"Kepala Angkatan Laut dan jenderal yang bertanggung jawab atas Divisi Pertama Angkatan Darat telah menentang keras kudeta,"ANKARA -- Berita mengejutkan datang dari Turki. Dilaporkan telah terjadi kudeta yang dilakukan pihak militer negara itu untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Reccep Tayyip Erdogan. Namun, perkembangan terakhir menginformasikan jika kudeta tersebut tidak disetujui oleh seluruh kesatuan angkatan militer Turki.
Seorang pejabat senior pemerintahan Turki mengungkapkan bahwa komplotan yang mencoba melakukan kudeta di negara itu adalah beberapa elemen di Angkatan Udara dan Gendarmerie Turki (polisi pedesaan).
"Kepala Angkatan Laut dan jenderal yang bertanggung jawab atas Divisi Pertama Angkatan Darat telah menentang keras kudeta," katanya kepada CNN.
Pejabat itu menunjukkan penarikan tank-tank pemberontak dari bandara, sebagai bukti kudeta telah gagal. "Kami tidak percaya ini direncanakan untuk waktu yang lama," kata sumber itu.
Pesawat Tempur dan Helikopter Saling Serang di Ankara
Sebuah jet tempur Turki menambak jatuh satu helikopter militer di atas ibukota Ankara yang sedang digunakan komplotan yang mencoba berkudeta, penyiar NTV mengatakan pada hari Sabtu.
Secara terpisah, kantor berita Anadolu yang dikelola negara Turki mengatakan 17 polisi tewas di markas pasukan khusus di Ankara. Sementara CNN Turki melaporkan bahwa tiga bom telah dijatuhkan di luar gedung parlemen di Ankara.
Unit Intelijen Nasional Turki mengklaim telah mengalahkan para pekudeta. "Unit Intelijen Nasional mengumumkan para pekudeta telah dikalahkan," kata Rinuh Yilmaz, press officer untuk organisasi intelijen nasional.
Dalam laporan terbarunya, CNN juga menayangkan video yang memuat bentrokan antara pasukan militer dengan para pendemo di jalanan.
Tentara Angkatan Darat Turki berjaga-jaga di pusat kota Ankara. (foto: Reuters) |
Untuk menghentikan pergerakan para pengkudeta, pemerintah Turki melakukan langkah cepat menutup semua akses yang diperkirakan akan digunakan para pembangkang untuk memperluas kudetanya ke seluruh wilayah Turki.
Pihak pemerintah Turki segera menutup bandara, akses ke situs media sosial internet, dan pasukan menutup dua jembatan di atas Bosphorus di Istanbul, salah satu yang masih menyala merah, putih dan biru dalam solidaritas dengan korban serangan truk Bastille Day di Prancis sehari sebelumnya.
Pesawat-pesawat tempur dan helikopter meraung di atas ibu kota Ankara. Sebuah ledakan terdengar di Ankara, di mana helikopter menembaki.
Tentara mengambil alih televisi negara TRT, yang mengumumkan jam malam di seluruh negeri dan darurat militer. Seorang penyiar membacakan sebuah pernyataan atas perintah militer yang menuduh pemerintah mengikis aturan demokratis dan hukum sekuler.
"Negara ini akan dijalankan oleh "dewan perdamaian" yang akan menjamin keamanan penduduk," kata pernyataan itu.
Kantor berita yang dikelola negara Anadolu mengatakan kepala staf militer Turki di antara orang-orang yang ditangkap sebagai "sandera" di ibukota Ankara, Reuters melaporkan. CNN Turki juga melaporkan bahwa sandera ditahan di markas militer. (*JM)