"Kami menyatakan diri kembali ke Indonesia bukan paksaan siapa-siapa, tetapi kami sendiri yang menginginkan, karena kami melihat bahwa saat ini sudah ada pembangunan di daerah Puncak Jaya,"Puncak Jaya -- Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke 71 tahun menjadi awal baru bagi ratusan para anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). Karena sebanyak 100 orang mantan anggota kelompok tentara pembebasan nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dahulu ingin memisahkan Papua dari NKRI, kini akhirnya menyatakan kesetiaannya kepada RI.
Pernyatan kesetiaan 100 mantan anggota OPM dari berbagai kelompok seperti di Tingginambut, Yambu, dan Mewuluk itu dinyatakan dengan membaca ikrar kesetiaan yang dibacakan salah satu dari anggota TPN-OPM Boni Telenggen seusai upacara peringatan HUT ke-71 RI yang dipimpin Bupati Puncak Jaya, Hanock Ibo di Lapangan Roh Kudus, Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Rabu, (17/8).
Dikatakan, kembalinya ratusan anggota TPN-OPM itu merupakan keinginan mereka sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun, dan karena mereka melihat bahwa pemerintah serius untuk membangun Kabupaten Puncak Jaya.
"Kami menyatakan diri kembali ke Indonesia bukan paksaan siapa-siapa, tetapi kami sendiri yang menginginkan, karena kami melihat bahwa saat ini sudah ada pembangunan di daerah Puncak Jaya,” sebut Boni Telengge.
Ikrar kesetiaan di antaranya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah RI karena mereka sudah menikmati pembangunan bersama masyarakat lainnya. Dikatakan, bahwa setelah mereka bergabung dengan NKRI, maka mereka akan membantu pemerintah dalam pembangunan di Puncak Jaya, serta akan mengajak anggota mereka yang lain untuk “turun gunung” bersama-sama membangun daerah itu dalam bingkai NKRI.
"Terima kasih kepada pemerintah karena pembangunan yang telah dilakukan, kami akan turut mendukung pembangunan dan menjaga keamanan dengan masyarakat lain yang ada disini, kami juga tetap mengajak anggota yang masih dihutan untuk turun gunung membantu pemerintah, " katanya.
Komandan Kodim 1714 Puncak Jaya Letkol inf Hindratno Devidanto seperti dilansir Beritasatu, membenarkan kembalinya para anggota TPN-OPM ini ke pangkuan NKRI. Dikatakan, ratusan anggota TPN/OPM yang kembali terdiri dari beberapa kelompok yang ada di Kabupaten Puncak Jaya.
"Mereka yang menyatakan diri kembali ini merupakan anggota dari beberapa kelompok di puncak jaya ini, jadi bukan satu kelompok saja, mulai dari kelompok Yambi, Tingginambut, Mewuluk, dan filia, " ujar Dandim.
Para anggota OPM yang telah menyatakan bergabung kembali dalam NKRI, ikut mengikuti upacara kemerdekaan RI ke 71 di Papua. (foto: istime |
Selain mengucapkan ikrar kesetiaan kepada NKRI,maka para mantan OPM juga membentangkan spanduk bertulis "Saya NKRI" sambil membawa bendera Merah Putih.
Sementara Bupati Puncak Jaya Henock Ibo menyatakan apresiasi yang tinggi atas kembalinya para anggota TPN/OPM ini, dan pemerintah akan memberikan rumah dan pekerjaan yang dibutuhkan oleh mereka.
Dikatakan, dirinya akan terus melakukan pembangunan di berbagai bidang untuk menunjukan kepada kelompok pimpinan Goliat Tabuni bahwa pemerintah serius untuk membangun Kabupaten Puncak Jaya.
"Saya atas nama pemerintah memberikan apresiasi kepada para anggota yang kembali ini, kami akan memberikan bantuan berupa rumah dan pekerjaan kepada mereka, dan bagi yang masih sekolah kami akan fasilitasi untuk mendapat pendidikan yang layak, dan tentu kami akan melibatkan dalam pembangunan daerah ini," kata Bupati.
"Pembangunan akan terus kami lakukan supaya kelompok yang masih tidak sepaham melihat, dan kalau bisa mereka juga kembali ke NKRI, termasuk pimpinan TPN-OPM Goliat Tabuni," ungkap Bupati.
Bupati Puncak Jaya, Hanock Ibo seusai mendengar pembacaan ikrar kepada wartawan mengatakan, Pemda siap membantu para mantan OPM sesuai kemampuan mereka. Ada beberapa mantan OPM yang kini jadi pengusaha kayu dengan menggunakan mesin pemotong kayu atau chainsaw bantuan Pemda.
"Mari kita bangun Puncak Jaya bersama sama sehingga masyarakat dapat menikmati hasil pembangunan, " harap Bupati Hanock Ibo.
HUT Kemerdekaan RI Diadakan di Basis OPM
Wilayah Tingginambut, Papua, sudah lama menjadi basis kelompok separatis OPM pimpinan Goliat Tabuni. Kelompok TPN/OPM sangat menguasai Distrik Tingginambut. Berita kematian karena penembakan TPN/OPM pun sering menghiasi berita-berita di tanah air.
Saat kelompok OPM masih melakukan aksi separatisme dan mengacau keamanan, wilayah ini sangat ditakuti, karena kelompok OPM tak segan-segan akan langsung menembak mati warga yang dianggap menentang mereka atau mendukung NKRI, sekalipun itu warga asli Papua sendiri. dan orang pun enggan untuk hadir kesana. Warganya pun seakan ingin pindah dari wilayahnya karena konflik yang tidak pernah usai.
Namun kini, suasana horor itu telah sirna setelah ratusan anggota OPM menyatakan akan menghentikan aksi mereka. Bahkan, pada HUT RI ke 71 ini, kota Tingginambut langsung menjadi kota yang semarak dan ceria dengan berbagai macam perlombaan. Warga semuanya keluar berdatangan ke Lapangan Bola di dekat Kantor Distrik Tingginambut.
Mereka bersenda gurau dan bersorak-sorak merasakan suasana aman dan damai di Distrik Tingginambut dalam menyambut HUT RI ke 71 dengan perlombaan-perlombaan yang diadakan aparat kampong dan warga setempat.
Nampak perlombaan panjat pinang, tarik tambang, balap karung, makan kerupuk dll. Semua warga Distrik Tingginambut merasakan suasana yang benar-benar hingar binger tidak seperti tahun-tahun sebelumya suasana kelabu dan mencekam.
Panjat pinang sangat diminati oleh warga karena setumpuk hadiah menunggu diatas puncak kayu pinang yang berjejer hadiah seperti kaos, celana pendek dan kebutuhan warga lainnya. Namun dengan biasa diambil harus dengan memanjatnya terlebih dahulu.
Salah satu warga Distrik Tingginambut sangat ceria saat itu diapun berujar “Kami baru merasakan kemeriahan saat ini. Sebelumnya tak pernah ada suasana seperti ini. Kami sangat menikmati,” kata warga tersebut.
Kemeriahan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-71 di Wilayah Tingginambut, Papua. (foto: istimewa) |
Warga sering melihat bahwa Goliath masih mengintai pembangunan yang sedang berjalan. Namun, Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya dengan sabar membangun kembali sekolah dan pasar tersebut.
Anggota DPRD Papua Pendukung OPM Membantah
Menanggapi kembalinya ratusan anggota separatis OPM kedalam pangkuan NKRI membuat para pendukung kelompok separatis yang duduk di DPRD Papua merasa gerah. Bahkan mereka membantah berita tersebut.
Legislator Papua pendukung separatis OPM, Deerd Tabuni menyatakan, kurang lebih 300 orang yang diklaim anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Puncak Jaya, pimpinan Goliat Tabuni kembali ke pangkuan NKRI pada peringatan HUT RI ke-71, 17 Agustus 2016 bukan OPM.
Ia mengatakan, kurang lebih 300 orang itu bukanlah anggota OPM pimpinan Goliat Tabuni. Tapi masyarakat dari Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, yang mengungsi pasca penyerangan Polsek Sinak lalu.
“300 orang yang disebut OPM turun gunung, itu pengungsi dari Sinak. Itu masyarakat biasa. Harus diingat, pada 2011 Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo menyatakan akan menurunkan 100 orang anggota OPM, tapi tidak jadi. 2013 juga tidak jadi. Jadi jangn disamaratakan. Jangan bermain dengan cara ini,” kata Deerd, seperti dilansir tabloidjubi, Minggu (21/8/2016).
Deerd menyatakan, 6 Agustus lalu, dua orang yakni Tidiman Enumbi, gembala jemaat salah satu jemaat di Tinggi Neri dan Terinus Enumbi salah satu dari sembilan orang yang dinyatakan turun gunung lalu dipaksa menyerahkan senjata. Menurutnya Tidiman dan Terinus diancam jika tak menyerahkan senjata akan ditangkap. Padahal semua senjata ada di markas Goliat Tabuni.
Anggota DPRD Papua pendukung separatis OPM, Deerd Tabuni. (foto: jubi) |
Anggota DPRD Papua pendukung separatis OPM lainnya Laurenzus Kadepa juga membantah dan menyatakan, hampir setiap tahun selalu ada informasi yang menyebut puluhan, belasan hingga ratusan anggota OPM turun gunung. Kembali ke pangkuan NKRI. Namun toh hingga kini OPM tetap eksis.
“Tak ada habis-habisnya. Saya tidak tahu siapa tipu siapa. Siapa yang dapat untung. Ini masih cara-cara lama,” kata Kadepa kala itu.
Dukungan yang diberikan sejumlah anggota DPRD Papua bukanlah suatu hal yang baru. Sudah sejak lama sejumlah anggota DPRD Papua menerapkan politik dua kaki. Di satu sisi, demi mendapatkan jabatan di pemerintahan dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, mereka akan berucap manis setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun, ketika telah terpilih, mereka akan bersikap lain dengan memberikan bantuan dana, bantuan politik, dan bahkan bantuan informasi kepada kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka.
Hal inilah yang menjadi penyebab terbesar kelompok separatis OPM hingga kini belum juga bisa dibasmi hingga ke akar-akarnya, karena kelompok pengacau keamanan itu memang sengaja dipelihara oleh sejumlah anggota DPRD Papua yang bersikap munafik dan pengkhianat.
Mereka bukan hanya mengkhianati NKRI yang selama ini sudah menggaji dan memberikan fasilitas serta keamanan kepada mereka, namun mereka juga mengkhianati rakyat Papua sendiri yang selama ini ingin Papua maju dalam kedamaian, demi kepentingan pribadi.
Anggota DPRD Papua pendukung separatis OPM, Laurenzus Kadepa. (foto: istimewa) |
Sudah saatnya pemerintah bersikap tegas kepada para anggota legislator Papua pengkhianat tersebut. Karena mereka yang seharusnya menjadi aktor pembangunan di tanah Papua, justru menghambat pembangunan di daerah itu dengan menyokong dan mendanai para kelompok separatis pengacau keamanan, serta membantai rakyat Papua yang hanya ingin hidup dengan damai dan maju dalam NKRI.
Perut mereka diisi dengan uang NKRI, tetapi otak mereka penuh dengan rencana jahat mengacaukan NKRI. Selama para anggota DPRD Papua tersebut masih juga berkuasa, maka kedamaian dan pembangunan di tanah Papua akan tetap sulit untuk terwujud dan berkembang.(*JM)
Sumber: Okezone/Tabloidjubi