“Setiap distrik di Pyongyang, terutama dimana pemimpin Korut mungkin bersembunyi, akan dihancurkan dengan rudal balistik dan artileri berkekuatan tinggi saat Korut menunjukkan tanda-tanda penggunaan senjata nuklir. Dengan kata lain, ibu kota Korut akan dijadikan debu dan dihapuskan dari peta,”SEOUL -- Sikap provokasi dan yang terus-menerus dilontarkan Korea Utara (Korut), kini mulai ditanggapi Korea Selatan (Korsel) dengan tindakan yang lebih tegas. Dalam sikap diamnya, Korsel ternyata telah menyiapkan sebuah skenario perang penghabisan untuk mengalahkan dan membumi hanguskan Korut.
Hal ini diketahui setelah seorang sumber militer Korea Selatan (Korsel) mengungkap rencana rahasia Negeri Ginseng itu untuk meratakan ibu kota Korut, Pyongyang dengan tanah jika negara pimpinan Kim Jong-un itu menunjukkan tanda-tanda akan melakukan serangan nuklir. Pernyataan itu disampaikan beberapa hari setelah uji coba nuklir kelima yang dilakukan Korut pekan lalu.
Terungkapnya rencana bumi hangus Pyongyang itu terjadi setelah Kementerian Pertahanan Korsel melaporkan rencana bernama “Korea Massive Punishment & Retaliator (KMPR) pada Majelis Nasional sebagai respons uji coba di nuklir Korut.
“Setiap distrik di Pyongyang, terutama dimana pemimpin Korut mungkin bersembunyi, akan dihancurkan dengan rudal balistik dan artileri berkekuatan tinggi saat Korut menunjukkan tanda-tanda penggunaan senjata nuklir. Dengan kata lain, ibu kota Korut akan dijadikan debu dan dihapuskan dari peta,” kata seorang sumber militer yang tidak disebutkan namanya seperti dilansir Yonhap, Senin (12/9/2016).
Konsep operasi itu adalah serangan bom pre-emptive kepada Pemimpin Korut, Kim Jong-un dan pejabat-pejabat lainnya jika ada tanda-tanda mereka akan melakukan serangan nuklir. Menurut sumber itu Korsel siap untuk mengerahkan rudal Hyunmoo mereka yang saat ini masih dalam tahap uji coba.
Korea utara dan Korea Selatan sejatinya masih dalam posisi perang terbuka. Penghentian perang dilakukan hanya berdasarkan pada perjanjian genjatan senjata antara kedua belah pihak. Berbagai upaya perdamaian dan reunifikasi sudah dilakukan untuk menyatukan kembali dua negara yang sebenarnya masih satu bangsa ini, namun selalu menemui jalan buntu.
Bantuan militer tanpa batas yang diberikan Amerika Serikat kepada Korea Selatan, membuat Korut menjadi semakin agresif dan mencurigai kemungkinan serangan tiba-tiba Korsel dengan dibantu AS, untuk menjatuhkan negara komunis itu.
Kini konflik semakin memanas dan berbahaya setelah Korut berhasil menciptakan senjata nuklir dan mengancam akan menyerang semua negara yang dianggap menjadi ancaman, bahkan jika itu artinya harus menyerang daratan Amerika Serikat sekalipun. (*)
Sumber: Yonhap