Insiden Natuna: Sempat Membantah, Menhan Malaysia Akhirnya Minta Maaf - Jalur Militer

Insiden Natuna: Sempat Membantah, Menhan Malaysia Akhirnya Minta Maaf

Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein. Walau sempat membantah bahwa Malaysia sudah menerobos wilayah udara Indonesia di kepulauan Natuna, tanpa izin, Malaysia akhirnya mengakuinya dengan menyampaikan permintaan maaf kepada Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu.
"Saya sudah koordinasi dengan Menhan Malaysia. Dia langsung minta maaf,"
JAKARTA -- Setelah sempat membantah dan berkilah terkait dengan insiden pelanggaran wilayah udara yang dilakukan sebuah pesawat angkut militer Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM, Kementerian Pertahanan Malaysia menyampaikan permintaan maafnya kepada Indonesia. Malaysia berharap masalah tersebut dapat diselesaikan melalui jalur diplomatik.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein telah meminta maaf atas kejadian itu. "Saya sudah koordinasi dengan Menhan Malaysia. Dia langsung minta maaf," ujarnya di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/6).

Untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak terulang, Ryamizard meminta TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara memperkuat koordinasi dengan negara-negara sahabat. Baginya, koordinasi antar negara perlu dilakukan untuk menjaga hubungan baik antarnegara. "Kalau koordinasi seperti saya ini kan enak, tinggal telepon Menhan Malaysia, Singapura, Brunei," tuturnya. 

Panglima TNI: Malaysia Sempat Membantah 

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan prajurit matra udara telah mengusir pesawat asal negeri Jiran, Malaysia. Namun, awalnya otoritas Malaysia tidak mengakui bahwa yang di-intercept TNI AU adalah pesawat militer.
Dua pesawat tempur F-16 TNI AU saat terbang di wilayah udara Natuna (ilutrasi)
"Di bawah kita bicara dengan laison officer (LO), LO bilang tidak ada pesawat tapi begitu kita cek itu jelas pesawat berbendera Malaysia karena militer tidak mengakui, terpaksa kita giring keluar," ujar Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (27/6/2016).

Mantan KSAD itu menambahkan, pesawat Malaysia tersebut awalnya terdeteksi radar. Selanjutnya, pesawat tempur F-16 milik TNI AU langsung take off dan menggiring pesawat Malaysia itu untuk keluar jalur udara Indonesia. "Iya, pesawat Malaysia itu, mereka terbang terindikasi kemudian dari radar terpantau, kemudian para pilot F16 take-off untuk memberikan tanda kemudian supaya membuka jalur internasional," imbuhnya.

Sabtu (25/6) pekan lalu, pesawat militer Malaysia Mega 207 RMA terbang di atas kepulauan Natuna. Namun dua pesawat jet F-16 milik TNI AU kemudian mencegat pesawat tempur jenis Hercules Charlie C-130 TUDM itu. Pesawat tempur TNI AU mengusir pesawat militer Malaysia itu, yang dituduh melanggar wilayah Indonesia di kawasan Pulau Natuna.

Kedua pesawat tempur TNI AU dilesatkan dari Pulau Natuna setelah komunikasi melalui jalur internasional “tidak mendapat respons” dari pesawat Malaysia, menurut Kepala Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Wieko Sofyan. “Kami langsung mengadakan identifikasi langsung. Nggak ada komunikasi yang terbentuk waktu itu,” ujar Wieko.
Pesawat angkut militer Hercules C-130. (ilustrasi)
Setelah dua F-16 TNI AU membayangi C-130 milik Malaysia, baru kemudian isyarat melalui gerakan pesawat dilakukan. ”Di dunia penerbangan sudah umum, mengerti, jika seandainya pilot melakukan gerakan seperti rocking the wing (menggoyangkan sayap) itu tandanya pesawat lain harus mengikuti. TNI AU hanya mengarahkan pesawat (Malaysia) itu agar keluar dari wilayah RI,” kata Wieko. 

Hingga kini, belum diketahui penyebab pesawat Malaysia itu masuk wilayah udara Indonesia dan mengapa pilot Malaysia tidak menjalin komunikasi verbal saat menerbangkan pesawatnya. Namun TNI AU menyerahkan hal ini ke tingkatan yg lebih tinggi, antara pemerintah Indonesia dan Malaysia, kata Wieko. 

Sementara itu, Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengakui kejadian yang melibatkan pesawat Malaysia dan Indonesia di wilayah Natuna.

”Ya, pesawat itu dicegat oleh dua pesawat jet Indonesia,” ujar Hishammuddin sebagaimana dikutip laman berita The Star. ”Saya tidak khawatir karena ini normal dan biasa terjadi di mana-mana di dunia. Jika ada insiden di antara kami, kita bisa berunding secara diplomatis. Kita tidak akan membiarkan insiden apapun merusakan hubungan kami,” tambahnya. 

Kepada kantor berita AFP, seorang pejabat Malaysia mengatakan pesawat C-130 tersebut bertolak dari pangkalan udara Subang di bagian barat ke Labuan, Negara Bagian Sabah, di Pulau Kalimantan. Kejadian itu berlangsung hanya dua hari setelah Presiden Joko Widodo berkunjung ke Pulau Natuna. (*)

Sumber: cnnindonesia.com/bbc.com
ads 720x90

#Tags

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Comment
Disqus