “pernyataan tak berarti” tentang aktivitas pertahanan China yang normal saja.

“Apa yang dilakukan Jepang saat ini adalah meningkatkan dan mengembangkan hubungan China-Jepang dalam kerangka stabilitas dan perdamaian. China mengekspresikan ketidakpuasan dan perlawanan terhadap itu (peningkatan anggaran pertahanan),” ujar Hua.

Rusia pun menyatakan pernyataan senada dengan China. Moskow juga menyatakan akan membangun barak militer baru bagi tentaranya di kepulauan Kuril yang dikuasai dari Jepang pada akhir Perang Dunia II.

Terkait semakin memanasnya situasi militer di kawasan Asia, Analis keamanan Asia di Universitas Freie di Berlin, Corey Wallace mengatakan, Beijing terpaksa akan memberikan perhatian penuh terhadap peningkatan kemampuan kapal induk Jepang. “Itu akan membuat proyeksi militer China semakin ke arah konflik teritorial di Kepulauan Ryukyu, Jepang,” kata Wallace.

Tapi Wallace memperingatkan bahwa, walau sudah diupgrade, kapal induk Jepang tetap berukuran relatif kecil jika dibandingkan kapal induk AS kelas Nimitz 90.000 ton dan kapal induk China dan Liaoning dengan 58.000 ton.

Jepang meluncurkan kapal kedua dan terakhir sebagai wahana helikopter antikapal selam, kelas Izumo yang baru, di galangan kapal Jepang Marine United di Yokohama. Ini merupakan kapal perang terbesar yang dibangun Jepang sejak Perang Dunia II. (Sumber foto: Japan Marine United via sputniknews.com)
China memiliki sejarah dendam kesumat yang sangat dalam terhadap Jepang. Pembunuhan massal warga sipil China  oleh tentara Jepang di Nanjing masih menjadi tragedi besar bagi China. Para perempuan China dan Korea juga dijadikan budak seks tentara kekaisaran Jepang. Hingga kini Jepang menolak meminta maaf atas peristiwa tersebut.

Setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang akhirnya kalah tanpa syarat. Buntut dari kekalahan tersebut, Jepang mengeluarkan kebijakan meninggalkan perang sebagai alat negara.

Pemerintah mengizinkan pembentukan tentara militer yang dinamakan Pasukan Bela Diri Jepang dengan wewenang yang sangat terbatas. Selain itu Jepang juga melarang pembangunan industri persenjataan untuk militer yang bersifat ofensif.

Namun, bangkitnya kekuatan militer China membuat parlemen dan rakyat Jepang mengevaluasi kembali kebijakan tersebut. Kini, kekangan yang sudah membelenggu militer Jepang selama beberapa dekade, telah lepas. Militer Jepang yang dalam catatan sejarah merupakan salah satu kekuatan yang bersifat agresor dan invasif, kembali memperkuat otot-ototnya setelah lama tertidur. (jm)
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus