Erdogan Tuduh Fethullah Gullen Dalang Dibalik Kudeta Militer Turki - Jalur Militer

Erdogan Tuduh Fethullah Gullen Dalang Dibalik Kudeta Militer Turki

Pendukung Erdogan dan Fethullah Gullen. Pernah menjadi rekan politik paling dekat, kini Erdogan menjatuhkan tuduhannya kepada Gullen sebagai dalang terjadinya kudeta di Turki. (Foto: Istimewa)
"Pemberontakan oleh anggota militer negara itu bisa saja "diselenggarakan" oleh pemerintah itu sendiri. Saya tidak percaya bahwa dunia mempercayai tuduhan yang dibuat oleh Presiden Erdogan,"
ISTANBUL -- Kudeta yang terjadi secara instan dan cepat di Turki berhasil digagalkan. Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan dengan dibantu aparat keamanan dan para pendukungnya, berhasil menangkap seluruh pelaku dan tersangka kudeta yang sebagian besar berasal dari kalangan militer. Walau belum melalui proses hukum yang jelas, Erdogan telah menjatuhkan telunjuknya kepada kubu pesaingnya.

Erdogan menyalahkan Fethullah Gulen dan pendukungnya sebagai provokator kudeta. Gulen adalah ulama muslim yang hidup dalam pengasingan di Pennsylvania, Amerika Serikat. Gulen dan Erdogan dulunya saling bersekutu. Namun, hubungan mereka putus pada tahun 2013 karena Gullen menuduh Erdogan dan lingkarannya melakukan korupsi.

Selama bertahun-tahun, Gulen membangun pengaruhnya di lembaga hukum dan polisi. Erdogan kemudian menyingkirkan orang-orang Gulen tersebut. Dia juga menyebut Gulen sebagai kepala kelompok teror.


Gullen adalah warga Turki, seorang mantan imam, penulis sekaligus tokoh politik. Pria 75 tahun ini membentuk gerakan politik keagamaan bernama gerakan Gulen, atau yang dikenal dengan nama Hizmet di Turki. 

Mengaku bermazhab Hanafi, Gulen menekankan pengajarannya dengan memadukan agama dengan ilmu pengetahuan alam, mendorong dialog antar agama, serta demokrasi multi partai. Dia menginisiasi dialog dengan Vatikan dan organisasi-organisasi Yahudi.
Para pendukung Erdogan berhasil melumpuhkan sebuah tank yang digunakan pihak militer Turki untuk melakukan kudeta. (Foto: Twitter)
Awalnya, Gulen merupakan pendukung Erdogan. Kongsi kedua tokoh ini pecah tahun 2013 saat kasus korupsi mendera keluarga dan para pendukung Erdogan di pemerintahan dan kepolisian. Erdogan membantah tudingan tersebut dan menuduh Gulen berada di balik fitnah korupsi terhadap dirinya. Gulen kemudian kabur ke AS, upaya Turki mendeportasinya belum membuahkan hasil.

Ajaran Gulen diyakini oleh sekitar 10 persen populasi Turki, atau yang disebut Gulenis. Saat ini Gulen masuk dalam salah satu buronan teroris nomor satu Turki. Hizmet yang dijuluki Turki sebagai Organisasi Teror Gulenis, FETO, dituding mencoba menggulingkan pemerintahan Erdogan, salah satunya dengan menebar fitnah korupsi di ring satu pemerintahan.

Dalam sebuah rekaman video tahun 1999, Gulen menyarankan para pengikutnya untuk menyusup ke institusi-institusi pemerintahan.

"Kalian harus masuk ke urat nadi sistem, tanpa seorang pun yang mengetahui kehadiran kalian, sampai kalian mencapai pusat dari kekuatan, kalian harus menunggu sampai memperoleh semua kekuatan di pemerintahan, sampai semua kekuatan di institusi konstitusional berada di pihak kalian," ujar Gulen saat itu.

Gullen membantahnya, mengatakan video rekaman itu telah diubah.

Erdogan dan Gullen saat mereka masih menjadi rekan dekat dan sahabat politik yang loyal. (Foto: Istimewa)
Pengacara pemerintah Turki, Robert Amsterdam, mengatakan ada indikasi keterlibatan para Gulenis dalam upaya kudeta militer ini. Menurut laporan intelijen yang diterima Amsterdam, ada "tanda-tanda Gulen bekerja sama dengan beberapa petinggi militer untuk melawan pemerintah terpilih."

Fethullah Gullen Membantah

Dari kediamannya di kota kecil Saylorsburg, Pennsylvania, Gulen membantah tuduhan tersebut. Dia mengaku menentang perebutan kekuasaan dengan kekerasan. "Sebagai seseorang yang menderita akibat beberapa kali kudeta militer selama lima dekade terakhir, sebuah penghinaan jika saya dituduh terkait dalam upaya yang sama," kata Gulen. 


Bahkan dirinya menilai bisa saja kudeta itu diselenggarakan oleh pemerintahan Erdogan itu sendiri.

"Pemberontakan oleh anggota militer negara itu bisa saja "diselenggarakan" oleh pemerintah itu sendiri. Saya tidak percaya bahwa dunia mempercayai tuduhan yang dibuat oleh Presiden Erdogan," kata Gulen dalam sebuah wawancara yang singkat dengan sekelompok kecil wartawan di kediamannya di Saylorsburg, Pennsylvania dikutip dari di The Guardian.

"Ada kemungkinan jika terselenggaranya kudeta itu bisa dimaksudkan untuk tuduhan lainnya yakni melawan diriku dan para pengikutku," tambah ulama kharismatik yang kerap disapa Hocaefendi itu.

"Setelah kudeta militer di Turki, saya telah ditekan dan saya telah dipenjara. Saya telah mencoba dan menghadapi berbagai bentuk pelecehan. Sekarang bahwa Turki adalah pada jalur demokrasi, itu tidak bisa kembali," tuturnya.

Ketika ditanya apakah ia akan kembali ke Turki jika kudeta itu berhasil, Gulen mengatakan: "Sesungguhnya, Aku sangat rindu dengan tanah air. Tapi ada faktor lain yang lebih penting, yaitu kebebasan. Saya di sini, jauh dari masalah politik Turki dan aku hidup dengan kebebasan saya," tutur pira yang dinobatkan sebagai orang nomor satu dari 100 tokoh paling berpengaruh di dunia versi Foreign Policy Magazine, Amerika Serikat tahun 2008 itu.

Fethullah Gullen, saat kediamannya di kota Saylorsburg, Pennsylvania. (Foto: Istimewa)
Disisi lain, Alp Aslandogan, selaku media penasihat Gulen dan direktur eksekutif Aliansi untuk Nilai-Nilai Bersama, kelompok gerakan Hizmet di Amerika, mengatakan keamanan pada "siaga tinggi" berikut ancaman kekerasan di media sosial.

Sementara itu pendukung Gulen lainnya menyayangkan atas tuduhan terhadap pemimpinnya. "Ini adalah konspirasi biasa terhadap Gulen," kata Harun Gultki, yang merupakan relawan di pusat dan tinggal di kota terdekat. Organisasi terkait Gulen, Aliansi Nilai Bersama, juga telah membantah keterlibatan Gulen dalam upaya kudeta Turki.

Upaya kudeta berhasil digagalkan setelah ribuan orang pendukung Erdogan turun ke jalan. Dalam pidatonya, Erdogan menegaskan bahwa pelaku kudeta adalah para pengkhianat. Sedikitnya 60 orang tewas dalam upaya kudeta di Ankara. Ratusan tentara ditahan. (den)


Meski gagal, upaya kudeta di Turki telah menewaskan 265 orang dan lebih dari 2 ribu orang lainnya terluka. Rezim Presiden Tayyip Erdogan telah merespons upaya kudeta itu dengan menindak dengan memenjarakan 2.745 hakim oposisi dan menangkap lebih dari 2.800 tentara yang dituduh bersimpati terhadap kudeta. (*)

Sumber: Antara/CNN Indonesia/TheGuardian
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus