ANKARA -- Gagalnya
kudeta yang dilakukan pihak militer Turki pada 15 Juli lalu,
memperlihatkan wajah baru Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan. Hingga
saat ini Erdogan telah menahan ribuan warganya sendiri yang diduga
terlibat dalam aksi kudeta, meskipun belum ada keadilan hukum yang
diberikan kepada para tersangka tersebut.
Seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Kamis (28/7), pemerintah Turki menutup sejumlah sekolah, universitas, serta menangkapi personel tentara dan militer yang dianggap terlibat kudeta dan menjadi lawan politiknya.
Puluhan ribu orang, termasuk polisi, hakim, jaksa, guru, juga dipecat. Keputusan pemerintah itu semakin memperkuat tuduhan sejumlah kalangan yang menyatakan Erdogan akan semakin otoriter setelah kudeta militer tempo hari.
Selain itu, pada Kamis (28/7/2016), tiga kantor berita, 16 stasiun televisi, 45 harian, dan 15 majalah akan ditutup oleh pemerintah Turki. Di tempat terpisah, 1.700 tentara juga mengalami pemecatan.
Pemerintah Turki juga telah menutup puluhan organisasi media pada Rabu 27 Juli 2016. Selain menutup media, aparat pro-Erdogan sudah mengeluarkan surat penangkapan bagi 42 jurnalis.
Otoritas Turki menerbitkan surat penahanan terhadap 47 wartawan.
Perintah tersebut muncul hanya beberapa hari setelah surat serupa yang
ditujukan bagi 42 wartawan. Sebagian besar dari 47 orang itu adalah
wartawan harian Zaman yang sudah ditutup oleh pemerintah.
Erdogan Tangkap Ratusan Jenderal
Selain memberangus media massa, Erdogan juga melakukan penangkapan terhadap ratusan para jederal militer yang dianggap pro kudeta dan tidak loyal pada pemerintahannya. Sekitar 8.000 personel polisi di seluruh Turki dipecat, sebagai langkah pembersihan yang dilakukan pemerintahan Erdogan.
Tak hanya itu, sebanyak 103 jenderal dan laksamanan ditahan menyusul kudeta yang gagal menggulingkan Presiden Erdogan yang terjadi pada pekan lalu.
Sebelumnya, sebanyak 6.000 anggota militer, aparat kehakiman dan berbagai institusi negara ditangkap menyusul bentrokan di Istanbul dan Ankara yang menewaskan setidaknya 290 orang.
Dari semua tersangka yang ditangkap ini, tak kurang dari 100 orang yang diyakini terkait dengan kudeta yang terjadi pada Jumat pekan lalu itu.
Militer Turki melakukan percobaan penggulingan kekuasaan Presiden Erdogan. Tentara menutup jembatan Bosphorus, sejumlah tank ditempatkan di bandara Ataturk dan militer merebut sejumlah kantor media massa.
Erdogan sendiri beberapa jam setelah kudeta bersumpah untuk membersihkan seluruh organisasi di Turki dari penyebab revolusi tersebut.
Erdogan menuding ulama Fethullah Gulen sebagai dalang di balik kudeta. Dia juga membantah tuduhan yang mengatakan kudeta adalah rekayasa Erdogan untuk memperkuat kekuasaannya dan menghabisi lawan-lawan politiknya.
Sejak kudeta gagal itu, pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu melancarkan sejumlah aksi tegas seperti menangkap aparat keamanan, pegawai negeri sipil (PNS), guru, dan rektor universitas yang dinilainya berhubungan dengan Gulen.
Negara Barat dan kelompok pembela hak asasi mengecam langkah Erdogan selepas kudeta yang menewaskan sedikitnya 246 orang dan melukai dua ribu lainnya. (*)
Sumber: Reuters/Merdeka.com/Antara/Kompas
Seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Kamis (28/7), pemerintah Turki menutup sejumlah sekolah, universitas, serta menangkapi personel tentara dan militer yang dianggap terlibat kudeta dan menjadi lawan politiknya.
Puluhan ribu orang, termasuk polisi, hakim, jaksa, guru, juga dipecat. Keputusan pemerintah itu semakin memperkuat tuduhan sejumlah kalangan yang menyatakan Erdogan akan semakin otoriter setelah kudeta militer tempo hari.
Selain itu, pada Kamis (28/7/2016), tiga kantor berita, 16 stasiun televisi, 45 harian, dan 15 majalah akan ditutup oleh pemerintah Turki. Di tempat terpisah, 1.700 tentara juga mengalami pemecatan.
Pemerintah Turki juga telah menutup puluhan organisasi media pada Rabu 27 Juli 2016. Selain menutup media, aparat pro-Erdogan sudah mengeluarkan surat penangkapan bagi 42 jurnalis.
Ribuan tentara yang diduga mendukung atau simpatisan kudeta militer, ditangkap pihak keamanan pendukung pemerintahan Erdogan. (Foto: cnn.com) |
Erdogan Tangkap Ratusan Jenderal
Selain memberangus media massa, Erdogan juga melakukan penangkapan terhadap ratusan para jederal militer yang dianggap pro kudeta dan tidak loyal pada pemerintahannya. Sekitar 8.000 personel polisi di seluruh Turki dipecat, sebagai langkah pembersihan yang dilakukan pemerintahan Erdogan.
Tak hanya itu, sebanyak 103 jenderal dan laksamanan ditahan menyusul kudeta yang gagal menggulingkan Presiden Erdogan yang terjadi pada pekan lalu.
Sebelumnya, sebanyak 6.000 anggota militer, aparat kehakiman dan berbagai institusi negara ditangkap menyusul bentrokan di Istanbul dan Ankara yang menewaskan setidaknya 290 orang.
Dari semua tersangka yang ditangkap ini, tak kurang dari 100 orang yang diyakini terkait dengan kudeta yang terjadi pada Jumat pekan lalu itu.
Militer Turki melakukan percobaan penggulingan kekuasaan Presiden Erdogan. Tentara menutup jembatan Bosphorus, sejumlah tank ditempatkan di bandara Ataturk dan militer merebut sejumlah kantor media massa.
Erdogan sendiri beberapa jam setelah kudeta bersumpah untuk membersihkan seluruh organisasi di Turki dari penyebab revolusi tersebut.
Erdogan menuding ulama Fethullah Gulen sebagai dalang di balik kudeta. Dia juga membantah tuduhan yang mengatakan kudeta adalah rekayasa Erdogan untuk memperkuat kekuasaannya dan menghabisi lawan-lawan politiknya.
Sejak kudeta gagal itu, pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu melancarkan sejumlah aksi tegas seperti menangkap aparat keamanan, pegawai negeri sipil (PNS), guru, dan rektor universitas yang dinilainya berhubungan dengan Gulen.
Negara Barat dan kelompok pembela hak asasi mengecam langkah Erdogan selepas kudeta yang menewaskan sedikitnya 246 orang dan melukai dua ribu lainnya. (*)
Sumber: Reuters/Merdeka.com/Antara/Kompas