“Uji coba SLBM sukses dilakukan di bawah pengawasan langsung komandan tertinggi Tentara Rakyat Korea Kim Jong-un. Beliau mengapresiasi uji coba tersebut sebagai kesuksesan terbesar dan sebuah kemenangan,”PYONGYANG -- Aksi provokasi yang terus saja dilakukan militer Amerika Serikat di semenanjung Korea, membuat Korea Utara murka. Untuk mengingatkan AS dan Korea Selatan agar tidak macam-macam, Korut dikabarkan kembali meluncurkan rudal balistik.
Seperti dimuat Independent, Rabu (24/8/2016), peluncuran dilakukan dengan menggunakan kapal selam sekira pukul 05.30 waktu setempat di wilayah pantai timur.
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un mengawasi langsung uji coba rudal balistik pada Rabu 24 Agustus 2016 pagi waktu setempat. Putra Kim Jong-il itu mengklaim peluncuran tersebut sebagai kesuksesan terbesar dan menempatkan Korut sebagai salah satu negara terdepan dalam persenjataan nuklir. Korut meluncurkan rudal balistik kapal selam (SLBM) dengan jarak tempuh mencapai 500 kilometer (km).
“Uji coba SLBM sukses dilakukan di bawah pengawasan langsung komandan tertinggi Tentara Rakyat Korea Kim Jong-un. Beliau mengapresiasi uji coba tersebut sebagai kesuksesan terbesar dan sebuah kemenangan,” ujar agen berita KCNA, seperti diberitakan Reuters, Kamis (25/8/16).
“Beliau sangat bangga hasil dari uji coba tersebut membuktikan bahwa DPRK (nama resmi Korut) bergabung dalam negara-negara terdepan dalam hal kekuatan militer yang disokong kemampuan senjata nuklir,” sambung KCNA.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, tertawa senang saat militer Korut berhasil meluncurkan rudal balistik dari kapal selam. (Foto: rt.com) |
Peluncuran saat itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap latihan gabungan antara militer Korsel dengan AS. Pyongyang menganggap latihan tersebut sebagai persiapan untuk invasi. Sebagai antisipasi rudal Korut, Seoul siap menempatkan sistem pertahanan antirudal THAAD.
Tindakan nekat Korut tersebut mendapat perhatian serius dari rivalnya Korea Selatan. Militer Korsel dan Amerika Serikat (AS) menyebut rudal tersebut ditembakkan dari dekat Sinpo, Korut yang menjadi pangkalan bagi kapal selam Pyongyang, ke arah Jepang.
Negeri Sakura membenarkan bahwa rudal Korut masuk ke area identifikasi pertahanan udara (ADIZ) mereka, sesuatu yang baru pertama kali terjadi. Para pengamat dan pemerintah Korea Selatan mengatakan peluncuran itu menunjukkan kemajuan teknis dalam program SLBM Korut.
Negara-Negara di Kawasan Langsung Waspada
Menanggapi pergerakan militer Korea Utara yang sangat provokatif, membuat Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, China Wang Yi, dan Korea Selatan (Korsel) Yun Byung-se menggelar pertemuan di Tokyo. Ketiga menlu sepakat untuk mendesak Korut mengurangi provokasi mereka dengan meluncurkan rudal, serta berusaha untuk patuh dengan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.
Menlu Jepang Fumio Kishida mendesak China sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah tegas terhadap provokasi yang dilakukan Korut. Negeri Tirai Bambu juga merupakan sekutu dekat dan mitra dagang utama dari Pyongyang.
Menlu China Wang Yi mengatakan Beijing terang-terangan mengecam segala bentuk provokasi yang dilakukan Korut, termasuk peluncuran rudal balistik terbaru. Wang Yi juga sepakat bahwa Korut harus mulai patuh pada resolusi PBB agar tidak dijatuhi sanksi lainnya.
Seperti dimuat NHK, Kamis (25/8/2016), ketiga menlu juga akan memimpin upaya bersama dengan DK PBB dan komunitas internasional untuk memaksa Korut mengurangi provokasi mereka. Terbukti, serangkaian sanksi dari PBB dan negara-negara lain tidak berhasil membuat Korut jera.
Korsel dan Korut masih dalam kondisi perang. Sebab, perang saudara pada dekade 1950 hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata pada 1953. Sebelumnya, Korut juga pernah menguji coba rudal balistik pada 9 Juli 2016. Namun, uji coba itu menemui kegagalan.
Sejumlah sanksi telah dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB, namun Korut tetap melanjutkan program nuklir serta melakukan uji coba rudal balistik di tengah sanksi yang dijatuhkan sebelumnya. (*)
Sumber: Independent/Okezone/Reuters/NHK